Pengembangan Konten Lokal


Bersama mas Amril TG aku meluncur ke kantor Departemen Komunikasi dan Informatika di Jl Merdeka Barat. Perjalanan yang diperkirakan macet ternyata lancar-lancar saja, sehingga aku sampai di meja tamu sebagai peserta diskusi yang pertama.

“Pak absennya di nomor 5 saja”, begitu arahan sang penjaga buku tamu ketika melihat aku mau menuliskan namaku di nomor urut 1.

Ada dua tanda tangan yang kububuhkan di buku tamu. Yang satu terlihat nama judul lembar buku tamunya dan satunya lagi tak terlihat nama judulnya, hanya ada kolom tanda tangan saja. Mungkin nanti namaku mau diketik pakai mesin ketik ‘kali.

Begitu masuk ruangan, aku langsung cari posisi di depan layar agar kalau ada tampilan multimedia bisa jelas dilihat dan dibaca. Terlihat ada tiga layar besar di ruangan itu dan alhamdulillah sampai acara selesai ketiga LCD Projector itu tetap dalam kondisi hidup dan tanpa signal, karena memang tidak ada tampilan multimedai yang ditayangkan di tiga layar tersebut.

Pak Freddy Tulung lebih banyak bercerita panjang lebar tanpa bantuan perangkat multimedia, cukup dengan model verbal saja. Hampir semua hadirin terlihat puas dengan cerita panjang lebar dari pak Freddy, minimal aku sangat menikmati cerita yang disampaikan.

Disini mungkin kelebihan dan kekurangan pak Freddy, karena terlalu lama bercerita, maka sesi tanya jawab menjadi pendek, ditambah lagi jawaban pak Freddy terhadap pertanyaan yang masuk juga cukup panjang lebar.

Sebagian yang diceritakan pak Freddy hampir pernah didengar oleh para hadirin yang mayoritas adalah para blogger, meski begitu karena gaya bahasanya yang menarik, maka semua terlihat asyik-asyik saja.

Mas Pitra terlihat menunjukkan kehebatannya dengan mendengarkan wejangan pak Freddy sambil mencari sudut foto yang menarik.

Dari begitu banyak peserta diskusi ini, terlihat komunitas BeBlog paling banyak personilnya. Dalam undangan tercantum nama mbak Ratu, tetapi pada kenyataannya hampir semua pengurus lengkap hadir dalam acara ini. Mulai dari Mas Aris [ketua], aku sendiri [wakil ketua], dua penasihat mas Amril dan Om Jay, serta pengurus yang lain yaitu Dodie dan Ratu.

Bukannya panitia kecolongan, tetapi karena memang para pengurus BeBlog adalah aktifis juga di kelompok masing-masing dan diundang sebagai wakil komunitas masing-masing. Lihat saja mas Amril malah mendapat dua undangan, karena dia aktif di dua komunitas. Aku sendiri mewakili komunitas Blogger Cikarang, meskipun juga bisa dianggap menemani mas Iskandar admin kompasiana, karena hari ini aku memakai kaos komunitas kompasiana, persis dengan yang dipakai mas Iskandar [padahal tidak janjian derss code nich].

Mas Dodie yang pengurus BeBlog juga diundang bukan sebagai pengurus BeBlog tetapi sebagai wakil dari komunitas Blogger Depok.

Secara umum acara ini berlangsung sangat tertib dan cukup hangat. Banyak harapan yang ada setelah acara ini dilaksanakan. Sebuah tindak lanjut yang konkrit sangat dibutuhkan untuk meneruskan kick off ini.

Jangan sampai 77 ribu desa berdering tidak juga menjadi desa pinter [desa yang punya internet] karena hanya menjadi wacana saja tanpa ada action.

Para peserta diskusi terlihat sudah siap untuk diajak kerja sama dengan pemerintah tinggal bagaimana bentuk kerja samanya itulah yang masih perlu segera digodog oleh tim dari pemerintah. Para anggota diskusi pasti akan mendukung semua keputusan ataupun langkah dari pemerintah yang tidak memasung kreatifitas mereka.

Ini memang baru sebuah kick off dan masih ada bola panas yang siap diolah, digocek untuk dimasukkan agar tercipta goal yang diinginkan oleh semua pihak.

