Mengawal Asean Blogger Community Gathering

eMCe dengan dua Mic (by Yusnawir Yusuf)

“Tidak ada Jam Karet bagi Komunitas Asean Blogger.. Sebuah kata yg inspiratif dari MC @eshape #trulyasean @aseanblogger @XL123

Kicauan mas Irfan di atas membuatku merasa inilah saatnya Blogger Asean bisa menemukan ciri yang membuat mereka berbeda dari komunitas blogger lainnya.

Mas Aris, ketua Blogger Bekasi, pernah menulis tentang beberapa kebiasaan buruk Blogger, salah satunya tidak pernah suka tepat waktu. Hari ini terbukti benar apa yang dikatakan mas Aris. Beberapa blogger terlihat terlambat memenuhi undangan acara ini, meski demikian sikap panitia yang tegas membuat acara tetap berjalan sesuai waktu yang ditentukan. Pak Dirjen Djauhari Oratmangun yang baru masuk ruanganpun didaulat untuk langsung tampil di panggung karena memang sudah jamnya beliau naik panggung.

“Hari ini menjadi saksi bahwa blogger juga bisa tepat waktu dan jauh dari jam karet”, ucapku disambut tepuk tangan para blogger.

Aku memang selalu menghargai mereka yang sudah datang duluan dalam suatu acara. Sejak aku mahasiswa, sampai sekarang aku selalu membuat susunan acara dengan mengorbankan sang ketua panitia. Dalam susunan acara yang kubuat, biasanya ketua panitia selalu kutaruh di pembukaan acara. Dengan demikian acara akan terjaga waktunya.

Konsekuensinya, ketua panitia harus mau untuk berpidato dengan menyesuaikan jumlah hadirin. Kalau hadirin masih sedikit, maka pidato boleh dipanjang-panjangkan. Kalau pesertanya sudah banyak, maka pidato hanya sepatah dua patah kata saja, karena hadirin memang menunggu acara inti dan bukan meunggu sambutan ketua panitia.

Ratusan acara sudah kubuat dan hampir semuanya sukses. Sayangnya hari ini aku membuat kesalahan dengan melupakan sambutan ketua panitia. Sebuah kesalahan yang harusnya tidak mungkin terjadi mengingat pengalamanku sampai saat ini. Namun begitulah kata pepatah gaul, “sepanda-pandai tupai melompat tetap saja dia tidak bisa ngetwit!”. Akupun tidak mempersilahkan ketua panitia untuk memberikan sambutan. Wow..bisa dibayangkan wajah-waah panitia yang tahu kalau aku salah mempersilahkan pembicara.

eMCe dengan dua Mic (by Yusnawir Yusuf)

eMCe dengan dua Mic (by Yusnawir Yusuf)

Di acara Asean Blogger Community Gathering ini aku memang kebagian jadi eMCe dan harus mengawal acara mulai habis Dhuhur sampai buka puasa. Bisa dibayangkan suasananya. Ngantuk dan tidak bisa ngemil, itulah tantangan dari para pembicara di acara ini.

Sungguh luar biasa antusias para blogger di acara ini. Pada saat sedang enak-enaknya istirahat harus mencerna bahasa komputer dari Mr Jans Willem Blankert maksudnya bahasa Inggris yang diseret begitu saja dan micnya tidak dekat dengan mulut). Untung juga ada “penterjemah khusus” (Djauhari Oratmangun)yang membuat paparan Mr Willem jadi semakin jelas.

Asean blogger community gathering (10)

“Satu Visa untuk seluruh negara Asean yes, satu mata uang untuk Asean? Nanti dulu!”

Di beberapa tahun ke depan memang sedang digagas adanya satu visa saja untuk seluruh negara Asean. Cukup mempunyai visa ke Indonesia (misalnya) dan tidak perlu nyari visa lagi kalau akan mengunjungi negara lain yang ada di Asean.

Paparan menarik ini masih dilanjutkan dengan paparan dari para blogger yang gemar fotography, amupun yang memang profesional di bidang fotography.

“Untung aku datang di acara ini mas. Sungguh sulit mendapatkan tips seperti ini di buku mereka atau di blog mereka”, kata salah satu fotographer yang fotomnya kuambil sebagai salah satu hiasan di artikel ini.

Mas Barry Kusuma (blogger), dan Pak Deniek Sukarya bergantian menampilkan karya mereka di depan para blogger. Decak kagumpun bersahutan di ruangan. Tips-tips mereka luar biasa memberi inspirasi bagi para blogger.

“Saya hanya berjarak sekitar 3 meter dari binatang buas ini dan kalau dia bergerak menerkam, maka wassalam sudah”, begitu komentar mas Barry ketika menampilkan foto Komodo yang sedang mengeluarkan lidahnya. Mengapa mas Barry memakai lensa normal dan tidak memakai lensa tele dibahas detil di paparannya.

“Saya hanya membayar upah tukang becak untuk mengayuh becak dari sini ke sana dan bukan membayar tukang becak karena dia saya foto”

Pak Deniek begitu gamblang menggambarkan bagaimana membuat foto yang punya hati. Teori memang penting tapi lebih dari itu yang paling menentukan adalah hati yang dipakai untuk memotret obyek kita. Luar biasa ! Mas Wisnu Samikuring juga tampil penuh senyum ketika mengawal mereka sebagai moderator sesi foto ini.

Paparan terakhir adalah paparan kisah travelling dari dua cewek cantik. Shita Laksmi dan Nancy Margaretha. Kitapun jadi lebih mengenal negara-negara lain yang pernah mereka kunjungi.

Asean blogger community gathering (19)

Yang menarik adalah komentar mas Banyu saat menjadi moderator acara ini. Tanpa terasa waktupun sudah menjelang buka puasa.

“Silahkan para blogger langsung masuk ke ruang makan lewat pintu belakang dan kemudian masuk ke ruang ini lagi lewat pintu depan. Jangan lupa tanggal 17-18 September 2011 kita bertemu lagi dalam acara Amprokan Blogger di Bekasi. Silahkan daftar di TemuBlogger

Ajaib, semua blogger dengan tertib masuk ruangan makan dan kemudian kembali ke ruangan untuk menonton film dokumenter tentang Jakarta Tempoe Doeloe. Sebuah film yang layak tonton dan sayangnya tidak semua blogger menonton film bagus ini.

Yang membuat aku berkata ajaib adalah suasana yang tenang tenteram saat antri mengambil makanan. kok hebat banget ya blogger hari ini? Tertib teratur dan tetap rajin ngetwit sambil mengikuti semua acara.

Apa mungkin karena ada hadiah blackberry dan Android di acara lomba Tweet Asean Blogger Community Gathering?

Apapun itu, terima kasih untuk para blogger yang begitu santun dan tetap menunjukkan eksistensinya sebagai blogger dalam mengikuti acara Asean Blogger Community Gathering. Salam sehati.

Asean Blogger Community Gathering (by Salsabela)

Asean Blogger Community Gathering (by Salsabela)

Sampai di rumah narsis dulu sebelum tidur.

Logo Asean Blogger Community

Logo Asean Blogger Community

12 komentar

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.