Toko Otak Kanan


Menjelang tengah malam kegiatan toko itu terhenti sudah. Wajah-wajah kelelahan menghiasi para pemilik toko yang bergerombol di teras toko. Makanan kecil sudah ludes, demikian juga minuman segar sudah lama lewat di kerongkongan. Yang tinggal hanya wajah-wajah yang lelah tetapi dengan pancaran sinar mata yang sangat optimis, pancaran semangat yang tak kenal menyerah.

Hari itu, adalah hari bersejarah buat mereka. Itulah hari ditandainya perjuangan Raksasa kecil melawan raksasa besar yang benar-benar besar.

Di sepanjang jalan “protokol” arah Jababeka Golf, berderet para raksasa besar, mulai dari Alfa Mart sampai Indomaret. Tidak hanya satu atau dua, tapi beberapa Mart ada di jalan kembar itu dan sekarang sebuah Mart Kecil meramaikan persaingan bisnis toko, meski masih mengkhususkan pada bisnis sembako dan makanan anak-anak.

Ke depan, raksasa “mart” kecil itu sudah mencanangkan untuk berubah menjadi raksasa kecil yang sudah besar, karena sudah mampu mengalahkan mart yang ada di sekelilingnya.

Awalnya raksasa kecil ini terlalu banyak mempunyai pemikir yang membuat ragu untuk bertindak, sehingga sang raksasapun “angler” tertidur, akibatnya jika tidak segera dibangunkan, maka bisa dipastikan raksasa kecil ini akan meninggal sebagai calon raksasa saja.

Beberapa teman dari TDA Bekasi terlihat mulai melakukan actionnya, tentu hal ini dipicu oleh adanya seminar gila yang diadakan oleh TDA Bekasi, tanggal 2 Agustus 2009 lalu.

Mereka mulai mengompori para aktivis toko mart kecil itu dan gayungpun bersambut. Rencana kepindahan toko kecil itu akhirnya terlaksana. Toko kecil itu akhirnya “hijrah” dari tempat yang tersembunyi menuju ke “dunia nyata” dan langsung berhadapan dengan para Mart lain yang sudah lebih dulu mapan.

“Action dulu baru pikir, habis itu urusannya mereka yang suka ngitung!”, begitu yang ada di otak kanan para aktifis toko kecil itu. Otak inilah memang yang sering mengajak kita untuk selalu bahagia.

Ruangan lantai satu NetCoMM yang tadinya sepi, karena kegiatan NetComm lebih banyak mempergunakan lantai II disulap menjadi sebuah ruangan toko yang cerah ceria, melambangkan suasana para pemilik toko bersama ini.

Inilah toko CiMart, sebuah toko yang lahir dari kepedulian para anggota milis Cikarang baru terhadap perlunya bersinergi membuat sebuah unit bisnis yang akan memacu para anggotanya untuk belajar menjadi pengusaha.

Milis CikaBar yang tadinya penuh hura-hura, bahkan sering memanas kalau sudah membahas ranah politik, berubah menjadi milis yang sejuk dan menyejukkan. Pembicaraanpun mulai menjurus ke arah ide pembentukan usaha bersama yang akan membuat anggotanya mempunyai mindset sebagai pengusaha dan tidak hanya punya mindset sebagai pegawai saja.

Ada beberapa anggota yang salah persepsi memang terhadap usaha bersama ini, sehingga mereka hanya menanamkan investasinya di UB CiMart dan kemudian mempercayakan pada para pengurusnya untuk memperbesar UB CiMart itu.

Itu diakui memang persesi yang kurang tepat. Cimarter sejati akan berusaha dengan segala daya dan upaya untuk saling bahu membahu membesarkan UB Cimart ini, tentu dengan kemampuan mereka masing-masing.

Yang ahli membuat rencana dipersilahkan untuk menuangkan gagasan rencananya, yang bakat menjadi pekerja dipersilahkan utnuk bekerja dalam rambu-rambu UB CiMart dan yang bagian nulis di blog juga dipersilahkan utnuk menuliskannya di blog mereka masing-masing.

Inilah sinergi yang selalu terpancar dari komunitas UB CiMart ini.

Otak kanan terus berputar, sehingga munculah ide untuk mempercepat pertumbuhan bisnis Cimart. Setiap CiMarter sejati diminta untuk membeli beras minimal 50 kg dalam sebulan, padahal kebutuhan beras untuk makan mereka tidak sampai 10 kg per bulan.

Lalu dikemanakan yang 40 kg sisanya?

