Meresmikan Blogshop BeBlog Kompasiana

Selalu PeDe dimanapun berada

“Selanjutnya kami persilahkan pak Eko yang sedang moto-moto untuk membuka acara blogshop BeBlog ini”, demikian ucapan eMCe yang mengejutkanku.

“Mas, di susunan acara tidak ada acara peresmian tuh…”, kataku sambil mendekati mas Ipul, sang eMCe.

“Ini kejutan mas…surprise!”

Kutaruh cameraku di meja dan kuterima mic dari mas Ipul dan akupun langsung menebar pesona ke peserta Blogshop BeBlog yang bekerja sama dengan kompasiana ini. Tidak ada gunanya protes, masih lebih baik kalau tugas ini diterima meskipun tidak ada persiapan menyampaikan pidato.

Secepat kilat kuingat-ingat tips untuk memberi sambutan dan satu-satu kulaksanakan tips itu.

1. Tampil rileks, karena “gesture” tubuh ini akan sangat mempengaruhi kesan awal dari hadirin pada pemberi sambutan.

Sikap tubuh yang tidak pe-dhe akan langsung terbaca dan terasa oleh para hadirin.
Jadi aku langsung tersenyum sambil menarik nafas dalam-dalam, karena tarikan nafas ini memang dapat mengurangi perasaan “nervous”. Setelah aku mampu menguasai diriku, maka barulah aku mulai berbicara. Jangan mulai pidato selagi kita belum merasa siap, tapi jangan kelamaan diemnya, nanti ketahuan kalau kita gak pe-dhe.

2. Jaga kecepatan suara agar semua yang kita sampaikan mampu diserap oleh audience.

Terlalu cepat akan membuat suara kita tidak jelas terdengar dan tentu apa yang kita sampaikan jadi gak perlu didengar lagi.
Jaga artikulasi kita, agar semua kata yang keluar dari mulut kita diterima dengan benar oleh audience dan tidak salah tangkap.
Jaga intonasi kalimat agar tidak monoton dan membosankan.
Mic yang kupakai saat ini setelan “echo”-nya terlalu besar, cocok untuk penyanyi, tetapi untuk pidato kurang cocok, sehingga perlu menjaga kecepatan suara agar suara kita tidak saling menimpa yang akibatnya akan membuat apa yang kita sampaikan tidak diketahui maknanya oleh audience. Terdengar oleh hadirin, tapi tidak dimengerti oleh hadirin.

3. Ice breaking. Inilah bagian terpenting dari rumus berbicara di depan umum.

Pecahkan suasana kaku antara yang berbicara di depan [panggung] dengan yang hadirin. Untuk acara resmi, tidak salah kalau memakai podium, tetapi untuk acara yang tidak resmi banget, sebaiknya hilangkan pembatas yang ada di antara kita dengan hadirin.
Pada acara ini, ice breaking yang kusampaikan adalah sebagai berikut :

a. Kita ajak semua hadirin untuk bertepuk tangan. “Ayu kita bertepuk tangan untuk kita semua..!”. Tepuk tangan yang tulus akan membuat suasana langsung menjadi cair, tetapi jika kurang tulus, maka diperlukan kiat tambahan agar suasana segera cair.
b. “Saat kita tepuk tangan, maka sebenarnya kita seperti sedang memijat diri kita sendiri. Menurut yang saya baca di internet, maka tepuk tangan ini akan membuat kita menjadi awet muda. Untuk itu…..mari kita …….tepuk tangan lagi…”, dan bertepuk tanganlah para hadirin.
c. Karena merasa sudah cukup cair, maka akupun segera melanjutkan dengan pidato, sambil memberikan mereka semangat PAGI.

Dalam waktu tidak sampai 5 menit kuakhiri sambutanku dan kututup dengan peresmian blogshop BeBlog, yang bekerja sama dengan kompasiana.

Acara ini sendiri diliput oleh Televisi [TPI] dan Radio [Dakta]. Dilaksanakan bekerjasama dengan berbagai sponsor, mulai dari telkom, speedy, yes TV, dan masih banyak lagi yang belum tersebut [termasuk aku yang juga jadi sponsor tidak perlu kusebut, nanti dikira narsis].

Sukses Beblog !

+++

Selalu PeDe dimanapun berada

Selalu PeDe dimanapun berada

+++

Kiat ice breaking tambahan untuk kasus tepuk tangan.
Jelaskan pada hadirin bahwa hampir semua simpul syaraf yang ada di tangan ini berhubungan dengan banyak simpul syaraf di organ tubuh yang lain, contohnya banyak penyakit di organ lain yang dapat disembuhkan hanya karena tangan kita dipijat oleh tukang pijat.

9 komentar

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.