Akhirnya Indonesia Menang melawan Malaysia


Sepanjang jalan yang kulalui, lokasi nobar di Yogyakarta terlihat semarak. Baik itu nobar di warung kecil, kios kecil maupun nobar di lokasi terbuka, misalnya di depan kantor pos besar Yogyakarta. Masyarakat Yogya terlihat masih sangat antusias mendukung TimNas Garuda melawan Harimau dari Malaysia.

Nobar di km 0 Yogyakarta

Nobar di km 0 Yogyakarta

Jalan-jalan di sepanjang kota Yogyakarta terlihat sepi karena semua masyarakat terpusat pada beberapa titik nobar Timnas Indonesia melawan Malaysia. Saat adzan Isya berlangsung, saat permainan sudah dimulai, maka penonton masih terpaku di depan layar nobar masing-masing. Masjid yang kulewati terlihat sepi kekurangan jamaah.

Aku bersyukur dalam hati, karena makin sedikit hujatan yang muncul saat timnas kalah dari Malaysia. Semoga masyarakat Indonesia makin sadar bahwa ini hanya permainan bola biasa. Bola bukan agama di Indonesia, sehingga tidak perlu terlalu fanatik, bahkan di agamapun kita diajarkan untuk tidak fanatik buta.

Saat memasuki menit-menit awal babak kedua aku terlambat masuk ke ruang Nobar di warung Mie Sehati. Ternyata Indonesia sudah kecolongan satu gol. Alhamdulillah, pemain Indonesia tetap bersemangat untuk mengejar ketertinggalan gol ini.

Banyak pesan masuk ke kotak suratku yang menyayangkan kegagalan penalti sang Kapten Utina. Semua ini wajar saja. Kemungkinan gol yang sudah 99 persen ternyata sirna karena sepakan yang terlalu lemah dan mudah dibaca, tapi itulah seninya sepak bola.

Para pemain memang terlihat agak “down” ketika penalti itu gagal, seolah mereka mendapat firasat bahwa Indonesia sedang tidak beruntung malam ini. Apalagi ketika gol bersarang di gawang Markus, terlihat permainan sedikit kacau.

Ini juga menjadi topik menarik di sudut-sudut kampung yang kulewati setelah selesai pertandingan. Di beberapa obrolan yang kudengar mereka mengambil topik kegagalan Firman Utina mengeksekusi tendangan penalti dan kecolongan gol cantik dari pemain Malaysia.

Deraian tawa mereka terlihat tanpa emosi menghujat. Kelihatannya mereka sudah memahami bahwa inilah yang terbaik buat Timnas Garuda kita.

Permainan mulai berubah ketika sebuah gol bersarang ke gawang Malaysia. Terlihat Ibu negara yang bersorak sorai menyambut gol ini, sementara bos RI-1 terlihat masih JAIM (atau tegang?).

Beberapa kali Gonzales terlihat terperangkap offside dan sayangnya keterusan sampai selesai pertandingan Gonzales tidak menghasilkan satu golpun ke gawang Malaysia. Lalu apakah popularitas Gonzales luntur karena hal ini? Semoga saja tidak, karena memang begitulah Malaysia menekan habis pergerakan Gonzales, sementara penyerang Indonesia lainnya terlihat belum bisa mengambil manfaat dari marking yang dilakukan terhadap Gonzales.

Bepe yang masuk menggantikan Firman Utina mencoba berbuat banyak tetapi hasil akhir pertandingan sudah jelas. Indonesia menang melawan Malaysia dengan skor 2-1.

Kalau mau ditotal, maka Indonesia dua kali menang melawan Malaysia dan sekali kalah saat tandang ke Malaysia. Kedudukan juga 2-1 jadinya, yaitu dua kali menang (5-1 dan 2-1) dan satu kali kalah (0-3).

Mau ditotal lagi? Indonesia memasukkan 7 gol dan Malaysia memasukkan 5 gol alias 7-5, jadi masih menang Indonesia.

Hidup timnasku. Terbang Tinggi Garudaku. Kepakkan sayap emasmu dan terus memperbaiki diri untuk masuk piala dunia, entah kapan !:-).

Garuda di dadaku, Mie Sehati warungku

Garuda di dadaku, Mie Sehati warungku

19 komentar

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.