Membuat e-KTP di #Jogja
Beberapa bulan lalu aku membuat e-KTP di #Jogja dan beberapa minggu lalu mendapat panggilan untuk mengambil e-KTP. Sayangnya hari pas aku harus mengambil e-KTP adalah hari dimana aku ke luar kota, jadi akhirnya aku tidak bisa mengambil e-KTP sesuai tanggal yang tertera di undangan mengambil KTP itu.
Akhirnya kuputuskan untuk mengambil pada saat ada cuti bersama dan akupun meluncur dengan santai pada hari cuti bersama, berduaan dengan anakku Luluk, yang kebetulan juga tidak bisa mengambil KTP karena bertepatan dengan kegiatan kuliah di kampusnya.
Kami berdua tertawa bersama ketika mengetahui bahwa petugas kecamatan juga cuti bersama dan tidak ada acara pengambilan e-KTP pada saat cuti bersama.
“Hahahaha…. pegawai kecamatan juga manusia yang perlu cuti nih”, batinku dalam hati.
Akhirnya kitapun ngobrol dengan petugas piket yang melayani pengambilan KTP. Ada dua ibu-ibu yang terus tersenyum memberikan penjelasan padaku.
“Kita melayani pengambilan KTP reguler mas, bukan e-KTP”
“Wah.. nggak bisa ngambil e-KTP donk Bu?”
“Iya mas. Besok saja kalau sudah selesai cuti datang lagi”, kata ibu yang berada di depanku, sementara ibu satunya agak jauh dari tempatku berdiri.
“Senin bisa ya Bu?”
“Bisa mas”
“Jangan Senin mas, itu untuk yang mendapat surat panggilan dan bisa mengambilnya pada hari dia dipanggil”, ucap ibu yang jauh dari tempatku.
“Oiya mas, sebaiknya hari Jumat saja. Itu hari pengambilan yang harinya beda dengan di surat panggilan”, kata ibu yang di depanku sambil senyum malu.
“Hari Jumat yang siang mas, kalau pagi ramai sekali”, ibu yang jauh dari tempatku ikut menyambung pembicaraan ini.
Aku tersenyum memandangi dua ibu yang begitu aktif menjawab pertanyaanku ini. Andai semua pegawai kecamatan seperti mereka, ramah dan peduli, mungkin dunia ini menjadi lebih nyaman (lebay mode ON:-).
Hari Jumat akhirnya aku pergi ke kecamatan untuk mengambil e-KTP. Pagi yang indah menyapaku dengan penuh ceria dan akupun bisa parkir di kecamatan dengan tempat yang pas. Tidak panas dan mudah keluarnya nanti.
Ternyata tindakanku datang pagi Jumat bukan tindakan yang sesuai saran dua ibu itu. Akibatnya aku hanya bisa menyaksikan panjangnya antrian pengambilan e-KTP. Begini inilah kalau tidak percaya pada saran seseorang yang lebih ahli.
Akupun memacu motor menuju kampus UGM dan menjemput anakku untuk bersama-sama mengambil e-KTP. Tadinya aku berencana menjemput anakku sambil membawa KTP baru, ternyata nasib bicara lain.
Nongkrong di dekat lapangan Pancasila, aku banyak memperhatikan lalu lintas yang lewat pintu timur GSP. Banyak becak yang berkeliaran di kampus. Kuperhatikan pelanggannya rata-rata cewek semua. Belum ada cowok yang kulihat naik becak. Ada sejam lebih aku nongkrong dan menikmati suasana kampus UGM di siang yang panas namun sejuk karena ada pepohonan di atasku.
Menjelang tengah hari, aku sampai di kecamatan dan langsung menyerahkan surat panggilan.
“Ditinggal ya mas, nanti dipanggil”, ucap petugas e-KTP dengan ramahnya.
Akupun menuju ke warung di sekitar kecamatan dan minum air berenergi (katanya) dan kemudian duduk manis menunggu panggilan. Hanya perlu waktu beberapa saat dan namaku sudah dipanggil untuk mengambil e-KTP. Kuberikan sidik jariku dan akhirnya e-KTP sudah ditangan.
“Wah cepat ya nak?”, kataku pada anakku.
“Heeh.. enak ya pak”
Kami berduapun merasakan proses yang lancar dalam membuat e-KTP di #Jogja. Terima kasih buat semua petugas yang memudahkan proses ini (meskipun ada komentar, kalau diselenggarakan oleh swasta katanya bisa lebih cepat dari waktu yang diperlukan saat ini:-).