Ice Breaking

perkenalan presenter 1

Hari ini aku diundang menjadi dosen tamu di UI, Segera saja kusiapkan materinya dan kutulis di blog ini, judulnya Ahli K3 Konstruksi dan HIRADC. Aku tidak mempersiapkan ice breaking untuk mencairkan suasana antara audience dengan aku, karena kuanggap mereka pasti kurang lebih sama dengan audience lainnya.

Persiapan menjadi presenter mirip dengan menjadi MC, jadi akupun datang ke lokasi acara setengah jam sebelum acara dimulai. Pintu ruangan masih tertutup dan akupun melihat isi ruangan melalui pintu kaca. Persis seperti dugaanku, ruangannya model kelas dan (bagiku) kurang nyaman untuk berinteraksi dengan audience.

Dalam pikiranku langsung muncul ide untuk mengambil kursi bagian tengah, sehingga aku bisa maju mundur mendekati audience dengan lebih leluasa. Sayangnya ide ini tidak jadi kulakukan karena malah asyik ngobrol dengan mbak Citra Amaliyah, seorang gadis berjilbab yang mengundangku ke acara ini. Kita asyik ngobrol ngalor ngidul, sehingga tahu-tahu waktu sudah menunjukkan bahwa acara harus dimulai dan kursi yang akan kusingkirkan sudah ditempati oleh audience.

Kulihat ruangan dua kelas yang digabung jadi satu dan kulihat animo audience, jadi kuputuskan untuk tidak memakai mic. Agak ribet bagiku memakai mic bertali sambil memegang iPhone untuk remote iPad yang kucolokkan ke LCD projector. Jadi inget dengan mas Parlindungan Marpaung yang kemana-mana selalu bawa mic wireless sendiri, sehingga terjamin kualitas mic-nya dan nyaman dipakai.

ada audience yang sadar camera

ada audience yang sadar camera

Jurus ice breaking yang kupakai adalah jurus umum saja, aku menyalami mereka dengan ucapan salam versi agamaku, versi umum dan kututup dengan ucapan “Selamat Pagi!”

Ice breaking ini sukses ketika kubawakan di depan kontingen Ukraina yang datang ke kantorku, maupun ketika bulan lalu aku diundang di depan para dosen UNY untuk berdiskusi tentang peran D3 Sipil di dunia konstruksi. Audience biasanya protes dengan menyatakan bahwa waktu sudah tidak pagi, sehingga aku bisa menjelaskan arti ucapan selamat pagi atau tepatnya Semangat Pagi.  Ternyata aku kecele, audience di UI rupanya tidak ada yang heran dengan ucapan selamat pagi di sore hari. Mereka dengan antusias menyambut salamku, bahkan ketika kuulangi lagi, mereka tetap antusias.

audience mahasiswa UI 3

Akupun dengan tersenyum mengajak mereka bertepuk tangan bersama untuk mereka. Ini juga salah satu jurus ice breaking umum. Dengan bertepuk tangan mereka akan makin merasa nyaman untuk duduk dan mendengarkan apa yang disampaikan pemateri di depan.

Biasanya aku lanjutkan dengan menjelaskan arti tepuk tangan.

“Kalau kita baca di internet, maka ke dua telapak tangan kita ini penuh dengan urat syaraf yang terhubung ke semua organ penting di tubuh kita. Tukang pijat cukup memijat telapak tangan kita dan sudah bisa menyembuhkan beberapa penyakit. Jadi dengan bertepuk tangan, maka seolah-olah kita sedang memijat urat syaraf kita. Makin keras kita bertepuk tangan hasilnya makin bagus. Jadi mari kita …..”

“…bertepuk tangan…”

Biasanya audience akan dengan senang hati ikut bertepuk tangan, suasanapun menjadi lebih cair, tapi untuk hari ini aku berpacu dengan waktu, sehingga kulihat ice breakingku sudah cukup dan kulanjutkan dengan acara mengisi kuisioner. Acara ini kulakukan untuk menghargai mereka yang sudah datang duluan, sambil menunggu mereka yang mungkin datang belakangan.

Benar seperti dugaanku. audience terus berdatangan dan memenuhi kursi paling belakang. Persis seperti ketika aku kuliah dulu. Duduk paling belakang sambil main gaple (halah).

audience mahasiswa UI 2

Ruangan kelas ini memang kurang nyaman untuk berinteraksi, tapi sebagai presenter yang baik, kita harus selalu siap dengan ruangan seperti apapun. Kalau kita bisa mengubah kita ubah, kalau ternyata tidak bisa mengubah, maka kita optimalkan saja yang ada. Presenter yang suka mengubah posisi tempat duduk adalah pak Purdi Chandra. Dia dengan enteng bisa saja menyuruh audience untuk duduk ngelesot di depan panggung. Pas di depan para tamu VIP.

audience mahasiswa UI 4

Masuk ke materi acara, kulihat wajah-wajah serius di depanku. Akupun harus menyesuaikan materi dengan disiplin ilmu mereka. Aku bercerita tentang dunia konstruksi yang tidak semua bagian mereka pahami. Sangat berbeda dengan ketika aku berdiri di depan para ahli konstruksi.

Mengetahui latar belakang audience sangat penting bagi seorang presenter. Kang Iwan, pencipta lagu Melati Dari Jayagiri, sangat paham tentang hal ini. Data audience kang Iwan sangat lengkap, karena dikirimkan kepada kang Iwan beberapa hari sebelum beliau tampil.

Pelajaran hari ini :

1. Jangan suka membayangkan materi ice breaking selalu sesuai dengan harapan kita. Selalu sediakan materi cadangan, atau pengembangan dari ice breaking yang kita bawakan (selalu siap untuk berimprovisasi).

2. Siapkan diri untuk menjadi presenter yang baik, caranya mirip persiapan jadi MC (Murah senyum, percaya diri, Konsentrasi, Menguasai materi, Rajin membaca)

3. Presentasi memakai aplikasi keynote di iPad ditandem dengan iPhone4S (sebagai remote) memang nyaman.

Selamat mempersiapkan Ice Breaking sebelum tampil.

perkenalan presenter 1

perkenalan presenter 1

16 komentar

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.