7 Jendela Kaca Hari Pertama


Pentas teater “7 Jendela Kaca” hari pertama sudah dilalui. Inilah pementasan teater yang semua pemerannya wanita. Hanya sutradara yang tidak wanita, mbah Gati dari teater Gadjah Mada dan mas Jujuk dari teater Dinasti.  Pementasan perdana teater WN (Wanito Ngunandiko) sukses mementaskan 6 (enam) karya Labibah Zain, dedengkot blogger Makasar dan sebuah karya dari Dyah Puspita Sari (owner dari Dawet Geboy).

7 Jendela Kaca karya Labibah

7 (tujuh) buah monolog telah dirangkum menjadi sebuah kesatuan pentas yang saling berkait. Bagi pecinta teater tentu merupakan tambahan amunisi sebelum mereka membuat pementasan yang berbeda ataupun serupa. Seperti kegiatan menulis, maka kegiatan membaca juga perlu untuk memperluas cakrawala tulisan dan memperkaya referensi.

Menonton pementasan teater sangat penting terutama bagi para pekerja seni teater agar karya mereka menjadi lebih berkualitas dan lebih sesuai dengan harapan yang ada di kepala mereka. Bagi mereka yang bukan pekerja seni teater, memang tontonan ini ditujukan untuk mereka, jadi bagi yang belum menonton pentas “7 jendela kaca“, mari kutemani menonton teater WN di hari ke dua, Sabtu 12 Januari 2013.

7 Jendela Kaca karya Labibah

Dalam pementasan kali ini, ada 7 (tujuh) warna wanita yang akan bercerita melalui kaca mata mereka masing-masing,. Ada wanita hijau, kuning, merah, biru, jingga, ataupun nila yang akan mewakili kegalauan hati mereka.

Salut diucapkan buat sang sutradara yang tetap setia sebagai pekerja seni dan selalu berkarya dengan ide-ide segar di duni ateater Indonesia, khususnya di Jogjakarta. Selama ini banyak yang menganggap bahwa Jogja adalah kuburan para seniman. Begitu banyak seniman di Jogja dan akhirnya mereka seperti tidak berkarya sama sekali. Padahal sebenarnya semua seniman yang kukenal rata-rata masih berkarya, meskipun mungkin tidak seperti yang menjadi ekspektasi dari para penikmat seni.

Di kota lain, justru para seniman Jogja ini bisa berkarya dengan lebih leluasa. Publikasi memadai dan penonton juga ramai berdatangan. Memang kunci sebuah pementasan salah satunya adalah pada publikasi. Kesulitan teman-teman di Jogja mungkin adalah publikasi acara. Berapa banyak kegiatan seni di jogja yang kurang terpublikasikan dengan baik di Jogja tetapi justru terdengar sampai ke luar kota. Pasti ini adalah peran dari pemilik akun twitter @infosenijogja yang begitu giat dan penuh dedikasi untuk melakukan pemberitaan kegiatan seni di jogja. Para wisatawan lebih akrab dengan twitter, sementara penduduk Jogja tidak banyak yang memanfaatkan akun twitternya untuk membaca kegiatan seni di Jogja.

7 Jendela Kaca karya Labibah

Hari pertama pementasan dari teater WN “7 Jendela Kaca” kemarin, Jumat 11 Januari 2012, sudah terlaksana dengan baik. Animo penonton sudah memadai dan di hari ke dua ini, bila cuaca kembali cerah, maka bisa dipastikan penonton akan lebih banyak hadir. Perlu diantisipasi agar semua penonton dapat menempati tempat duduk yang sudah disediakan.

Bagi calon penonton yang nantinya tidak berkesempatan menonton pementasan hari ke dua ini, entah karena kehabisan karcis atau terkendala hal lain, maka harus sabar menunggu. Semoga dalam waktu dekat lakon ini juga bisa dipentaskan di kota-kota terdekat. Mungkin Solo atau Semarang.

Menyusul kemudian, Surabaya atau Jakarta yang biasanya selalu haus akan hiburan seni yang berbobot dan memberikan pencerahan batin.

Bagi yang sudah menonton lakon “7 Jendela Kaca” di hari pertama, silahkan memberi masukan, bagi yang belum nonton, masih ada satu hari lagi pementasan lakon ini. Sabtu, 12 Januari 2013 di Taman Budaya Yogyakarta (TBY).

7 Jendela Kaca karya Labibah

7 Jendela Kaca karya Labibah

13 komentar

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.