Memilih rute Gowes

“Hari ini pak Joko yang memilih rute Gowes ya. Carikan yang menantang dan ‘maregi’ (bikin kenyang)”
“Jadi kemana kita ini? Ayo selak awan (keburu siang)!”
“Dari dulu kalau sudah bahas rute tidak pernah tuntas. Yuk budhal wae (ayo berangkat saja)!”
Dialog semacam itu sering muncul di komunitas sepedaku. Dialog segar dan memancing jawaban dari orang lain, selalu mewarnai obrolan sebelum acara gowes dimulai. Saat tour ke Bali beberapa bulan lalu, kita harus beberapa kali melakukan rapat khusus untuk membahas rute yang mau diambil saat sudah sampai di pulau dewata Bali. Setiap kali rapat selalu ditemukan rute baru yang lebih menarik, sehingga hasil rapat yang lalu jadi tidak dipakai lagi.
Beda dengan komunitas sepeda di tempat lain. Mereka jauh hari sudah menetapkan rute untuk acara gowes yang akan datang. Kumpul di mana, jam berapa, arahnya kemana, semua sudah dipahami anggotanya, sehingga yang terlambat bisa nyusul di tengah jalan. Memang bisa timbul masalah jika rute yang sudah disepakati mendadak dirubah pada saat menjelang keberangkatan, tapi hal ini kelihatannya jarang terjadi pada komunitas yang sudah matang.
Di komunitas sepeda yang lain yang kuikuti di Jakarta. Penentuan rute didasarkan pada peserta yang hadir di tempat berkumpul. Jika tidak ada cewek, maka biasanya rutenya lebih jauh dibanding kalau ada peserta cewek. Rute akan semakin jauh kalau ternyata yang datang adalah mereka yang sudah terbiasa melahap lintasan jauh. Waktu tempuh memang sangat mempengaruhi pengambilan keputusan untuk memilih rute gowes. Selalu diusahakan agar bisa sarapan jam 06.30 pagi dan mandi sebelum jam 08.00.
Memilih rute gowes saat hari kerja bukan wiken memang harus ketat soal waktu. Makin kesiangan, polusi akan makin mengganggu kelancaran sepedaan. Selalu diusahakan melewati lokasi taman hijau untuk menikmati oksigen yang belum terlalu terkena polusi. Biasanya dari Cawang rute terjauh adalah pasar Senen, melewati DI Panjaitan, sampai Senen dan lanjut ke arah Kampung Melayu (Otista) dan menuju Cawang. Rute terpendek adalah Cawang – Jatinegara dengan jarak tempuh sekitar 12 km (plus muter-muter di Taman Simanjuntak).

Bagus Abdurrahman di Asean Blogger
Pada dasarnya memilih rute gowes sebaiknya didasarkan pada beberapa kriteria :
1. Jumlah peserta
2. Ketahanan bersepeda dari peserta.
3. Tujuan utama gowes.

