Dimanakah nikmatnya sakit?
“Masak orang sakit kok dibilang nikmat, dimana sih nikmatnya sakit?”
“Mana ada orang sedang sakit dibilang sedang menerima nikmat Tuhan, darimana pendapat seperti itu muncul ya???”
“Jempolku sakit kena infeksi dan aku jadi tidak bisa ke kantor maupun bertemu klien-klien kerjaku lagi, alhamdulillah karena di rumah terus, maka waktu bermain dengan anak istri jadi lebih lama dan lebih berkualitas”
“Saat sehat kita lebih sering bersenang-senang, kadang jadi lupa berbuat amal. Saat sakit kita jadi seperti diingatkan, bahwa hidup itu bukan hanya untuk berbuat dosa tapi juga untuk berbuat amal yang baik”
Begitulah kalimat yang sering kudengar saat berbincang masalah sakit.
Berbagai macam pemahaman bisa muncul terhadap kata sakit. Bisa disyukuri dan bisa juga disumpahin sampai sakitnya makin bertambah sakit.
Bagi mereka yang sehat, maka kata sakit itu seperti tersembunyi jauh di luar jangkauannya. Sama sekali tidak pernah terbersit kata sakit di kepalanya, bahkan ketika kata itu muncul, sering diabaikan atau malah dicoba untuk dihilangkan dari pikirannya.
Kalaulah ada yang sadar tentang pentingnya memperhatikan soal sakit, maka kesadaran itu hanya muncul di mulut saja atau di pikiran saja, tapi jarang yang bisa menerjemahkan dalam tindakan nyata.
Rumus sehat jelas sekali sangat sederhana dan mudah dilaksanakan, tetapi itu hanya di atas kertas. Di pembuktiannya, banyak kendala yang membuat rumus sehat itu jadi terabaikan.
Rumus sehat yang sederhana itu adalah Tidur Cukup, Makan berimbang dan olah raga teratur. Sebuah anjuran yang sangat sederhana dan dipastikan kalau diikuti akan membuat kita sehat secara natural tanpa pengaruh obat.
Yang terjadi kemudian adalah tidur larut malam [keasyikan menatap layar terpaku, online terus], makan makanan yang tidak bergizi atau terlalu banyak makanan yang berkadar kolesterol tinggi atau kurang suka makan buah, sayur dan makanan sehat lainnya.
Olah raga?
Waktu telah menyita hidupnya dan tidak ada lagi waktu untuk olah raga, bahkan jalan kaki di hari Minggu pagi juga sudah sulit dilakukan.
Jadi kalau kita kemudian sakit adalah sesuatu hal yang wajar. Sudah sunatullahnya, berlaku seperti itu.
Ketika sakit itu datang, maka semua hal-hal baik tiba-tiba muncul di hadapan kita. Kitapun jadi penuh rasa bersalah terhadap semua yang telah kita lakukan. Rasanya tiba-tiba muncul suatu kesadaran untuk berbuat yang lebih baik saat sehat nanti.
Sekarang ini yang sedang sakit adalah ibundaku tercinta. Sayangnya ibundaku benar-benar dalam kondisi yang sangat lemah, sehingga aku tidak tahu apakah Ibundaku bisa “menikmati” rasa sakit yang saat ini dideritanya.
Tubuhnya terus melemah dan penyakitnya terus bertambah. Mulai dari paru-paru kemudian serangan jantung ringan, ginjal dan terakhir serangan jantung yang lebih berat.
Sudah tidak ada lagi kemauan tubuh untuk bernafas, sehingga ibunda harus dibantu dengan alat bantu nafas. Aku yang tidak memahami masalah medis ini dan demikian juga adik-adikku tentu merasa sedih melihat tubuh Ibunda yang ditempeli bermacam-macam selang untuk menunjang kehidupannya.
Sudah hampir seminggu ini, selang-selang itu mengganggu kenikmatan Ibunda untuk bergerak. Dokter ahli syaraf juga sudah didatangkan untuk memeriksa dari sisi disiplin ilmunya, namun kemajuan kesehatan Ibunda masih belum juga terlihat perkembangannya.
Hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi nanti dan itu yang membuat keluarga serta kaum kerabat terus berdatangan untuk sekedar menguatkan hati kami dan membaca kalam Illahi untuk membuat hati kami jadi lembut.
Semoga nikmat [dibalik rasa] sakit itu dapat dirasakan oleh kita semua. Insya Allah. Amin.
+++
+++
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.
