Yuk nonton JAHILIYAH

Hari Jumat subuh kemarin aku masih di Medan dan berjalan-jalan di seputaran lapangan Benteng. Sorenya aku sudah di Jogja dan malamnya setelah selesai mengurusi keperluan anak-anak, maka akupun menyempatkan diri untuk Nonton Gladi Resik “Jahiliyah”. Tulisan ini kubuat untuk mengajak teman-teman nonton drama musik kolosal di tahun ini. Yuk nonton JAHILIYAH yuk !:-)
Inilah pentas musik kolosal yang dikemas dalam sebuah lakon berjudul “Jahiliyah”. Inilah sebuah kata yang sampai sekarang masih menjadi trend di masyarakat kelas tertentu. Lihat saja proses penangkapan para pejabat tinggi negara yang seharusnya menjadi contoh panutan untuk pelaksanaan kepatuhan pada hukum. Bukankah itu sebuah bukti bahwa jaman modern ini masih ada juga sifat Jahiliyah. Bahkan bisa dibilang, Jahiliyah sekarang lebih dahsyat dibanding Jahiliyah jaman dulu. Jahiliyah dulu hanya bicara seputar pembunuhan anak perempuan, mabuk-mabukan, berjudi dan sejenisnya. Jahiliyah sekarang lebih kompleks dan lebih menyeluruh.
Bagus Jeha, pimpinan produksi, menyalamiku begitu aku masuk ruangan Taman Budaya. Begitu juga Sablenk, seniman grafis yang berada di balik disain pameran pengrajin mobil Kupu-kupu Malam Jogja. Banyak tokoh senior dalam dunia pentas seni kumpul di ruangan TBY.

Bagus Jeha dan Gati Andoko
Sebanyak itu tokoh seniman Jogja, hanya mas Fajar Suharno yang sempat kusalami. Dari tokoh muda, sempat kusalami hanya mbah Gati Andoko, Sutradara Teater Gadjah Mada. Kali ini mbah Gati bertanggung jawab khusus pada bidang artistik pementasan.
Pressiden Kubro, selaku sutradara pementasan kolosal ini, berjalan hilir mudik mempersiapkan segala sesuatu untuk dapat menikmati pentas gladi resik Jahiliyah. Aku jadi ingat saat mas Guruh Sukarno Putro melakukan gladi resik. Suasananya sangat mirip dengan hari ini. Mas Guruh atau asistennya memberi perintah melalui microphone dan duduk disamping Mixer suara.

Gladi Resik Jahiliyah
Sebelum acara dimulai, kuperhatikan puluhan pendukung pementasan ini, baik sebagai penari, penyanyi ataupun aktor, semuanya terlihat sangat antusias menyambut persiapan GR ini. Pada anakku yang mengawaniku, aku berbisik pelan.
“Aku dulu pernah seperti suasana seperti ini dan akibatnya karena aku terlalu bersemangat, maka pas besoknya hari pementasan, aku malah terserang flu dan suaraku tidak keluar sama sekali”
Sebegitu banyak pendukung acara, semuanya tampak begitu santai menghadapi pementasan besok, Sabtu- Minggu, 5-6 OPktober 2013. Ini tentu sangat menarik, karena artinya besok penonton akan diberi hidangan yang dahsyat dengan penuh semangat.
Pentas perdana KSPI (Komunitas Seni Pertunjukan Islam) ini memang sangat spesial. Beberapa tahun lagi, mereka akan mengenang peristiwa besok, 5-6 Oktober 2013, sebagai hari paling bersejarah dan penuh kenekadan. Tidak masuk akal kalau tanpa banyak persiapan, ternyata banyak tokoh seniman Indonesia yang sangat mendukung acara ini. Para sesepuh seniman itu hadir dalam kapasitas masing-masing, baik sebagai pengamat atau penasihat.
Seniman Muda Charlie Van Houten yang dulu dikenal sebagai vokalis band ST12, ikut menjadi aktor dalam pementasan ini. Emha Ainun Najib meski tidak aktip mengikuti kiprah KSPI, tetapi masih juga sempat mengirimkan cuplikan naskah karyanya agar sesuai dengan tema lagu yang dibawakan Charlie Van Hiouten.

Penulis naskah dan Pimpinan Produksi
Pendeknya acara dahsyat ini akan banyak mengundang decak kagum para penontonnya. Bahkan anakku yang tadinya pesimis dengan kiprah KSPI, terlihat mulai kagum dengan kemampuan para aktor membawakan peran mereka masing-masing.
Ada sekitar 12 lagu baru yang diaransemen khusus untuk mendukung pementasan Jahiliyah ini. Lagu-lagu itu akan dinyanyikan oleh beberapa penyanyi senior yang sudah mulai berdatangan dalam kapasitas untuk menjajagi apa lagi yang bisa mereka sumbangkan untuk pelaksanaan acara drama musik kolosal Jahiliyah.
Para aktor pendukung konser ini terlihat mulai melakukan pemanasan, sebelum mereka muncul di dalam adegan. Suasana guyon terus terlihat sepanjang latihan. Padahal beberapa adegan harus dilakukan secara semi akrobatik.
Pendeknya rugi besar kalau tida sempat menonton drama musik kolosal ini. Sa;am sehati.

Jiwa muda nan penuh semangat