Salut buat pemerintah yang mau mendengarkan suara para blogger, semoga bisa menjadi awal yang baik untuk hubungan saling menguntungkan tanpa ada ikatan protokoler.

Selesai acara, maka mulailah acara yang sebenarnya yaitu kopdar para blogger mania. Mas Iskandar langsung menantang kota Makasar dan Yogyakarta sebagai ajang blogshop Kompasiana.  Ada ketua blogger makasar yang senyum-senyum mendapat tantangan dan ada juga Tika banget yang tergelak menerima tantangan itu.

“Aku sudah jarang ke Yogya mas, hehehe….”

Semoga acara Kompasiana di Yogya ini bisa kuhadiri, biar bisa kenal dengan para blogger Yogya.

Acara kopdar dadakan ini pun makin meriah dan akhirnya ditutup dengan adegan narsis berjamaah, baik berduaan maupun bertigaan.

+++

+++

+++

+++

Catatan Om Jay untuk acara ini :

1. Banyak web yg menulis tentang SARA dan sdh banyak yg melaporkan ke depkominfo, tapi depkominfo tdk bias berbuat banyak karena ketika web itu di delete, akan tumbuh kembali dengan alamat web yang bebeda.
2. Dalam diskusi ini Depkominfo mencari solusi (bukan hujatan dari para blogger), dan ingin mendapatkan masukan dari para blogger tentang content yg sulit untu dibendung
3. Muncul content yg positif dari para blogger, tapi ada juga yg negatif
4. Kementerian telah melaksanakana Program internet sehat dan aman bekerjasama dengan komunitas blogger
5. Membangun konten adalah usaha yg kreatif
6. Tiga tantangan dasar, globalisasi, demokrasi, dan iptek (bapak kepala Badan Informasi Publik Depkominfo, Drs Freddy H Tulung, MA)
7. Keterbatasan dimensi ruang dan waktu, teknologi bisa menjembatani ini.
8. Globalisasi masih menjadi issue central
9. Symbol-simbol demokrasi yg harus dijunjung tinggi, contoh kasus prita
10. Iptek yg terus berkembang, kasus digitalisasi, revolusi di bidang informasi
11. Muncul jenis bisnis baru di bidang tik, yg biasa disebut industry kreatif
12. Depkominfo telah banyak memberikan izin untuk radio dan televisi yg begitu banyak.
13. Tahun 2008-2009, repite assessment, sirkulasi uang di media penyiaran 50 trilyun per tahun dengan pertumbuhan 2 % pertahun. Fokus ada di Jakarta
14. Konvergensi, terjadi efisiensi dan efektifitas pemanfatan TI
15. Akan terjadi terintegrasi berbagai macam jenis layanan
16. Mekanisme regulasi akan berubah secara signifikan.
17. Sampai saat ini Kontent tdk ada peizinannya, sehingga ada kekuatiran dari pemerintah
18. Program depkominfo 77.000 desa berdering, menjadi desa pinter (punya internet)
19. Kita baru menjadi bangsa konsumen contoh Pembantu Rumah Tangga beli voucher
20. Depkominfo hanya menjadi regulator. Operator tetap pada public
21. Akan banyak content-content edukasi yang berisi pembelajaran buat masyarakat.
22. Bentuk kearifan local lebih dikedepankan dalam content
23. Konsumsi televisi anak-anak Indonesia rata-rata di atas 5 jam lebih tinggi daripada anak-anak AS yg hanya 4,7 jam per harinya
24. Sisi negative content harus kita carikan solusinya
25. Mari kita bersinergi untuk pemanfaatan TIK ini khususnya dalam pengawasan content
26. 5K merajai dunia (konektivitas, konvergensi, konten kreatif, kolaborasi, kontekstual)
27. Pendidikan content, karena sedikit sekali orang yg menulis (ivan lanin, Wikipedia)
28. Pelatihan blog dan internet kepada masyarakat.(mas aris), upaya gandeng walikota
29. Pemakai facebook di Indonesia sdh no. 2 terbesar di dunia setelah USA
30. Orang Indonesia tdk pintar menulis, karena tidak suka membaca

33 komentar

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.