Inilah suatu tantangan bagi CiMarter agar mampu menjual sisa beras itu. UB CiMart hanya tahu bahwa anggotanya telah membeli beras dan kemudian dapat mengambil beras lagi ke petani untuk dijual kembali pada anggotanya.

Beras murah berkualitas ini memang salah satu unggulan dari UB CiMart. Beras yang diambil langsung dari petani ini memang telah melalui beberapa survey ke beberapa penggilingan beras yang ada di sekitar Cikarang.

Apa komentar warga Cikarang terhadap model usaha bersama ini?

“Wah mantap ini, jadi dari kita ke kita ya?”

“Nah ini baru bener, jadi duit kita muter ke kita-kita juga donk”

“Tambahin item jualannya juga ya, biar bisa mampir terus ke toko CiMart”

“Aku ke CImart dulu kalau belanja, habis itu baru ke toko lain kalau memang di Cimart tidak ada”

“CiMart? Apaan tuh? Toko ya?”

“Cimart kok sering tutup sih?”

Jawaban beragam dari para warga Cikarang tentu merupakan lecutan cambuk bagi para CiMarter sejati, baik pengurus maupun anggota. Misalnya Toko yang sering tutup langsung ditindak lanjuti dengan menerima 2 [dua] penjaga toko baru.

Kurang lengkapnya item yang dijual juga langsung ditindak lanjuti dengan penambahan item yang dijual.

Semua tindak lanjut itu langsung ditangani oleh masing-masing CiMarter sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Kalau sudah begini, maka tidak ada lagi beda antara anggota dan pengurus, semuanya bahu membahu untuk melakukan yang terbaik buat CiMart.

Tercatat dalam pengawasanku [sebagai komisaris CiMart] beberapa anggota justru lebih berperan dibanding pengurus yang namanya tertulis dalam brosur CiMart.

Salah satu yang paling menonjol adalah pak Ceppi yang tadinya hanya sebagai anggota biasa, akhirnya diberi mandat sebagai Direktur Operasional khusus untuk bidang usaha Toko. Hasilnya toko Cimart yang tadinya berjalan tertatih-tatih kini mulai melompat-lompat dan sebentar lagi akan melaju dengan kencang.

Tentu banyak anggota yang menjadi terbengong-bengong dengan lompatan CiMart ini. Yang tadinya dirasa tidak mungkin dilaksanakan oleh CiMart, karena berpikir memakai otak kiri, ternyata mamu dilaksanakan oleh CiMart, karena sudah mulai menggunakan otak kanan.

Pindah toko ke pertokoan yang lokasinya sangat menantang? Kenapa tidak!

Setelah action pindah toko dilaksanakan, maka tindakan selanjutnya adalah mulai memikirkan action ini dan akhirnya ketemu juga kenapa CiMart memang harus pindah.

1. Harga jual CiMart sangat bersaing, bahkan di beberapa item jauh di bawah Mart yang lain [“di Cimart kok murah ya?”, kata anakku, “di tempat lain lebih mahal”, lanjut anakku]

2. Kalau hanya berusaha mencapai hasil sesuai target, maka kemajuan toko akan berjalan dengan sangat pelan, jadi diperlukan suatu target “breaktrough” agar ada lompatan kemajuan usaha.

3. Sumber daya manusia yang baru 30% aktif dan baru sekitar 10% yang aktif banget tentu masih memberikan peluang yang sangat besar bila mampu mengaktifkan sisa anggotra yang masih tertidur. Kepindahan toko ini diyakini akan mampu membangunkan mereka yang masih belum sempat aktif.

4. Silahkan tambahi sendiri

Namun di antara beberapa hal di atas, perlu juga dipikirkan ancaman yang ada :

1. Konsistensi dari semangat pantang menyerah yang sedang “on fire” ini jangan sampai “nggembos” di tengah jalan.

2. Peningkatan kualitas penjaga toko juga perlu dipikirkan, demikian juga wajah yang bening untuk menghidupkan toko [yang saat ini dipenuhi oelh wajah-wajah yang ganteng doank].

3. Pengelolaan logistik item yang dijual sangat perlu ditingkatkan, agar tidak ada lagi pasokan yang seret atau barang yang hilang dari peredaran.

Selamat berpikir dengan otak kanan, tetapi jangan lupa kita juga punya otak kiri untuk mengimbangi “action” dari otak kanan.

Sukses selalu CIMART !:-)

Kelompok Narsis

Kelompok Narsis

artikel terkait
Beras disurvei
Survey Beras [maning]

19 komentar

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.