Bakso halal plus Babi


Kasus bakso halal plus babi menjadi topik hangat akhir-akhir ini. Pertanyaannya, kenapa hal ini bisa terjadi?

Kalau dibaca dari beberapa media, maka sang pelaku tidak mengaku bahwa dia dengan sengaja melakukan pengoplosan daging babi dengan daging sapi. Selisih harga yang sangat jauh tidak menimbulkan kecurigaan bahwa yang dijual adalah bukan daging sapi.

Keinginan untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya tekah membutakan akal pikiran dan membuat peristiwa ini akhirnya terjadi. Reaksi masyarakatpun beraneka ragam, meskipun sebagian besar tetap berpendapat bahwa sang pengoplos harus dijerat dengan hukuman berat. Reaksi paling menyedihkan bagi para penjual bakso adalah tidak lakunya bakso mereka. Ketua Apmiso (Asosiasi pedagang mie dan bakso) Tri Setyo Budiman menyampaikan dalam diskusi di stasiun TV bahwa terjadi penurunan omzet yang sangat signifikan sampai 50% di tingkat penjual bakso maupun penggilingan bakso.

Akhirnya rakyat kecil juga yang menderita dengan adanya kasus ini.

Apmiso memang bergerak cepat dengan melakukan aksi turun ke pasar, ke sentra-sentra penggilingan bakso untuk memastikan bahwa tidak semua penggilingan melakukan pengoplosan bakso daging sapi dengan daging babi. Bila hal ini terus dilakukan, mungkin kepercayaan masyarakat akan halalnya bakso bisa kembali lagi tapi kalau ternyata kegiatan ini hanya dilakukan setengah-setengah bisa jadi hasilnya akan berbeda.

Mengoplos daging sapi dan daging babi untuk bahan bakso sebenarnya tidak ada masalah, yang kemudian menjadi masalah adalah adanya label halal pada kemasan bakso tersebut. Bila label ini ditiadakan dan diganti label “mengandung daging babi” mungkin persoalan tidak merembet kemana-mana.

Tidak ada penggemar bakso yang meradang dan tidak ada penjual bakso yang kehilangan pembeli.

Saat ini kejadian pengoplosan sudah terjadi dan menjadi tugas pihak yang berwenang untuk menuntaskan kasus ini. Ketua Apmiso, Tri Setyo Budiman, harus berpikir keras untuk melindungi anggotanya dan juga harus bisa memastikan bahwa para pelanggan mendapat bakso yang sesuai dengan label yang disematkan.

Untung di warung mie sehati, kita membuat bakso sendiri, sehingga keterjaminan bahan bakso yang disajikan bisa dijamin dengan yakin. Mencari siapa yang salah akan sangat sulit, tetapi patra ahli hukum pasti sudah mempunyai cara untuk mencari tahu siapa yang salah dalam kasus ini. Bagiku sendiri yang penting adalah kenapa bisa terjadi dan bagaimana caranya agar tidak terjadi lagi.

Andakah yang bisa menjawab pertanyaan itu?

bakso di mie sehati

bakso di mie sehati

 

2 komentar

  • Sungguh keterlaluan orang yang bertingkah merugikan orang lain… dia yang berbuat kita semua yang terkena imbasnya, ini seperti: Kapal berpenumpang 1000 orang sedang berangkat menuju pelabuhan A, tapi belum sampai ke pelabuhan A, salah seorang penumpang kapal berkelahi dengan nahkoda kapal… dan dalam perkelahian tersebut dimenangkan oleh nahkoda kapal… kemudian penumpang tersebut jengkel kepada sang nahkoda… terus di dendam sama sang nahkoda… api dendam merasuki jiwanya… kemudian dia MENGEBOR kapal tersebut… akhirnya tenggelamlah kapal itu sebelum sampai ke pelabuhan A…

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.