Nostalgia Koes Plus

b Plus in action

Sejak tahun 70an nama Koes Plus sudah berkibar. Personilnyapun sudah ada yang lebih dulu menghadap, tetapi kecintaan pada Koes Plus tetap saja ada dan tidak hanya buat mereka yang pernah melihatnya, tapi anak-anak yang belum pernah melihatnya juga mencintai Koes Plus. Ini bukan bentuk nostalgia Koes Plus, tapi penggemar baru yang belum pernah ketemu.

“Lagu kolam susu siapa yang pesan ya? Oooo… mbak itu ya? Wah masih anak-anak sudah cinta lagu Koes Plus ya?”

b Plus in action

b Plus in action

Selalu ada pesanan lagu saat grup Band BPlus tampil di panggung dan semuanya dipenuhi secara langsung. Ratusan lagu sudah tercetak di kepala para personil grup band BPlus, sehingga mereka dengan lancar bisa memainkannya. Persis seperti aslinya, bahkan lebih bagus karena sound system di jaman ini memang lebih mantap kualitasnya dibanding jaman Koes Plus dulu. Dentuman bass terasa rapi mengisi sela-sela musik. Jadi ingat dulu betotan bass Yok Koeswoyo pernah dinobatkan sebagai suara bass terbaik di jamannya.

Musik kuno ini memang easy listening, nyaman didengar. Chordnya sangat sederhana dan disitulah letak kelebihan musik ini. Toni Koeswoyo mengaransemen lagu-lagu Koes Plus dengan sederhana dan tidak rumit. Ada warna ceria di setiap lagu, bahkan dalam lagu sedih, kalau sang penyanyi tidak jeli bisa dimasuki unsur gembira.

Resto di samping bioskop XXI Mega Mall Bekasi ini memang tempat yang sangat nyaman untuk makan sore ditemani musik live dari penyanyi dan grup band yang selalu menyajikan lagu-lagu easy listening. Bagi setiap penonton bioskop 21 atau XXI pasti akrab dengan nuansa resto ini, karena salah satu film yang diputar sebelum film utama dimainkan adalah suasana resto ini. Sebuah keluarga nonton film dengan memanfaatkan MTix, digelarkan karpet merah, main dan lain-lain selalu menjadi suguhan awal sebelum film utama diputar. Itulah suasana di resto ini.

b Plus in action

b Plus in action

Setiap pulang nonton sering menyempatkan mampir sebentar di lorong depan resto untuk menikmati satu atau dua lagu dari resto ini, tetapi sore ini aku sengaja duduk di dalam dan menikmati beberapa lagu yang sudah lama sekali tidak kudengar. Mbak Ajeng pernah mengajakku menikmati resto ini, sayang waktu itu aku hanya sempat menyapanya saja tetapi tidak ikut duduk di ruang dalam resto.

Beberapa bintang tamu sering muncul di panggung ini dan kali ini bintangnya adalah mas Murry, drumer asli Koes Plus tahun 70an. Beliau sudah nampak tua tetapi tetap semangat. Salah satu kawanku yang masih saudara mas Murry wajahnya mirip dengan mas Murry juga sudah terlihat tua tetapi tetap semangat. Mungkin memang di keluarga mas Murry tua bukan berarti kehabisan semangat. Tua itu masalah umur dan semangat adalah masalah hati.

Tidak salah kalau group Koes Plus ini beberapa kali telah memperoleh penghargaan, baik di masa mereka masih aktif, merajai dunia musik pop Indonesia maupun setelah beberapa personil mereka sudah mulai tidak bisa ikut tampil di panggung. Ini memang grup legendaris. Jauh memang kalau dibandingkan dengan grup Band The Beatles, tetapi di hatiku mereka tetap sama.

Queen, The Beatles, George Benson, Michael Frank, John Denver, Ebiet, Koes Plus, Iwan Fals adalah grup yang berbeda kelas dan berbeda genre, tetapi di albumku mereka ada dalam satu kotak yang sama.

The Greatest Love of All, Honesty, Buku ini aku pinjam, Nusantara, Bohemian Rhapsody, Act naturally semua ada dalam list laguku. Mereka boleh berbeda agama tapi mereka satu di dalam komputerku.

Jadi tidak salah kan kalau aku makan sambil nostalgia Koes Plus ? Ini kesempatan yang indah di sore yang indah, meski kekasih hati tidak duduk di sampingku dan meletakkan kepalanya di dadaku. Suatu saat aku akan mengajak kekasih hati untuk duduk di sampingku dan meletakkan kepalanya di dadaku. Nanti aku akan pesan lagu berjudul “Pagi yang indah”

Indahnya Nostalgia Koes Plus ….

b Plus in action

b Plus in action

10 komentar

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.