Lilo sakit dengan senyum

Lilo seusai dioperasi

20121028-212426.jpg

Meski Lilo sakit dan aku juga sedang sakit, tapi tetap diputuskan untuk ikut acara Pesta BBQ di rumah mbak Pipin. Bertiga dengan ibunya Lilo, kita menuju lokasi pesta kebun KV (Kagama Virtual). Pasti banyak teman yang heran melihat foto-foto di lokasi pesta kebun KV ini. Suasananya teduh dan asri, seperti tidak mungkin ada hutan di tengah kota, tapi memang di situlah lokasi pesta BBQ ini.

Jam 10 aku berangkat, sudah ramai lokasi pestanya. Makin ramai ketika satu demi satu peserta bertambah. Ada yang membawa sate jamur, ada yang membawa dua karung krupuk dan bermacam-macam bawaan lainnya. Bagiku, apapun yang mereka bawa, tetap paling menarik adalah sayur lombok ijo dari mbak Destina.

Suasana semakin seru, sampai akhirnya kita “dipaksa” poto bersama dan terpaksa makan bersama. Bila tidak dipaksa poto bersama, kayaknya para peserta pesta lebih menikmati ngobrol bersama.

Suasana semakin meriah dan seru, apalagi ketika bicara tentang dua agama besar SLR, Canon dan Nikon.

“Kalau tukang poto mengaku punya camera Nikon pasti dia adalah tukang poto beneran, tetapi kalau ngakunya punya Canon harus diklarifikasi dulu. Apa dia ini tukang poto, tukang poto copy, tukang cetak atau tukang yang lain”

Sayangnya aku harus segera meninggalkan acara ini. Disamping badan sudah semakin melayang, aku harus siap-siap mengantarkan Lilo ke JIH di Depok Condong catur untuk operasi pengambilan daging tumbuh di dada kanan Lilo.

Aku jadi tersenyum sendiri melihat tingkah laku Lilo yang seperti tidak akan menghadapi meja operasi. Dia masih bercanda, bergurau, main game dan hal-hal yang biasa dia lakukan. Sama sekali tidak terlihat kalau besok pagi harus menghadapi pisau bedah pak Dokter.

Beda jauh dengan aku ketika akan melakukan operasi mata. Semua serba kupikirkan dengan teliti, karena aku arus ke rumah sakit sendiri dan menyelesaikan semua proses administrasi sendirian. Waktu itu pas piala dunia lagi, wah benar-benar hanya bisa mendengar suara sorak sorai penonton tapi tidak bisa melihat permainan bolanya.
Proses Lilo sakit juga aku tidak mengikutinya, karena Lilo memang merahasiakannya. Kakak tertuanya yang biasanya sangat dekatpun tidak dia ceritain, jadilah hanya ibu dan anak yang tahu.

Minggu pagi jam 08:00 Lilo dibawa ke ruang bedah dan proses operasi ternyata berjalan lancar. Tidak salah kalau Lilo sangat tenang menghadapi sema ini. Dia baru gelisah ketika merasa lapar dan belum boleh makan dan hanya boleh minum seteguk dua teguk air saja.

Malam hari, barulah dia merasa puas. Semua makanan sudah boleh dimakan dan jatah makanan dari RS JIH ternyata tidak cukup bagi perut yang sejak kemarin belum makan.

Lilo seusai dioperasi

Inilah saat yang indah bagi seorang bapak. Malam ini, ketika ibu Lilo dan kakaknya pulang, kita berdua sholat berjamaah dan dilanjutkan dengan takbir bersama. Wah, dunia terasa indah banget.
Ternyata Lilo sakit membuat kita makin menyadari betapa mahalnya sebuah kesehatan. Kitapun dengan tidak berpikir panjang akan membayar semua yang harus dibayar demi sebuah kesembuhan.

Tepat kata khotib Idul Adha kemarin, “…. Selalulah bersyukur atas nikmat Allah, dan selalu sabar menerima cobaan Allah….”

Mungkin itu yang membuat Lilo sakit dengan senyum, karena dia ikhlas menjalaninya.

20121028-212326.jpg

10 komentar

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.