Tendangan Dari Langit : Film yang laik tonton (resensi)


Tadinya mau nonton Kung Fu Panda atau Transformer, tapi ternyata dua film itu hanya main di Empire jalan Solo dan tidak main di Amplas (Ambarukmo Plaza) Yogyakarta, jadinya kita sepakat nonton film Tendangan dari Langit!

Tentu saja kedua anakku yang cewek tidak punya pilihan lain selain nonton film ini. Tayangan di studio yang lain lebih tidak menarik bagi mereka, jadi dipilihlah yang paling menarik dari tayangan yang tidak menarik.

Tendangan dari Langit

Tendangan dari Langit

Film yang tadinya kupikir biasa-biasa saja ini ternyata makin ke belakang makin menarik ceritanya. Awal cerita dan tema sepertinya mirip dengan film-film olah raga Indonesia, baik tentang bulu tangkis atau sepak bola, tetapi film ini digarap dengan lebih halus dan lebih kental nuansa kejawennya.

Peran Sudjiwo Tedjo sangat menarik di film ini, mirip dengan peran Mamiek Sri Mulat, seorang ayah yang sangat tidak mendukung anaknya berolah raga. Mereka berdua mempunyai sejarah sendiri tentang olah raga yang digandrungi oleh masyarakat Indonesia, baik itu bulu tangkis maupun sepak bola.

Peran sentral Wahyu yang dimainkan dengan apik oleh Yossie, mampu membuat penonton terkuras emosinya. Kecemerlangan Wahyu dalam mengocek bola dan dunia SMA yang begitu cerah ceria mampu digambarkan dnegan baik oleh Hanung Bramantyo, sang sutradara.

Kehidupan coach Timo di Persema juga digambarkan secara singkat dalam film ini. Strategi pelatih yang salah ternyata berimbas bagi anak-anaknya yang diganggu oleh para pendukung Persema.

Permusuhan dan persahabatan antara Arema dan Persema digambarkan Hanung dalam sebuah dialog singkat yang menyentuh.

“Pak mau ke Malang? Saya mau numpang”, tanya Wahyu ketika harus ke Malang tapi sepeda motornya bocor ban.

“Kamu Persema ya?”, jawab salah satu penumpang mobil

“Iya pak”

“Aku Arema!”

Penontonpun langsung terdiam, dan beberapa tertawa kecut. Mereka bisa merasakan aura perbedaan antara Persema dan Arema. Kalau di Yogya seperti PSS Sleman dan PSIM Yogyakarta. Hanung kemudian menambahkan dialog tambahan yang membuat suasana jadi cair kembali.

“Aku Arema, kalau kawanku ini Persema”, kata sang penumpang mobil itu

Wahyupun akhirnya bisa tersenyum lebar karena dapat ikut menumpang mobil ke Malang untuk ikut try out. Warga desa Wahyupun jadi ikut gempar ketika mendengar bahwa Wahyu diterima di Persema. Sebuah klub yang tiap main mereka tonton, ternyata akan memainkan anak dari kampung mereka.

Sudjiwo Tedjo tersenyum renyah ketika tahu anaknya terkenal di kampungnya. Sangat berbeda dengan jaman ketika dia masih seusia Wahyu anaknya.

Film inipun seperti biasa dibumbui dengan cerita cinta yang tidak terpisahkan dari alur utama cerita. Wahyu yang jatuh hati pada Maudy, ternyata mendapat tanggapan yang membuat Wahyu selalu seperti melayang di udara.

Maudy Indah pacar Wahyu Tendangan dari Langit

Maudy Indah pacar Wahyu Tendangan dari Langit

Akhirnya memang Wahyu melakukan kesalahan yang fatal bagi Maudy, sehingga dia harus dicampakkan dari kehidupan Maudy. Dua kegembiraan Wahyu telah dirampas oleh kekejaman dunia dan Wahyu hanya bisa meratapi nasibnya. Malam-malam yang gelap menjadi kawan Wahyu sampai akhirnya dia menentukan bahwa dia harus memilih. Cinta pada Maudy atau pada Bola.

“Aku sudah menentukan pilihanku pak. Aku memilih BOLA!”

Sebuah pilihan yang sulit, karena sebenarnya dua-duanya mempunyai tantangan yang berat. Maudy jelas-jelas telah menutup hatinya buat Wahyu dan Bapaknya masih trauma dengan kejadian masa mudanya ketika berhubungan dengan bola dan Persema.

Kembali Hanung membuat cerita mengalir dengan nyaman dan film ini langsung mirip dengan film import dari Hollywood. Tonton saja kalau penasaran dengan film ini. Bersama keluarga tentu lebih meriah dan keluar dari bioskop bisa saling bercerita, saling berkomentar tentang Wahyu maupun Irfan Bachdim.

Film ini tidak hanya mempunyai cerita yang mengalir lancar, tapi juga penuh dengan pemandangan indah dari Bromo. Ada juga cuplikan pertandingan bola yang sangat menarik antara Persema melawan lawan-lawannya.

Mari kita nikmati kota Yogya yang Istimewa dengan tontonan yang istimewa juga.

+++

Review ini ditulis oleh anggota Blogger Jogja Berhati Nyaman
Gambar diambil dari Facebook Maudy dan Tendangan dari Langit

10 komentar

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.