Hujan itu berkah


“Hujan itu berkah mas”, kata seorang kawan karibku ketika melihat aku seperti memandang air hujan dengan perasaan yang tidak jelas.

“Saat ini kita mungkin sedang merasa tidak nyaman karena adanya hujan ini, tapi coba lihat hikmah dibalik adanya hujan ini. Akan banyak hikmah terkumpul kalau kita mau melihatnya dengan lebih jernih. Jadi mari kita mulai melihat hikmah hujan dengan tersenyum dulu mas”

Akupun akhirnya tersenyum dan menghilangkan galau di hati karena membayangkan rumahku yang bocor disana-sini.

“Bila rumah kita bocor, apa yang bisa diambil hikmah dari hujan yang begitu deras dari kemarin ini?”

Akupun makin lebar tersenyum, rupanya kawan karibku ini tahu banyak tentang kondisi rumahku.

“Ya hikmahnya aku bisa nginap di hotel bersama anak dan istri”

“Nah, iya kan. Pasti ada hikmahnya”

“Benar juga”, kataku dalam hati.

“Tapi kan tidak semua yang rumahnya bocor bisa nginap di hotel kayak aku mas?”, aku mencoba melihat dari sisi yang lain.

“Nah, kita lihat saja para pengungsi yang rumahnya terendam air gara-gara hujan ini. Mereka sekampung akan menjadi lebih dekat rasa persaudaraannya. Merekapun menyadarkan pada mereka yang lain yang biasanya hidup serba berkecukupan, bahwa di dunia ini ada juga masyarakat yang sedang kesusahan dan perlu uluran tangan mereka. Kondisi ini akan membuat yang tadinya pintu sedekahnya sering buka tutup, kadang buka kadang tutup akan menjadi terbuka. Bukankah ini jalan yang ditunjukkan untuk membuka hati mereka?”

“Itu hikmah bagi mereka yang tidak kena akibat hujan mas. Kalau yang kena banjir apa ya cukup hikmahnya berupa eratnya rasa persaudaraan saja ?”

“Ya! Rasa persaudaraan di antara mereka sangat mahal harganya, tapi mereka juga harus sadar bahwa mereka telah menjadi contoh akibat rusaknya alam. Bisa jadi memang semua itu karena ulah segala kegiatan manusia yang tidak peduli alam, bisa jadi juga mereka menjadi salah satu anggota kelompok yang tak pernah peduli keseimbangan alam. Bisa jadi mereka ikut berkontribusi merusak alam dengan membuang sampah seenaknya sendiri, bisa jadi kan?”

“Jangan menuduh begitu mas”

“Lho aku bilang bisa jadi, bisa juga tidak”

“Ada lho mas, di antara mereka yang sudah membuang sampah baik-baik, tinggal di lokasi itu juga karena tidak ada lagi lokasi yang bisa ditempati. Banyak kendala dari mereka”

“Nah itu akan menjadi PR para penguasa. Mereka harus berpikir sebagai pejabat yang kita beri amanah untuk memimpin kita. Cari solusi terbaik untuk semua golongan dan bukan untuk kepentingan politik ataupun pencitraan semata”

“Setuju mas. Semoga para partai tidak langsung menancapkan bendera partai di posko-posko banjir”

“Lho itu hikmah banjir bagai para partai gurem mas!”

“Hahahaha…..”

Dari time line memang sudah muncul beberapa gerakan moral dari berbagai komunitas untuk membantu korban banjir ini. Semoga mereka tidak menancapkan bendera komunitasnya, cukup niat tulus untuk membantu dan bukan niatan politis di balik bantuan. Hujan itu berkah, tapi jangan jadi berkah untuk partai politik dalam menggaungkan partainya.

Langit Jakarta masih penuh awan mendung. Berita seputar banjir juga masih ada yang menintipkan hoax seputar banjir. Masihat diri dariku : “Cermati berita yang ada seputar banjir dan cari berita alternatif sebelum melakukan broadcast. Pastikan beritanya benar sebelum kita broadcast”

Nasihat terakhir memang untuk diriku sendiri, karena tangan ini kadang begitu cepat melakukan RT (rituit) melihat ada berita di twitter yang memerlukan bantuan RT. Semoga hujan itu berkah dan bukan teguran, semoga hanya sampai ujian saja.

Awan mendung menyelimuti jakarta

Awan mendung menyelimuti jakarta

One comment

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.