Menabung atau Menceleng (?)
“Sudah menabung?”
“Bagaimana bisa menabung kalau untuk kehidupan sehari-hari saja gak pernah cukup?”
“Ini memang pertanyaan klise dan jawabannyapun tetap klise…”
“Tidak semua orang punya uang berlebih untuk ditabung. Pegang uang saja masih harus disyukuri, apalagi kalau bisa nyisakan uang di kantong. Yang terjadi adalah, begitu uang ada di kantung, maka tagihan yang menumpuk harus segera dilunasi. Ketika belum semua tagihan terlunasi, ternyata uang di kantung sudah habis…!”
“Uang memang bukan segala-galanya, tapi ternyata segala-galanya perlu uang untuk diwujudkan”
Itu juga adalah kalimat klise yang lain.
Banyak kalimat klise yang berhubungan dengan gerakan menabung.
Ada yang memandang dengan optimis dan ada yang memandang dengan pesimis.
Lalu, anda masuk golongan yang mana ya?
Semoga kalaupun belum bisa menabung secara rutin untuk memenuhi kebutuhan kita, maka kita masih tetap bisa menabung amal secara rutin.
Minimal dengan sebuah senyuman saja, kita sudah bisa menabung amal.
Pertanyaannya, bisakah dengan sebuah senyuman, kita punya tabungan berlimpah yang cukup untuk mengantarkan kita naik haji ke tanah suci Makkah?
+++
Sumber gambar : kiriman dari internet
Menabung kan tidak harus di bank…celengan bambu atau ayam pun bisa
masalah niat dan tekad…bukan masalah nominal
seratus rupiah atau bahkan 50 rupiah (kalau masih nemu hehehe) bisa kita tabungkan
masalah cukup atau tidak kebutuhan sehari-hari tergantung kita mengaturnya
SukaSuka
@Kazekane
Yes..
Benar deh komentarnya
Salam sehati
SukaSuka
nice…
sempatkan mengunjungi website kami http://www.hajarabis.com
sukses selalu..
SukaSuka
@Hajar Habis
Sukses selalu
Salam sehati
SukaSuka