JW Lounge Terminal 1A


Ini cerita ketinggalan pesawat ketika aku menunggunya di JW Lounge Terminal 1A.

+++

Setelah ketemu dokter, sakit serak dan batuk sudah mulai reda (padahal belum makan obatnya, ngeliat susternya yang cantik ‘kali). Akupun akhirnya memutuskan tetap berangkat ke Bali dengan modal berbaik sangka, pasti sembuh saat sampai di Bali.

Masuk di Terminal 1A, kucoba merasakan sejuknya JW Lounge dengan modal UGM BNI Card (gara-gara datang saat reuni Kagama di TMII tahun lalu).

Kulihat di berbagai sudut orang-orang pada buka laptop, di dinding juga bertebaran poster IM2. Langsung kubuka juga laptopku, pikirku pasti ada hotspot disini. Ternyata aku keliru, tidak ada satupun sinyal WiFi disini, tetapi ketika kuhidupkan bluetoothku, munculah beberapa ponsel di laptopku.

Untung aku cuma blogger dan bukan cracker, jadi ya kudiamkan saja.

Sambil mengisi waktu luang, akupun melakukan berbagai aktifitas, tetapi tetap mendengarkan suara pemberitahuan tentang pesawat yang akan terbang. Panggilan masuk pesawat Lion beberapa kali terdengar di ulang-ulang, tapi tak satupun yang memanggil nomor kode pesawat yang akan kunaiki.

Aku jadi curiga, tapi mosok iyo gak dipanggil.

Jam 16.00 akhirnya terdengar juga panggilan untuk pesawat yang kutumpangi. Bergegas aku ke pintu A2 dan menyodorkan tiket. Melihat tiketku, petugas Lion langsung mengontak orang dengan HT-nya,”satu lagi, tunggu…!”

Terus dia panggil salah satu rekannya,”Cepat anter bapak ini, lari ya…!”

Yah?

Kok pakai adegan lari segala?

Kebetulan tas pakaian dan laptop tidak kubagasikan, waduh jadi harus berlarian dengan beban yang lumayan ribet. Wah, jadi kejar-kejaran di lorong airport nich.

Sampai di pintu pesawat, rupanya pintu pesawat sudah ditutup. Wah, apes bener hari ini.

Dimana sih salahnya ya?

Rasanya aku terus memperhatikan suara anouncer dan begitu dipanggil masuk pesawat aku langsung bergegas, masak bisa terlambat seperti ini?
Apakah “khusus” pesawat JT 018 Jkt-Dps beritanya nggak sampai di JW Lounge?

He…he…he… aku berbaik sangka sajalah. Toch akhirnya kembali pintu dibuka oleh cewek yang lebih manis dari suster kemarin. Cuma belum boleh masuk, harus menunggu dulu negoisiasi antar petugas bandara dengan pilot (kayaknya basa-basi tapi aturan bilang begitu, sehingga aku tetap berdiri di depan pintu masuk pesawat).

Setelah petugas bandara menyelesaikan urusannya, aku dipersilahkan masuk, pintu kembali ditutup dan akupun aman menuju tempat dudukku. Ternyata tempat dudukku udah diduduki oleh orang lain, tapi dia baik hati kok, langsung aku dipersilahkan duduk di kursiku (emang itu kursiku kok, he…he..he..!:-).

Selamat bertemu kembali Baliku, airport yang tak pernah berhenti bebenah. Lewat minimarket aku mampir untuk beli vitamin C dan obat batuk hisap. Semoga presentasiku lancar tidak terganggu batukku. Besok masih harus tampil lagi di Surabaya.

Alhamdulillah, berbaik sangka telah membuat aku bisa menjalani banyak hal dengan lebih lancar dari yang umumnya terjadi. Aku tetap bisa tersenyum dan tetap bisa membuat audience tersenyum, tertawa, tercenung, terharu, terkaget-kaget dan insya Allah tercerahkan dengan apa yang bisa kusampaikan pada mereka.

Alhamdulillah. Salam sehati buat semua teman dan sahabatku.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.