Ra Masalah HAR (walikota #Jogja)

Ora masalah HAR

“Sudah nonton video Ra Masalah HAR mas Eko? Ini video tentang walikota Jogja pengganti mas Hery”

“Apa menariknya?”

“Hahaha.. lucu aja sih. Mereka berjoget ala joget korea”

“K-pop?”

“Ya benar. Kenapa sih kok mereka benci sama walikotanya sendiri? Memang pak Walikota melarang orang Jogja bersepeda?”

“Maksudmu di video itu mereka mencaci maki walikota Jogja pak Har?”

“Enggak sih, cuma aku baca di berita lain katanya walikota Jogja melarang sego segawe di Jogja”

“Halah… hoax dari mana lagi itu mas?”

Dialog singkat dan penuh canda itu membuatku penasaran untuk mencari video Ra masalah HAR di Utube. Hasilnya adalah sebuah joget Korea ala Jogja yang bikin tersenyum-senyum sendiri. Aku hanya masih belum mengerti kenapa ada isu jempol terbalik untuk walikota Jogja pak HAR. Dari mana ya isu itu?

SMS Gelanggang Mahasiswa UGM

Selama ini rasanya aku tetap bisa sepedaan setiap minggu di Gelanggang Mahasiswa UGM, berwisata kuliner sambil genjot sepeda masih menjadi kegiatan rutin yang tidak pernah dilarang oleh siapapun. Jadi rasanya aneh kalau ada yang bilang pesepeda Jogja sedang tidak akur dengan walikotanya. Akupun akhirnya ndaftar di B2W-Indonesia.or.id untuk mencari info disana. Di komunitas pesepeda Jogja, maka segala isu pasti akan selesai, karena ada yang bisa menjelaskannya dengan baik.

B2Work : ra masalah HAR

Akhirnya kutemukan juga penjelasan yang mematahkan isu tentang tidak akurnya masyarakat pesepeda Jogja dengan walikotanya.

Ditulis dengan lugas oleh ismawati retno , dan inilah isinya :

1. Diperbolehkannya kendaraan bemotor masuk ke kompleks balaikota Jogja bukan berarti menghapus gerakan sego segawe. Karena sego segawe adalah sebuah gerakan, bukan program pemerintah, Sego segawe bukan funbike atau lainnya. Sebagai sebuah gerakan, Sego Segawe telah mengakar di kalangan masyarakat Jogja sejak Oktober 2008. Karenanya, Sego Segawe akan terus dilanjutkan oleh Pak Haryadi Suyuti.

(Sego Segawe mengandung makna sebagai sebuah gerakan nilai untuk melatih diri bersikap sederhana (terutama bagi generasi muda). Sego Segawe bukan untuk kembali ke masa lalu menjadikan Jogja sebagai kota sepeda, namun lebih dari itu untuk membawa Jogja menjadi kota yang humanis. Sepeda juga menjadi moda transportasi alternatif jarak dekat yang sehat, hemat energi dan ramah lingkungan. Orang bersepeda itu tidak identik dengan orang kecil, orang yang tidak punya, namun justru menunjukkan bahwa nilai bersepeda itu sebagai peradaban modern. Sebab orang modern/beradab tidak akan menghabiskan sumber daya bumi untuk dieksploitasi berlebihan. Modernisasi sepaham dengan efisiensi dan efektivitas, selalu menyisakan untuk generasi berikutnya yang lebih baik)). (simak tulisan saya di OPINI harian KR Jogja Kamis (20/9/2012)

Kebijakan dalam SE itu hanyalah untuk penataan parkir demi memperlancar pelayanan masyarakat di Komplek Balaikota. Perlu anda tahu bahwa setiap hari Jumat di sekitar komplek Balaikota terjadi kesemrawutan jalan yang cukup mengganggu lalu lintas dan mengganggu kenyamanan penduduk sekitar. Banyaknya warga masyarakat yang akan mengakses pelayanan di Balaikota terpaksa memarkir kendaraannya di jalan. Selain menimbulkan kemacetan juga sering terjadi kecelakaan.

2. Sepeda tetap mendapatkan tempat istimewa di Balaikota Jogja setiap hari Jumat. Kawasan utama Balaikota sekitar halaman air mancur tertutup rapat bagi kendaraan bermotor, hanya sepeda saja yang boleh masuk. Lokasi ini adalah tempat yang sangat strategis, sebagai pintu utama untuk menuju kantor Walikota, (bisa saya ibaratkan sebagai kawasan menteng bagi Jakarta). Jadi siapa bilang Car Free Day dihapus ????

3. Kebijakan-kebijakan Pemkot Jogja yang mendukung Sego Segawe masih terus dilanjutkan. Kebijakan-kebijakan ini sudah diterapkan sejak sekitar 4 tahun lalu, dan Pak Haryadi Suyuti (waktu itu sbg wakil walikota) adalah salah satu konseptornya bersama-sama Pak Herry Zudianto (waktu itu sbg walikota). (Penyediaan infrastruktur seperti jalur alternatif sepeda, ruang tunggu sepeda, fasilitas parkir, dan juga asuransi bagi pesepeda).

4. Pak Haryadi Suyuti juga penggemar sepeda. Beliau bersepeda sudah sejak lama sebelum menjadi pejabat di Jogja. Di keluarganya pun, hingga saat ini sepeda masih menjadi media transportasi alternatif. Beliau juga terus mendukung dalam setiap kegiatan bersepeda di Kota Jogja. Dan dipastikan pula beliau akan turut ambil bagian dalam acara ”SEPEDA MERDEKA” besok Sabtu malam.

Bagi saya momentum ”SEPEDA MERDEKA” ini merupakan kemenangan bagi seluruh warga Jogja, euforia yang akan turut memeriahkan HUT Kota Jogja ke-256 pada 7 Oktober 2012. Kota yang pada 1756 dibangun oleh Pangeran Mangkubumi dengan landasan budaya adiluhung, yang hingga 256 tahun lamanya masih tercermin dalam setiap gerak langkah warganya.

Beginilah Jogja, dimana warganya sadaya nyawiji rila gumreget ambangun diri lan nagari.
Jogja yang istimewa…. bukan saja daerahnya, tapi juga orang-orangnya.

Salam damai saya dari Jogja untuk pesepeda Indonesia.

Ora masalah HAR

Ora masalah HAR

+++

Nah benar kan, ternyata semua cerita itu hanya terjadi karena kekurangan data yang lengkap. Kalau sudah membaca tulisan di atas, maka pasti tidak lagi muncul berita yang berbeda di kalangan para penggemar sepeda Jogja, baik yang pernah tinggal di Jogja apalagi yang memang orang Jogja asli.

Ra Masalah HAR, karena memang tidak ada masalah. Gowes pagi jalan terus !

joget ra masalah HAR

6 komentar

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.