Kisah Hikmah : Berbagi dan terus Berbagi

Camera G12 plus tele

“Din, aku ini heran, gajimu kan tidak jauh beda dengan aku, tapi kok kamu bisa begitu gampang memberi uang ke orang lain ya?”

“Semua ini karena ajaran pak Dhe saja mas”

“Apa katanya?”

“Kalau kita ingin kaya, maka harus rajin sedekah”

“Wah pak Dhe ngasih ajaran kuno bin klise tuh”

“Iya sih, tapi coba kita pikir baik-baik. Selama ini rejeki yang kita dapatkan itu darimana sih? Bagaimana proses rejeki itu datang sering kita tidak memperhatikan. Kadang kita malah merasa rejeki yang datang itu bukan hadiah yang patut kita syukuri tapi suatu hal yang harus kita terima dan kalau bisa lebih dari yang sudah diterima”

“Gak bersyukur donk kalau begitu”

“Dan itulah yang paling sering kualami sebelum pak Dhe memberiku nasihat kuno bin klise itu. Boros sedekah pangkal kaya!”

“Pasti pak Dhe cerita juga tentang matematika sedekah. 10-1 bukan 9 tapi 99 ! Iya kan?”

“Nah kan sudah tahu…”

Canon G12

Sambil ngobrol Udin mengeluarkan camera dari tasnya. Sebuah camera prosumer yang masih baru. Canon G12. Mata Khalid langsung melotot melihat camera baru Udin.

“Yah, baru kemarin punya camera baru sekaramg sudah punya yang lebh baru ya?”

“Yang kemarin sering kupakai  itu bukan punyaku mas. Itu punya Redaksi majalah kita. Kalau yang ini baru punyaku mas”

“Halah Din, ngakunya camera punya majalah kantor tapi kan belum pernah kulihat camera itu dipakai oleh selain kamu kan?

“Hahahaha…. ada juga yang makai selain aku, tapi memang prosentasenya kecil. Mungkin mereka tahu aku butuh camera itu, sehingga  mereka segan meminjamnya dari tanganku”

“Terus kok beli lagi?”

“Nah yang G12 ini pemberian orang melalui orang lain”

“Aku tak paham maksud kata-katamu Din”

“Ada orang yang melihat aku masih pakai camera pocket dan dia ingin aku pakai camera prosumer”

“Terus?”

“Dia bilang ke orang lain, ini Udin dikasih camera seperti punyaku donk, masak pemimpin redaksi kok masih pakai pocket camera”

“Terus?”

“Nah kalimat dari orang itu ternyata dilaksanakan benar oleh orang lain lagi dan kemarin dia ngasih camera ini ke aku”

“Wah rejeki Din. jadi punya dua camera donk”

“Yang benar tiga mas. Masih ada satu lagi DSLR di rumah”

“Kamu itu mau kerja atau mau jadi tukang foto Din?”

“Hahahaha…. kerjanya kan motret !”

Camera G12 plus tele

Udin jadi ingat beberapa bulan lalu dia pernah berdoa ingin punya camera sendiri, sehingga bisa nyaman memakainya dan tidak harus menyerahkan cameranya jika sewaktu-waktu dipinjam oleh yang punya.

Yang agak susah diingat adalah kapan dia pernah bersedekah dengan lebih ikhlas sehingga tiba–tiba dia mendapat hadiah sebagus ini. Dipandangnya juga Ipad yang ada di mejanya. gadget yang mahal itupun didapatnya secara gratis padahal dia tidak pernah mimpi untuk membeli Ipad, karena dunia Apple sangat berbeda dengan dunia Windows yang digelutinya sampai saat ini.

“Semua sudah ada yang mengatur Din. Jalani saja kehidupan yang hanya sementara ini. Nikmati baik-baik, bersyukur dengan cara memakai hadiah yang kamu terima dengan sebaik-baiknya. Gunakan untuk hal-hal yang baik dan hindari menggunakan untuk hal-hal yang buruk”

Nasihat pak Dhe itu terus diingatnya dan Udin memang tidak ingin dia lupa akan nasihat sederhana, kuno dan klise itu.

14 komentar

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.