Menuju Deklarasi Antimiras Jogja

Kopdar GeNAM (Gerakan Anti Miras) Jogja di Mie Sehati pada tanggal 29 Desember 2013 kemarin berlangsung sesuai harapan. Beberapa tenaga potensial dan penuh semangat menambah amunisi untuk pelaksanaan Deklarasi Antimiras Jogja pada tahun 2014. Diestimasikan pelaksanaan Deklarasi itu akan dilaksanakan pada pertengahan bulan Pebruari 2014.
Lokasi Deklarasi masih belum ditentukan, karena beberapa masukan sangat perlu untuk digodog lagi oleh tim panitia Deklarasi. Tiga tempat yang diusulkan cukup memenuhi syarat sebagai tempat Deklarasi, yaitu di Jalan Sudirman depan TribunNews, Kilometer Nol di depan Monumen Serangan Umum atau di Puro Pakualaman.
Sejak pagi hari, para peserta kopdar sudah mulai berdatangan. Yang paling pagi tentu ketua GeNAM Jogja, mbak Wikan. Setelah itu adalah dua mahasiswa asli Sunda yang datang dengan naik sepeda. Mereka datang dari tempat yang cukup jauh dan pulang paling akhir ketika matahari sedang terik-teriknya. Sebuah Kaos antimiras dan tiket nobar gratis menjadi hak mereka.

Kopdar Genam di Mie Sehati
Baru saja di Televisi disiarkan adanya kecelakaan lalu lintas tunggal dengan korban yang terindikasi baru saja mabuk. Mulutnya berbussa dan menebarkan aroma alkohol, begitu kata sang penyiar TV. Di komunitas GeNAM Jogja salah satu anggotanya adalah dokter Evie yang pernah menyampaikan betapa banyaknya kasus miras di ruang UGD setiap dia sedang bertugas. Pasien miras utamanya dominan pada hari Sabtu atau malam minggu.
Baik itu kasus perkelahian antara sesama teman, kecelakaan lalu lintas atau karena sebab lain, ujung-ujungnya sebagai pemicu adalah miras. Setelah menenggak miras, maka terjadilah peristiwa-peristiwa yang memprihatinkan. Ada kecelakaan tunggal di jalan, perkosaan, ataupun tawuran. Yang lebih membuat prihatin adalah para pelaku rata-rata masih sangat muda, bahkan ada yang masih SMP.
Mbak Ajeng, juga seorang dokter, dari Pengurus Anti Miras Jakarta menyampaikan bahwa satu hari paling tidak ada 50 nyawa melayang karena miras, sementara regulasi tentang Miras sampai saat ini masih terus diperjuangkan oleh GeNAM.
“Ini adalah komunitas yang serius, bukan komunitas hura-hura, Jadi tugas kita sangat berat untuk menyelamatkan generasi penerus di bawah kita agar terhindar dari bahaya miras. Harus jelas regulasi yang menyangkut miras, seperti juga regulasi yang sudah ada tentang narkoba atau rokok”
Di negara tetangga, untuk membeli miras perlu syarat yang ketat, paling tidak harus menunjukkan kartu identitas (KTP) agar sang penjual yakin pembelinya sudah cukup umur. Tempat minum dan waktu untuk minum juga diatur dengan rapi di negara tetangga, sementara di Indonesia sangat mudah mendapatkan miras. Mau diminum kapan saja atau dimana saja, bebas !
Para peserta kopdar yang memberi testimoni dan harapan dari adanya pertemuan (kopdar) di Warung Mie Sehati ini rata-rata mempunyai kesamaan niat dan kesamaan tujuan.
“Sebagai anak muda, saya jalani hidup ini seperti anak muda lainnya, tetapi kemudian saya bertanya. Apa yang harus saya lakukan agar hidup saya ini bermanfaat bagi saya pribadi dan bagi masyarakat luas”
“Setelah mendapat informasi melalui twitter, maka saya niatkan datang ke acara kopdar ini untuk memberikan tenaga dan waktu saya. Saya siap membantu pengurus GeNAM Jogja mewujudkan cita-cita kita bersama”
“Saya siap mencari follower sebanyak-banyaknya di twitter agar semua kegiatan @Genam_Jog dapat diikuti oleh banyak follower dan kegiatannya makin bergema kemana-mana”

Kopdar Genam di Mie Sehati
Hadir dalam acara kopdar ini K.R.Ay Angling Kusumo, untuk memberi dorongan semangat dan harapan bagi komunitas GeNAM Jogja. Bila acara Deklarasi diadakan di Pura Pakualaman, maka K.R.Ay Angling Kusumo pasti sangat mendukungnya.
“Keanggotaan di kepengurusan GeNAM Jogja ini sama dengan syarat GeNAM Jakarta, yaitu antara lain bukan anggota partai politik atau golongan tertentu. Ini adalah gerakan untuk semua agama, suku maupun bahasa”
Komunitas GeNAM adalah komunitas yang serius dan bukan hura-hura, tetapi dalam menjalankan misinya bisa dilakukan dengan cara yang serius atau dengan cara main-main khas Jogja. Orang Jogja memang kalau memberi masukan atau kritik ke pemerintah sering dengan istilah-istilah yang mudah dicerna dan segar. Misalnya “Jogja Berhenti Nyaman“, “Jogja ora didol”. “Ra masalah Har!” dan sebagainya.
GeNAM Jogja akan tampil sesuai garis komando dari GeNAM Jakarta, tetapi dalam penerjemahan di lapangan bisa dilakukan dengan gaya Jogja Istimewa. Deklarasi Antimiras Jogja nanti akan dilakukan berbeda dengan yangh dilakukan di Jakarta. Akan ada warna khas Jogja di acara deklarasi Pebruari 2014.
Minggu ini panitia Deklarasi Antimiras Jogja sudah mulai bergerak dan akan mengajak semu akomunitas yang ada di Jogja untuk ikut berpartisipasi dalam rangka memasyarakatkan perlunya regulasi yang mengatur peredaran miras termasuk aturan mengkonsumsinya. Bila sudah ada regulasi antimiras, maka menjual miras tidak akan semudah seperti saat ini.
Minum miras juga perlu diatur, dimana boleh diminum dan kapan waktu minum yang diperbolehkan. Bila regulasi sudah ada dan telah diterapkan dengan baik, maka sebenarnya komunitas GeNAM sudah tidak diperlukan lagi. Mereka harus siap membubarkan diri bila visi dan misi sudah tercapai. Bisa jadi nanti gerakan ini akan merubah Visi dan Misinya, bila semua sudah tercapai, atau malah justru akan membubarkan dirinya.
Mari kita nanti saat itu tiba. Selamat berjuang teman-teman Anti Miras. Salam sehati.

Kopdar Genam di Mie Sehati
Ping-balik: Menuju Deklarasi Antimiras Jogja (2) | Eshape Blogger Jogja