The Raid : Plot cerita sederhana yang sangat kuat di karakter

Bagi penggemar film action, semacam film expandable, maka menonton film ini layaknya menyaksikan perpaduan antara Jet Li, Statham dan jagoan kungfu lainnya. Bedanya pemeran film The Raid asli Indonesia dan gaya pertarungannya benar-benar ala Indonesia, meskipun sutradaranya bukan dari Indonesia.
Koreo pertarungan, baik memakai senjata tajam maupun tangan kosong benar-benar sangat menawan. Adegan per adegan sangat menantang dan selalu ada yang baru dalam setiap pertarungan.
Plot cerita sendiri sangat sederhana. Dimulai dari sebuah bus yang memuat tentara dari kesatuan elite yang masih pemula, meluncur menuju sebuah markas penjahat kelas kakap di sebuah kota. Pertarungan tidak bisa dihindarkan antara para tentara melawan para penghuni markas.
Akhirnya keadaan berbalik 180 derajat. Rombongan tentara yang datang untuk menggerebek markas sang penjahat justru menjadi bulan-bulanan para penghuni markas. Pemburupun berubah menjadi yang diburu dan sepanjang film adegan perburuan serta pertarungan benar-benar menghabiskan nafas para penonton.
Ketegangan dibuat terjaga di sepanjang film sampai akhirnya tepuk tangan membahana tanpa bisa ditahan lagi ketika jagoan mereka berhasil mengalahkan rival utamanya. Akupun jadi tersenyum, teringat waktu masih suka nonton di bioskop Widya Yogyakarta. Setiap sang jagoan berhasil mengalahkan musuhnya maka tepuk tanganpun memenuhi seluruh ruangan bioskop.
Saat ini sudah jarang mendengar ada penonton bertepuk tangan saat sang jagoannya menang, tapi hari ini aku menyaksikannya kembali. Sudut pengambilan gambar yang pas juga ikut membuat film ini menjadi lebih hidup dan lebih bernuansa Indonesia, meskipun sepintas lalu film ini benar-benar mirip film hollywood.
Ray Sahetapi bermain sangat bagus memerankan tokoh jahat yang sangat sadis. Meskipun perannya membuat tidak bisa terlalu sering muncul di layar, tetapi membuat film ini tidak kehilangan roh sadisnya. Peran sebaliknya disandang oleh Iko Uwais, yang tampil sangat memukau.
Wajah tampan, atletis dan lentur membuat Iko terlihat sangat pas memerankan tentara baru yang sangat bertanggung jawab terhadap misi dari komandannya. Sang komandan justru terlihat kurang berkarakter dalam memainkan perannya.
Yang paling ditakuti oleh penonton tentu adalah Mad Dog yang sangat setia pada Ray Sahetapi dan punya kemampuan bela diri yang di atas semua pemain yang ada. Tinggi tubuh Mad Dog yang tidak setinggi pemain lainnya ternyata menyimpan kelebihan yang sangat luar biasa. Tubuhnya sangat luwes, ulet dan kuat, sehingga pertarunagn macam apapun dilayaninya.
Penonton benar-benar dibuat khawatir dengan kemampuan Mad Dog dan kondisi para jagoannya yang ilmunya masih kalah jauh dengan Mad Dog. Salut buat sutradara yang begitu piawai meramu semua adegan, sehingga dari awal sampai akhir kita disuguhi tontonan yang mengasyikan plus menegangkan.
Ketegangan terus dipertahankan di sepanjang film, bahkan seolah-olah tubuh kita ikut merasa remuk melihat penderitaan para tentara dalam menumpas para penjahat yang ada di markas itu. Tanpa terasa, tahu-tahu film sudah mendekati akhir dan akhirnya harus berakhir.
Tulisan inipun berakhir disini. Yang perlu diperhatikan sebelum nonton film ini antara lain adalah :
1. Ini adalah film dewasa yang sarat dengan kekerasan cenderung brutal.
2. Dengan alasan apapun, sebaiknya anak kecil tidak diperkenankan untuk melihat film ini. Terlalu sadis dan brutal.
3. Anda gemar Jet Li? Tidak ada salahnya nonton film ini. Meskipun tidak seindah Jet Li dalam bertarung, tetapi terlihat kekuatan besar di balik penampilan para pendekar dari tanah air ini.
