Ibu – Satu yang paling berharga MORIYAMA Tsuru (review)


“Pak, BACA!”, kata Lilo padaku.

Aku membalasnya dengan pandangan cape meski tetap berusaha tersenyum. Lilopun maklum dan langsung memasukkan sebuah buku komik ke dalam tas kerjaku. Kubiarkan Lilo menutup tasku dan akupun menenteng tas itu menuju ke luar rumah.

Adegan itu kini terekam kembali dengan sangat  jelas. Pandangan mata Lilo dan semangatnya untuk membuatku membaca buku itu, persis dengan tokoh yang ada di Buku Komik berjudul “IBU”, Satu yang paling berharga karangan MORIYAMA Tsuru.

Yah, aku memang akhirnya membaca buku itu ketika membuka tas kerjaku. Sebuah buku yang tipis dan dibaca dari kanan ke kiri, seperti cara baca Al Quran. Kubaca halaman pertama dan ternyata itu adalah halaman terakhir. Ada gambar seorang ibu yang terlihat dari belakang dan tulisan pendek “selesai”.

Aku baru sadar kalau salah memulai baca buku ini. Akupun mengikuti cara baca Al Quran dan membuka buku ini dari kanan. Ada beberapa judul di daftar isi dan akupun berniat untuk membaca salah satu cerita saja, sekedar menyenangkan Lilo. Kalau nanti Lilo bertanya aku bisa menjawab dengan bekal satu cerita dalam rangkaian cerita ini.

Subhanallah, komik Jepang ini Islami banget. Tidak bisa hanya membaca satu cerita saja, semuanya mengalir begitu saja, tahu-tahu semua isi buku tipis ini sudah selesai kubaca. Tahu-tahu juga airmata sudah berlelehan di pipiku, tanpa bisa tertahan lagi.

Aku terisak-isak sendiri membaca buku ini. Kenangan pada Ibu memang salah satu pemicu air mata panas ini membasahi pipiku, tapi buku ini memang sangat layak baca untuk siapa saja.

Komik ibu di goodreads

Sebuah kisah single parent, orang tua tunggal, yang sangat manusiawi. Sosok Ibu digambarkan sebagai orang yang tak kenal lelah, tapi tetap digambarkan apa adanya. Ibu memang mempunyai sifat manusiawi yang tidak selalu seperti nabi. Ibu bisa salah, ibu bisa mabuk karena minuman keras (sake), tapi Ibu tetap Ibu yang sangat mencintai anaknya.

Sang anak juga digambarkan sebagai anak yang apa adanya, bukan anak yang superior, tapi anak yang sangat menggembirakan orang tuanya. Dia hanya anak biasa, yang takut dengan preman di lingkungannya. Seorang anak yang terpaksa mencuri mainan karena dipaksa oleh anak-anak bengal yang kurang kerjaan.

Seorang Ibu yang sangat memahami anaknya dan seorang anak yang sangat memahami ibunya. Sebuah kombinasi yang sangat pas tetapi ditampilkan apa adanya. Sesuatu yang sangat bisa terjadi di antara kita dan sangat berbeda dengan kisah di dunia sinetron yang lebih sering bicara tentang mimpi, kebetulan ataupun amnesia.

Sebagai anak yang mendambakan sarung tangan kulit tentu sangat kecewa ketika hanya mendapat sarung tangan bukan kulit buatan ibunya sendiri. Ibu mana yang tidak sakit hati ketika hadiahnya dilecehkan oleh anak satu-satunya yang dia sayangi.

“Sesungguhnya orang yang paling bisa menyakiti hatimu adalah orang yang paling kamu cintai”

Bisa dibayangkan betapa sakit hati sang Ibu, dan sikap kasarnyapun muncul. Kemarahannya membuat anaknya dibentak. Ini sungguh adegan yang  manusiawi. Bagiku, adegan ini termasuk salah satu adegan yang sangat menyentuh. Ibu juga manusia yang bisa marah ketika capek dan hasil karyanya tidak dihargai oleh orang yang paling dia cintai.

Selesai membaca buku ini aku langsung berkicau di twitter. Air mata masih membasahi pipi dan hidung masih seperti pilek sehabis terisak-isak sendirian. Terima kasih mas Lilo sudah membuatku membaca buku ini.

komik ibu MORIYAMA Tsuru

komik ibu MORIYAMA Tsuru

18 komentar

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.