Pikiran, Tubuh dan Jiwa

Sampai ketemu di #BN2014

Artikel “Pikiran, Tubuh dan Jiwa” ini sering kupakai sebagai bahan mengajar pada mata pelajaran menikmati hidup dengan baik dan berpikir dengan sehat. Silahkan menikmatinya.

+++

Seperti yang sering kulakukan, sehabis jamaah sholat, kukumpulkan anak-anakku dan akupun mulai bercerita tentang LLD (lalu lintas darah).

“Andai tubuh kita ini bumi, maka lalu lintas darah akan melalui jalan tol, jalan non tol sampai ke gang-gang kecil dan akhirnya masuk ke rumah-rumah yang di dalam tubuh kita disebut sel”, begitu aku memulai.

Pembuluh darah kita panjangnya hampir mencapai 90.000 km atau 90 kali perjalanan dari Anyer sampai Panarukan (CMIIW) dan tidak semua dalam kondisi siap menerima aliran lalu lintas darah. Bila kita tak pernah berolah raga, maka pembuluh darah hanya akan membuka sekitar 1% saja, padahal fungsi pembuluh darah adalah sebagai jalan dari “mobil” pembawa “nutrisi” untuk rumah- rumah sel di tubuh kita.

Bila sel tidak kebagian nutrisi, maka sel akan menjadi sakit, sehingga dengan segala upayanya darah akan mengantarkan nutrisi ke seluruh sel di tubuh. Akibatnya kerja jantung akan makin berat sedangkan metabolisme tubuh terganggu karena pasokan nutrisi yang tidak lancar.

Dengan berolah raga secara rutin, maka pembuluh darah bisa membuka sampai 15 %, sehingga tubuh akan memproduksi darah “baru” untuk mengisi kekurangan darah di tubuh. Akibatnya, lalu lintas darah menjadi lebih lancar dan nutrisi lebih cepat sampai ke sel-sel karena jumlah darah juga bertambah.

Kelancaran lalu lintas darah sangat penting untuk meningkatkan kesehatan dan kekebalan tubuh terhadap serangan berbagai macam penyakit. Jadi kalau ada “obat” atau “benda” yang mampu mengobati segala macam penyakit, perlu dicermati bahwa ada kemungkinan “obat” atau “benda” itu tidak mengobati penyakit tetapi berfungsi sebagai katalisator agar darah dapat mengalir lancar.

Lalu lintas darah yang lancar, artinya mutu darah bagus (misalnya tidak kental) dan pembuluh darah tidak tersumbat atau terbuka dengan baik.

Penyelidikan lebih lanjut menyatakan, bahwa ternyata meditasi yoga ataupun tai chi dapat membuka pembuluh darah sampai 30% bahkan bisa lebih besar bukaannya, bila sudah mahir dalam bermeditasi. Kalau kita menengok para ahli Tai CHi dari negeri China, maka hasil penelitian ini bukan tidak mungkin adalah benar semata.

Mereka, para master Tai Chi itu, terlihat hanya melakukan gerakan-gerakan lembut dan sederhana, tetapi lihatlah, dalam usianya yang sudah tidak muda lagi, mereka terlihat segar dan jauh dari penyakit.

Demikian juga para guru-guru Yoga. Mereka terlihat selalu cerah ceria di umur berapapun dan disaat apapun.

Bagaimana dengan kekuatan dzikir?

Bukankah pola kegiatan dzikir tak jauh beda dengan pola meditasi ala Tai Chi maupun Yoga? Bukankah saat ini, sudah banyak guru-guru (ustadz) yang mengajarkan manfaat sholat untuk kesehatan? Om Google punya banyak data tentang gerakan sholat [yang benar] dibandingkan dengan gerakan Tai Chi. Kelembutan gerakan sholat, kepasrahan hati dan pola gelombang otak teta (4 hz) akan membuat tubuh menyerap energi alam dan membangkitkan energi tubuh yang luar biasa hebatnya.