4. Jangan mencoba menonton film The Raid kalau anda punya penyakit jantung.
Selamat menonton.
+++
Semua gambar diambil dari FB Film the Raid
film yag benar-benar keren… sudah 3 kali saya nonton tapi nggak bosan. semua unsur nya masuk,dari kerja sama,kasih sayang,tolong menolong dll… nice movie. semoga benar-benar ada lanjutannya yang kira-kira berjudul BERANDAL
SukaSuka
Hahaha…
sudah ada tuh film berandal ciliwung
salam sehati
SukaSuka
penasaran aja. yang bener itu kesatuan khusus dari tentara atau polisi? kalau untuk operasi semacam itu sih menurutku (cmiw) polisi. kalau tentara adalah untuk pertahanan negara, kecuali sih diperbantukan, tapi tetap kesatuanya punya polisi. sekali lagi cmiw.
setuju banget film nya mantep. memang agak (sangat sadis). istriku pada setiap adegan brutal selalu tutup mata. tapi menurutku walau sadis, tetap artistik.
mungkin akan lebih baik, sebelum nonton the raid, nonton dulu filmnya iko dengan sutradara yang sama, judulnya ‘merantau’. kira2 akan ada benang merahnya.
salam dari bekasi.
SukaSuka
anda benar mas Kamal
bukan tentara tetapi kesatuan dari polisi
salam sehati
SukaSuka
keren,,
film the raid emang keren bgd..
kita mesti buktiin pada dunia kalau indonesia tu punya citra prfilman yang bagus,
seperti merantau,merah putih,dll.
good..
patut diacungi jempol..
SukaSuka
Yes
Kita bisa bikin film yang lebih bagus dari buatan manapun
Salam sehati
SukaSuka
semoga saja ini menjadi awal kemajuan perfilman indonesia,
yg selama ini di penuhi film horor yg ga jelas,,
film the raid ini mmng patut di ancungi jempol,,
ga bosan untuk di tonton berapa kali pun,,
SukaSuka
yes !
barusan nonton film kungfu pocong perawan
ceritanya benar-benar gak masuk akal
malah seperti sedang nonton acara TV
semoga film The Raid ini menginspirasi semua cineas kita
amin
salam sehati
SukaSuka
agak terganggu dengan adegan yang terlalu vulgar..dari mulai pembacokan..penusukan dll..
SukaSuka
ya benar
memang sangat vulgar dan sadis !:-)
salam sehati
SukaSuka
posting nya bagus
mungkin kita bisa brtukar info d web kmi http://unsri.ac.id
SukaSuka
sumpah bagus bngt ni film, bikin tegang,, sadiiissss,
keren, gmna tuh syuting’a maen tmbak”n,, berasa kya tembak bneran ama di tusuk bneran…
SukaSuka
Yes!
Teknik sinematografinya memang ciamik, kelemahannya hanya terlalu sadis saja deh.
Selain itu, patut diacungi jempol.
Salams ehati
SukaSuka
Semoga momen ini diikuti dengan bergeraknya gerbong kreatifitas anak bangsa kita lainnya
SukaSuka
Amiin.
Doa kita bersama semoga mujarab mas Dadan.
Saya sih suka nonton film Indonesia yang bermutu, mulai dari jaman Nagabonar, Kejarlah daku kau kutangkap dll.
Semoga sineas kita terpacu untuk berbuat lebih baik.
Amin.
Salam sehati
SukaSuka
buat saya ini harapan besar untuk sinema Indonesia
kalau ada banyak sutradara yang mau susah payah mengangkat aksi pencak silat ke layar lebar maka perfileman Indonesia punya masa depan cerah..
SukaSuka
Salam.
Aku suka dengan perumpamaan mas Ipul, “tanpa fore play langsung orgasme!”
Lugas dan rapi !:-)
Salam sehati
SukaSuka
the best film.good review.share juga sedikit di http://software20.blogspot.com
SukaSuka
Makasih komentarnya mas
Salam sehati
SukaSuka