(mereka berdoa):
“Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah.
Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.
Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami.
Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir.”
+++
++
+
insya Allah cepet sembuh pak
semangat
SukaSuka
salam
Ibunda akhirnya menghadap pada Allah swt tepat pada pagi hari di hari Ibu, 22 Desember 2009
Insya Allah, itu adalah yang terbaik buat kita semua.
Amin
Salam
SukaSuka
makasi
SukaSuka
makasih juga
salam
SukaSuka
Ping-balik: Untuk Ibuku Tercinta « Kehangatan Blog Eshape
Salam Kenal Pak Eko,
Semoga keluarga Anda selalu diberikan kesehatan dan keselamatan. Saya orang awam mau numpang komentar. Kalau Pak Eko mengabungkan kata nikmat dengan sakit, maka menurut hemat saya sesungguhnya memang ada kenikmatan ketika diri kita ditimpa sakit. Secara lahiriah, tidak ada sakit yang nikmat, karena penderitaan dan rasa sakitnya. Tapi secara batiniah dan keimanan, baru bisa dikatakan bahwa sakit itu adalah kenikmatan karena keyakinan tinggi bahwa sakitnya adalah penggugur dosa-dosa dan pahala yang besar bila disikapi dengan kesabaran dan keikhlasan.
Ada beberapa dasar sehingga kita bisa mengatakan bahwa sakit itu adalah kenikmatan, seperti yang Rasulullah gambarkan melalui hadits-haditsnya, diantaranya :
Diriwayatkan Imam Bukhari dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang akan beroleh limpahan kebaikan dari Allah, lebih dulu akan diberi cobaan.”
Diriwayatkan Imam Muslim dan Imam Bukhari dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tidak satu musibah pun yang menimpa diri seorang Muslim, baik berupa kesusahan dan penderitaan, kesedihan dan kedukaan, maupun penyakit. Bahkan sepotong duri yang mencocok anggotanya, kecuali dihapuskan Allah itu sebagian dari kesalahan-kesalahannya.”
Ibnu Mas’ud RA berkata: “Saya bertamu kepada Rasulullah SAW, kebetulan ia sedang menderita demam. Maka kataku kepadanya: “Ya Rasulullah, badan anda sangat panas sekali!” Nabi SAW menjawab: “Memang suhuku naik, sampai dua kali lipat suhu badan tuan-tuan di kalau demam!” Kataku pula: “Sebabnya anda diberi pahala dua kali lipat pula!” “Benar demikian!” ujar Nabi SAW.”
Semoga Pak Eko dan keluarga besarnya menjadi orang yang beruntung, Amin.
SukaDisukai oleh 1 orang
Salam
Makasih mas Asep [bener ya namanya mas Asep?].
Semoga doa kita diterima Allah swt. Amin.
SukaSuka
Do’a Untuk Kesedihan Yang Mendalam
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَرَبُّ اْلأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمُ.
“Tiada Tuhan yang hak selain Allah Yang Maha Agung dan Maha Pengampun. Tiada Tuhan yang hak selain Allah, Tuhan yang menguasai arasy, yang Maha Agung. Tiada Tuhan yang hak selain Allah, Tuhan yang menguasai langit dan bumi. Tuhan Yang menguasai arasy, lagi Maha Mulia.”
اَللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ.
“Ya Allah! Aku mengharapkan (mendapat) rahmatMu, oleh karena itu, jangan Engkau biarkan diriku sekejap mata (tanpa pertolongan atau rahmat dariMu). Perbaikilah seluruh urusanku, tiada Tuhan yang hak selain Engkau.”
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ.
“Tiada Tuhan yang hak selain Eng-kau. Maha Suci Engkau. Sesungguhnya aku tergolong orang-orang yang zhalim.”
اللهُ اللهُ رَبِّي لاَ أُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا.
“Allah-Allah adalah Tuhanku. Aku tidak menyekutukanNya dengan sesuatu.”
SukaDisukai oleh 1 orang
Makasih doanya pak Ipung
Amin.
Semoga doa kita diterima Allah swt
Amin.
Salam
SukaSuka
Turut prihatin atas sakit yang diderita ibunda tercinta ya mas Eko, semoga segera diberi kesembuhan, dan semoga pula kesembuhan adalah yang terbaik buat beliau. Amin!
SukaDisukai oleh 1 orang
Makasih doanya mbak.
Amin.
Semoga doa kita didengar Allah swt.
Insya Allah.
Amin.
Salam
SukaSuka