Pulau Rambut : Suaka Margasatwa (Kagama Virtual Gathering)

Menanam pohon bakau di Pulau Rambut

“Suami saya tidak bisa ikutan, jadi saya ajak anak untuk ikut acara ini. Pas lihat perahu yang akan membawa rombongan kita ke Pulau Rambut, hati langsung ciut. Sayang mobil saya sudah terlanjur pulang, jadi akhirnya ikut terbawa arus dan ikut naik perahu. Alhamdulillah, ternyata acaranya keren banget !:-)”

“Saya bukan alumni UGM, tapi ternyata saya langsung akrab dengan peserta gathering photografi ini. Acaranya sangat padat dan menarik. Terima kasih sudah diajak”

“Saya berangkat dengan perasaan akan menjadi yang paling narsis di acara ini, ternyata peserta lain banyak yang lebih narsis dibanding saya”

“Acara yang sangat menarik, apalagi saya langsung mendapat pasien di acara ini. Rekening menyusul ya !:-)”

Berbagai macam testimoni para peserta hampir semuanya senada, meskipun diucapkan dengan gaya berbeda. Ini memang acara gathering yang sangat luar biasa. Baik dari sisi acara, maupun lokasi yang dipilih, Pulau Rambut.

Pulau Rambut

Sebagai pulau yang tertutup untuk kegiatan wisata, maka adalah sebuah keberuntungan rombongan alumni UGM bisa melakukan eksplorasi pulau Rambut ini, dengan ditemani para tukang foto profesional yang tidak pelit ilmu. Tuan rumah dan tamu begitu menyatu dalam semua acara dan saling bersinergi.

Meski sangat sedikit, hanya ratusan buah, rombongan sempat melakukan acara menanam pohon bakau, sebagai kepedulian kita akan rusaknya ekosistem di kepulauan seribu. Pulau yang tidak dipakai untuk kegiatan komersial ini, ternyata secara rutin selalu menerima kiriman sampah dari pulau lain. Sepanjang keliling pulau ini tumpukan sampah merata dan terlihat bukan dari hasil sampah dari pulau ini. Berbagai macam sampah rumah tangga dan styrofoam terlihat mendominasi sampah yang ada di sekeliling pulau.

Inilah PR (pekerjaan rumah) kita semua.

Menanam pohon bakau di Pulau Rambut

Menanam pohon bakau di Pulau Rambut

Pulau Rambut sebenarnya sangat indah, tapi kalau dibuka untuk umum, tidak bisa dijamin pulau ini akan lebih baik dari kondisi saat ini. Hanya mereka yang cinta akan margasatwa dan ekosistem yang dijamin akan ikut membuat pulau ini menjadi lebih baik.

Rombongan alumni UGM termasuk dari kalangan NU (non UGM), mendarat di pulau ini menjelang makan siang dan langsung kuikat dengan beberapa permainan. Aku awali dengan saling bergandeng tangan, saling memijat sambil bergerak untuk menghilangkan efek males atau capek setelah menyeberang lautan yang berombak.

Perkenalan para peserta kulakukan dengan menyebutkan nama dan barang yang akan mereka bawa bila pergi ke Bulan. Ternyata banyak peserta yang bsia memahaminya dan seperti biasa masih juga ada peserta yang sampai acara selesai belum paham juga dengan “clue’ dari permainan ini.

“Nama saya Eko dan saya akan ke bulan dengan membawa Ember !”

“Nama saya Ona dan saya akan membawa Odol”

Dari dua hal tersebut tentu sudah bisa ditebak hubungan antara nama dan barang yang akan dibawa, tetapi ternyata, seperti biasa, selalu saja ada yang sampai acara selesai masih juga belum paham. Ini memang kelebihan game sederhana “Mau Pergi ke Bulan”.

Setelah acara perkenalan, maka dilanjutkan dengan acara pertandingan antara kelompok cewek dan kelompok cowok yang ternyata jumlahnya berimbang. Permainan ini dimenangkan oleh kelompok cewek, sehingga mereka berhak untuk makan siang lebih dahulu, sementara para cowok melanjutkan persiapan hunting ke hutan untuk menyaksikan satwa, baik yang melata di tanah maupun dan terutama satwa yang terbang di aatas pohon.

Begitu makan siang selesai, maka para cewekpun sudah siap dengan perlengkapan hunting mereka. Mulai dari camera jenis ponsel sampai ke camera semi profesional. Sedangkan beberapa pecinta foto profesional memang terdiri dari kaum bapak yang mempersenjatai dirinya dengan camera plus telelens di atas 300 mm.

Hasil jepretan mereka jelas jauh di atas hasil jepretanku yang hanya mengandalkan Nikon D5100 plus lensa 18-270 mm alias lensa sapu jagad (bersambung)

burung terbang di Pulau Rambut

burung terbang di Pulau Rambut

4 komentar

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.