Hari ke dua di #Pilipina : Makin Cinta #Indonesia
Hari pertama di Pilipina telah dilalui dengan perjuangan mencari makanan Halal. Terakhir sampai membeli aplikasi Muslim Pro untuk search restoran halal dan masjid di daerah Cebu Pilipina. Sebuah aplikasi yang cukup membantu mencari masjid dan membaca rekomendasi restorant Asia yang menghidangkan makanan halal.
Mendadak semua teman-teman jadi vegetarian semua. Dengan senyum di kulum, kitapun sepakat Hari ke dua di #Pilipina : Makin Cinta #Indonesia. Bagaimana tidak, semuanya begitu mudah di Indonesia dan begitu berlimpah, sedangkan disini semuanya menjadi begitu sulit dan begitu sedikit.
Hanya hotel Radison dan sebuah mall yang kujumpai punya toilet bersih, lain itu tidak. Sebuah lokasi wisata Pantai yang mewah, ternyata toiletnya sangat memprihatinkan. Kotor, aroma wangi semerbak amonia dan seperti biasa tidak ada air bilas untuk mencuci bekas buang air kecil (apalagi besar).
Jadi biarpun di negara Asia, ternyata kitapun harus tetap cermat merencanakan kepergian kita. Kawanku dengan nikmatnya bisa memasak mie instan yangbdibawanya dari Indonesia untuk menjaga selera nusantara.
Cara ini cukup ampuh untuk Pilipina, begitu juga cara membawa abon atau lauk ala Indonesia, tapi jangan coba untuk dilakukan di negara lain. Di Australia, mereka sangat ketat mengawasi makanan yang dibawa para turis. Kita bisa bermenit-menit bahkan bisa hitungan jam kalau kita membawa sambel goreng ati ke Australia.
Pantai indah mewah ada di Pilipina, tapi yang sudahnterbuasa di wakatobi, Bali, Raja Empat dll, pasti merasa ada yang kurang disini. Cebu memang Balinya Pilipina, tapi tetap bukan Bali. Harga yang harus dibayar menjadi terlalu mahal bila dibandingkan dengan harga di Indonesia, padahal keindahan dan kenyamanan yang ada terasa masih jauh.
Hari ke dua, makanan sudah bukan menjadi masalah besar. Teman-teman juga sudah mulai beradaptasi dengan mulai menyukai makanan vegetarian. Junk food sudah menjadi favorit baru. MD jadi kebutuhan untuk hari-hari selanjutnya.
Hari ke dua, banyak materi barunyang kudapat. Ternyata safety di batu bara sangat rumit dan bisa juga sangat simpel kalau punya biaya besar. Batu bara ini bahkan sering tiba-tiba menyala ketika berada di kapal untuk dipindahkan ke tempat lain.
Pengamanan di lokasi pengguna sangat berbeda dengan pengamanan di lokasi tambangnya sendiri. Bila tidak ditangani dengan benar, maka penyalaan diri itu akan sangat mudah terjadi.
Di sela-sela diskusi keilmuan, ternyata ketemu juga dengan mantan ketua entrepreneur JaBar. Diskusipun berubah menjadi diskusi tentang TDA (Tangan Di Atas).
“Semua yang ada di sekeliling kita bisa menjadi uang, kalau kita kreatif dan mau take action”
Cerita hanya seputar bisnis dawet, tapi kemudian merebak ke dunia online dan bila dunia online sudah bersatu dengan dunia offline, maka dahsyatlah bisnis kita. Kegiatan offline tanpa online, akan banyak menghabiskan resources, kita akan boros sumber daya.
Kegiatan online, kalau tidak ditunjang dengan kegiatan offline, maka hanya seperti kegiatan tanpa bukti. Semuanya jadi boros resources kalau hanya menjalankan satu sisi action saja.
Pembicaraanpun beralih cepat ke pilkada DKI, siapa lagi tokoh yang dibahas kalau bukan Joko Wi. Sosok fenomenal dari Jawa yang begitu menarik perhatian masyarakat DKI maupun masyarakat non DKI.
Makin lama berbicara tentang Indonesia, makin terasa betapa indahnya bumi Indonesia dibanding bumi yang sedang kita injak saat ini.
“Banyak sekali teman-teman kita yang bertugas di manca negara dan kemudian tidak mau kembali ke Indonesia, tapi kalau mereka ditugaskan disini, kelihatannya pasti ingin segera balik ke Indonesia”
Hari keduapun berlalu dengan kenikmatan vegetarian dan indahnya junk food.
Hari ke dua di #Pilipina : aku Makin Cinta #Indonesia deh !
sekarang masih di cebu kah pak?
di mana nya itu?
SukaSuka
Cebu itu kalau di Indonesia mirip dengan Bali
Siapa ya yang nyontoh?
SukaSuka
Yuk Kita cintai Indonesia, dengan makanan kulinernya yg lezat.
jangan lupa oleh-olehnya Mas eko, hehehe
salam
Omjay
SukaSuka
Siap Om Jay.
Kapan kita kopdar lagi?
Salam sehati
SukaSuka
Ping-balik: Rendy Khrisna Harap Anak Indonesia Jadi Penulis | inspirasi.me