S3 GAMA Gowes bareng menteri PU
Banyaknya peserta gowes akan mempengaruhi kebersamaan dalam gowes. Makin banyak peserta, akan makin lambat waktu tempuhnya dan perlu kesabaran dari pemimpin rombongan di depan agar tidak terlalu jauh meninggalkan peserta gowes yang ada di belakang. Ada yang bilang untuk sepuluh pesepeda sebaiknya dijaga oleh satu pesepeda yang lebih berpengalaman, ada yang bilang satu pesepeda senior bisa mengawasi sampai 20 orang. Mungkin ada yang lebih tahu soal ini dan bisa berbagi ilmunya di kolom komentar.
Intinya, saat bersepeda dengan peserta di atas 30 orang, sebaiknya ditunjuk salah satu orang yang akan bertindak sebagai pepimpin rombongan. Posisinya selalu ada di depan dan tidak boleh ada yang mendahuluinya, siapapun dia. Sebaliknya harus juga ditunjuk tim penjaring yang tugasnya menolong peserta gowes yang mendapat halangan dalam bersepeda. Bisa karena ban bocor, mengalami kecelakaan (jatuh, terserempet kendaraan lain, dll) atau karena kecapekan. Tim penjaring ini harus dilengkapi perlengakpan yang memadai, terutama perlengkapan firs aid (P3K) dan dilarang mendahului peserta gowes.
Di antara pemimpin rombongan dan tim penjaring harus ada beberapa pesepeda yang selalu naik turun untuk membantu pesepeda lain yang mengalami kesulitan, baik karena masalah teknis maupun non teknis. Tugas tim ini menjaga agar semua pesepeda dapat mengikuti rute dengan baik, tidak tersesat kemana-mana dan tetap ada dalam rombongan. Tim ini akan memberi masukan pada pemimpin rombongan bila dirasa peserta gowes ada yang sudah tertinggal terlalu jauh, atau membiarkan pemimpin rombongan terus melaju karena semua anggota gowes dalam posisi yang rapi.
Ketahanan bersepeda dari masing-masing peserta biasanya berbeda-beda. Ada yang baru sebentar sudah tidak tahan untuk gowes dan ada juga yang sangat perkasa meskipun sudah bersepeda beberapa kilo meter. Ada juga yang masih kuat mengayuh pedal sepeda tetapi pantatnya sudah panas karena sadelnya tidak cocok atau karena sadelnya terlalu keras dan dia tidak memakai celana khusus sepeda. Bagi yang tidak memakai celan asepeda sebaikny adisarankan memakai penutup sadel khusus, tetapi bila memakai penutup sadel khusus (dari gel) dan memakai juga celana sepeda khusus, maka biasanya sadelnya terasa tidak nyaman karena penutup sadelnyanya terasa tidak stabil.
Pilihlah rute sesuai peserta yang paling tidak tahan jauh, jangan berdasar yang paling tahan jauh. Ini hal sederhana tapi sering dilupakan, sehingga ada peserta yang memaksakan diri di atas kemampuannya. Akibatnya sampai di rumah dia akan kecapaian dan mungkin akan kapok sepedaan lagi.
Di komunitas S3 Gama, khusus hari Sabtu selalu memilih rute gowes di atas 40 km. Bisa dari Jogja ke Borobudur, Jogja-Merapi, Jogja-Patuk dan rute lain yang kadang sampai 80 km sehari. Khusus hari minggu S3 Gama akan memilih rute gowes dalam kota dan lebih banyak nuansa kulinernya daripada nuansa gowesnya. Rute pendek ini biasanya disebut rute kurcaci dengan jarak di bawah 40 km dan biasanya sekitar 20-30 km.
Perlu juga disepakati tujuan utama gowes. Apkah untuk prestasi atau hanya sekedar fun atau yang penting sehat. Untuk yang suka tantangan, maka biasanya mereka memilih komunitas DH (Down Hill) yang harus melalui pelatihan khusus atau minimal memerlukan jam terbang dan nyali yang beda dibanding bersepeda di kota. Sepeda mereka juga beda dengan sepeda kota.
Bila bersepeda tujuannya adalah untuk bercengkerama dengan kawan lama atau sekedar melepaskan pikiran yang penat selama hari kerja, maka rute tidak perlu jauh. Secukupnya saja, yang penting di atas 30 menit. Jarak tempuh bisa antara 10 km sampai 20 km.
Jadi siapkah sepeda anda untuk mengikuti rute komunitas gowes anda? Silahkan bertanya pada diri anda sendiri. Salam sehati.

Cervelo seberat kurang dari 10 kg
+++
Sumber gambar dari FB Mas Bagus Gowes yang baru saja menempuh 600 km Jogja-Bromo dan dari komunitas S3Gama.
Ping-balik: Jalan atau Gowes | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: Hati-hati Gowes di Jakarta | Eshape Blogger Jogja
sambil ngeblog.. sambil ngegowes.. mantap mas bro
SukaSuka
Hehehe…
Iya nih @Artie
Sambil terus gowes, ngeblog jalan terus
Salam sehati
SukaSuka