Film Perahu Kertas : Antena dan dunia Neptunus

Penonton seusiaku pasti langsung terpana melihat ponsel sejuta umat yang muncul di adegan film ini. Wah jadul banget dan sangat pas dengan adegannya. Tak perlu cerita banyak, penampakan ponsel sejuta umat itu sudah sanggup bercerita lebih banyak.
Inilah film yang digarap dengan apik oleh Hanung (lagi-lagi Hanung). Bagi para pembaca bukunya pasti akan merasa banyak adegan yang terpenggal atau bahkan berubah dari bukunya. Ini memang bukan buku difilmkan tapi film dari adaptasi buku. Jadi jangan ngomel kalau harusnya Eko tunangan menjadi Eko menikah. Itu syah-syah saja dan bahkan cukup nyaman dinikmati adegan pernikahan Eko itu.
Adegan yang menarik tentu adegan pasang antena di kepala. Mbayangin kalau ada betulan di jalan-jalan, wah bisa seru tuh, atau jangan-jangan sekarang sudah banyak ABG yang pasang antena di kepala dengan dua tangan?
Bagi yang belum membaca bukunya, Hanung telah membuat para penonton mengembara dengan imajinasinya, seolah-olah mereka sudah membaca bukunya. Banyak sekali adegan yang mudah ditebak ujungnya, tetapi masih juga dipantengin sambil melelehkan air mata.
Mobil FUAD Eko juga terlihat cukup berperan sebagai mobil kesayangan yang jago mogok. Akupun jadi ingat lagu “Jago Mogok” jaman tahun 70an dulu.
Konflik yang terbangun selama film berlangsung terasa nyaman dinikmati. Bagaimana dua hati yang begitu dekat harus menjauh dan mendekat lagi dan kemudian menjauh lagi. Semuanya terjadi begitu lancar mengalir membuat penonton seperti hanyut dalam mimpi.
Mendekati akhir film, sudah mulai terasa kalau film ini tidak akan selesai dalam satu episode. Masih perlu episode tambahan agar penonton terpuaskan dengan klimaks dari film ini.
Hanung kembali berhasil membangun masing-masing karakter menjadi tokoh-tokoh unik dan berbeda. Tidak banyak mimpi yang dijual, semuanya masih terlihat natural. Kebetulan yang terasa dipaksakan hanyalah lukisan Keenan dari Bali yang tiba-tiba nangkring di tempat kerja Kugy.
Tanpa adegan itupun, film ini sudah cukup menyiratkan akan adanya pertemuan kebetulan di pernikahan Eko.
Akting Elyzia Mulachela – Luhde juga terlihat begitu pas. Lugu, polos dan penuh pengabdian tergambar dengan sempurna dalam akting Elyzia Mulachela – Luhde. Penonton dibuat begitu trenyuh menatap besarnya cinta Luhde pada Keenan. Sebuah cinta yang harus dikorbankan, karena Keenan hanya untuk Kugy.
Tapi film belum berakhir benar, karena masih ada episode selanjutnya yang bukan tidak mungkin Hanung mencoba lepas dari bayang-bayang Dewi Lestari, sang pengarang buku Perahu Kertas. Pasti akan lebih seru kalau Hanung berani melakukannya, tapi risikonya memang cukup besar. Penonton yang sudah membaca buku Perahu Kertas bisa ngamuk bila cerita yang sudah demikian apik diacak-acak Hanung.
Yang paling penting, Hanung jangan berani menghilangkan kata NEPTUNUS dalam film ini. Pasti akan banyak yang ngamuk kalau dunia NEPTUNUS hilang dari film ini.
Kita boleh bangga melihat semakin banyaknya film Indonesia yang makin berkualitas dan yang lebih membanggakan adalah selera penonton film Indonesia yang makin apresiatip. Film pocong dan sex masih laku, tapi film berkualitas semacam Perahu Kertas atau Brandal-brandal Ciliwung.
Mau tahu para pemeran film ini. Silahkan simak para pemeran dibawah ini.
– Maudy Ayunda – Kugy –> aktingnya sangat pas
– Adipati Dolken – Keenan –> harus belajar melukis lagi
– Reza Rahadian – Remi –> lumayan
– Elyzia Mulachela – Luhde –> pas memerankan gadis yang lugu dan penuh cinta
– Kimberly Ryder – Wanda –> sexy tapi aktingnya biasa-biasa saja
– Sylvia Fully R – Noni –> bagus
– Fauzan Smith – Eko –> sangat menjiwai
– Tio Pakusadewo – Pak Wayan –> sangat pas memerankan seniman Bali
– Ben Kasyafani – Karel –> not bad
+++
Gambar diambil dari FB Perahu Kertas
Ping-balik: Cek toko sebelah | Blogger Goweser Jogja
Ekting yg bagus
SukaSuka
sangat mengesankan memang
sempoga makin banyak film Indonesia yang bagus-bagus di tahun2 yang akan datang
amin
salam sehati
SukaSuka
Reblogged this on Film yang kutonton and commented:
Film Perahu Kertas : Antena dan dunia Neptunus
SukaSuka