Tubuh kita ini ibarat pabrik kimia yang luar biasa lengkap dan rumit. Semua jenis benda yang masuk ke tubuh akan dihancurkan dan disebarkan ke seluruh tubuh. Inilah perpaduan antara energi, darah dan cairan tubuh yang sempurna. Energi yang demikian besar ini sering tidak digunakan, seperti juga otak kita yang hanya sebagian kecil saja yang digunakan.

Sholat, dzikir, ataupun berbagai model meditasi lainnya, tidak akan menciptakan energi, tetapi hanya berfungsi sebagai pembangkit energi yang tertidur dalam tubuh manusia.

“Kalau kita rajin olah raga, lalu lintas darah lancar dan pembuluh darah membuka lebih besar, tetapi kita tidak memberi masukan makanan dalam tubuh, apa yang terjadi”, tanyaku pada anak-anak yang terlihat mulai memahami ceritaku.

“Ya tubuh kita tidak bisa membuat darah baru sebagai pengisi pembuluh darah yang terbuka donk. He..he..he.. bisa mati tuh pak”

“Nah, kalau begitu mari kita rajin makan (yang bener), artinya makan dengan gizi yang seimbang”

Kebanyakan protein, kebanyakan vitamin ataupun kebanyakan zat tertentu pasti bukan merupakan solusi hidup sehat. Pola makan kita saat ini memang luar biasa jeleknya. Makanan sampah (junk food) sudah menjadi dewa, bahkan pewarna ataupun pengawet makanan sudah sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari, tanpa kita sadari. Pola sarapan sehat sudah jauh melayang entah kemana.

Betapa larisnya bakso di pinggir jalan yang harganya murah dan rasanya “uenak” tenan. Apa rahasia mereka? Sayang memang, kadang-kadang mereka kurang perhatian dengan penyedap masakan yang lebih banyak mudaratnya dibanding manfaatnya.

Mwmang tidak semua bakso di pingir jalan seperti itu, tetapi sebaiknya kita waspada bila anak-anak mulai menyukai makanan yang (katanya) murah dan rasanya enak. Apalagi isu bakso daging celeng sempat beredar deras dan memang terbukti adanya.

Di restoran besar yang mengedepankan layanan cepat saji (fast food), ditengarai juga tidak memberikan makanan yang bergizi baik. Kadang terlampau over dan tidak seimbang, sehingga menyebabkan kegemukan. Pola makan 4 sehat 5 sempurna, yang dulu selalu menjadi panutan keluarga, sekarang sudah tidak terdengar gaungnya lagi.

Betapa susahnya mengajak anak makan sayur dan betapa jarangnya makanan buah di menu makan sehari-hari kita. Minuman jus yang dibelipun lebih banyak airnya daripada buahnya.

Di jaman krisis ini kalau mau tetap sehat, jauh dari stress lakukan hal-hal sebagai berikut :

  1. Saat sholat, niatkan untuk menghadap Tuhan dengan ikhlas, lakukan semua gerakan dengan lembut (tidak tergesa-gesa) dan bernafaslah seperti biasa, hanya saat menghembuskan nafas usahakan selembut mungkin.
  2. Usahakan minum air putih secukupnya dan makanlah dengan pola makan 4 sehat 5 sempurna, sarapan dengan mode yang sehat.
  3. Melakukan Olah raga yang kita sukai dan batasi semampu kekuatan badan kita, dengan minimal 3 hari seminggu dan 30 menit per latihan (bagi pekerja kantor, bisa ditambah dengan jalan kaki sebisa mungkin, misalnya tidak menggunakan lift atau saat makan siang dengan mencari lokasi yang bisa membuat jalan kaki).
  4. Selalu tersenyum menghadapi apapun yang ada di depan kita
Bergurau dengan siapa saja

Bergurau dengan siapa saja

Sumber bacaan :
Intisari “Mind Body and Soul” volume 3

24 komentar

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.