My Name is Khan bukan Kan

Kawanku harus nunggu 6 (enam) jam di mall untuk menyaksikan film My Name is Khan. Sebuah film yang diunggulkan untuk menyabet banyak gelar di berbagai ajang penghargaan insan perfilman.
Inilah film Cinta yang sangat mudah ditebak endingnya tetapi ternyata sangat menguras air mata saat mengikuti perjalanan Cinta Khan (Shahrukh) pada Mandira (Kajol). Di awali dengan plot cerita yang agak terasa lambat dan monoton, cerita terus bergulir dan makin lama makin asyik untuk diikuti.
Adalah Khan, seorang penderita sindrom Asperger yang dididik dengan sangat baik oleh Ibunda tercintanya. Begitu sayang sang ibunda pada Khan kecil, sehingga Zakir, adik Khan, jadi sedikit terabaikan. Kecerdasan yang luar biasa dari Khan membuat ia lebih diperhatikan dibanding adiknya. Untungnya plot cerita tidak membahas hal ini dengan lebih detil, karena bisa jadi cerita akan lari dari fokusnya.
Cerita selanjutnya lebih menitikberatkan pada kisah cinta Khan pada seorang janda beranak satu, Mandira. Penontonpun dibuat tersenyum-senyum melihat cara Khan memikat Mandira dan juga anak kecintaan Mandira, Sameer. Kereeen banget caranya.
Cerita berubah menjadi menegangkan ketika terjadi peristiwa tanggal 11 September 2001 atau lebh dikenal dengan peristiwa 9/11. Warga muslim India dianggap sama dengan etnis Afghanistan. Kecurigaan masyarakat Amerika terhadap kaum muslim begitu membabi-buta, sehingga kehidupan Khan dan keluarganya ikut terseret dalam suasana yang sangat tidak menguntungkan.
Puncaknya ketika Samer harus menerima perlakuan kejam dari para pembenci kaum muslim. Adegan ini meskipun digarap kurang begitu bagus, namun cukup menimbulkan kesan betapa sakitnya kaum muslim di Amerika pasca 9/11.
Mandira bahkan rela untuk berpisah dengan Khan yang muslim, karena gara-gara kemusliman Khan, maka Samer dianiaya oleh teman-teman Amerikanya. Betapa hancur hati Khan berpisah dengan Mandira, sehingga Khan perlu menanyakan kapan bisa kembali berkumpul dengan Mandira.
Disinilah film mulai makin memikat. Ucapan Mandira yang minta agar Khan pergi menemui presiden untuk menyatakan bahwa mereka -etnis India- bukan teroris, telah membuat Khan punya niat untuk melaksanakan permintaan Mandira itu. Sebuah niat yang sangat gila, tapi itulah memang inti dari cerita ini.
Perjuangan yang sangat tidak mungkin dilakukan oleh seorang rakyat etnis India muslim. Dari sudut pandang manapun rasanya tidak mungkin seorang etnis India muslim bisa bertemu dengan seorang presiden Amerika Serikat, yang saat itu sangat alergi dengan etnis India Muslim.
Ini memamg petualangan yang luar biasa dari seorang yang biasa-biasa saja untuk menemui presiden sebuah negara Adidaya yang sangat sulit untuk ditemui.
Tidak pelak lagi, akting Khan memang sangat memikat. Ia begitu ganteng dan begitu pas memerankan sosok penderita autis. Pasti diperlukan penghayatan yang luar biasa dari seorang Khan yang biasanya berperan sebagai orang yang normal.
Kekuatan Cinta terasa sangat mendominasi cerita ini. Inilah kisah Cinta yang digarap dengan seting yang sangat berbeda dibanding kisah cinta yang pernah ada di film lain.
Akankah film ini sehebat film India pendahulunya, Slumdog Millionaire? Ataukah justru lebih hebat lagi, kita tunggu saja saat ajang penghargaan pada para insan perfilman dilaksanakan.
Tidak rugi antri berjam-jam untuk nonton film ini. Semua jempol hanya untuk film “My Name is Khan”
Ping-balik: PAA Film India (lagi) yang mengharu biru « Kehangatan Blog Eshape
filmnya sedih,, g mau nnton lg ah,, hehe
SukaSuka
ya udah kalau gak mau nonton
nanti cari film lain yang lebih baik
SukaSuka
jempol
SukaSuka
semua jempol buat KHAN !:-)
SukaSuka
good
SukaSuka
Good juga dariku
SukaSuka
sudah nonton.. ceritanya bagus dan menarik.. cuma kok khas indianya gak ilang ilang. (joget)
SukaSuka
hehehe….
itu sudah trade mark mereka deh
tapi porsinya kan minim banget tuh…
SukaSuka
wah,,,keren-keren…
film ini mengingatkanku pada pelajaran observasiku di kampusku beberapa minggu lalu,,
saat Dosennya mengganti jam pelajarannya dengan memutarkan kami film ini,,trus kami sekelas diberi tugas menuliskan data observasi terhadap para pemain..tapi yang ada malah hampir semua anak larut dengan filmnya…hahhaahahahaha
suka-suka…
SukaSuka
wakakakaka….
terus gimana donk?
diputer lagi ya pilemnya?
hahahaha….
SukaSuka
hahaha…
hasilnya data observasi yang ditulis yg diinget2 ajah dehh..hehe
kacau tugasnya…huahahaha..terlalu terpukau ama si Khan…wkwkwkwk
SukaSuka
Wow I must confess you make some very trnhceant points.
SukaSuka
belum nonton film ini… belum sempet juga, mudah-mudahan bisa nonton… penasaran sebagus apa ni film.
(http://nurafifah06.student.ipb.ac.id/)
SukaSuka
gak rugi deh nonton pilem ini
yang sudah nonton pingin nonton lagi banyak juga lho
salam
SukaSuka
wah mantep bgt postingannya
SukaSuka
makasih komentarnya ya
salam sehati
SukaSuka
dua kali nonton film ini,dan dua kali jg tetep terharu….sedih… *_*
selamat pagi mas eko… 🙂
SukaSuka
pagi mbak Irma
tak bosan-bosannya nonton pilem itu ya?
memang luar biasa
salam
SukaSuka
Saya belum pernah nonton film ini. Mudah2an suatu saat bisa menontonnya
SukaSuka
wajib nonton mas..
salam
SukaSuka
ya filmnya emang bagus kok.aq dah nonton.
SukaSuka
kayaknya semua orang sudah nonton film ini ya…
SukaSuka
Enak juga mbaca tulisan ini di ponsel.
Tulisan dan gambar bisa terbaca dengan baik.
SukaSuka
hapeku nggak bisa melihat blog ini
SukaSuka
Film India yang tidak banyak nyanyinya…
SukaSuka
Ping-balik: Khan di mataku | Komunitas Blogger Bekasi