Gowes Ceria PARIS

Gowes Ceria PARIS (Parang tritis) didahului dengan rembugan di beberapa group FB, BBM maupun WA (Whatsapp). Begitu antusias peserta yang mendaftar acara ini sehingga panitia jadi ketar ketir, karena cuaca sedang tidak bersahabat dan ramalan cuaca semakin hari semakin memberikan prediksi yang mengkhawatirkan.
Acara Gowes Ceria PARIS semakin mengkhawatirkan ketika beberapa peserta inti, para penggagas acara, mendadak mendapat penugasan lain, sehingga tidak bisa mengikuti acara ini. Bayang-bayang kegagalan acara sudah berada di pelupuk mata. Bersamaan dengan itu makin membludaknya pendaftar membuat panitia harus berpikir panjang. Stop peserta secepatnya, sehingga dapat diketahui jumlah pasti yang akan berangkat.
Gowes bareng dengan berbagai komunitas memang membuat panitia tidak bisa menentukan dengan pasti berapa yang pasti hadir dan berapa yang akan “loading” setelah sampai di PARIS.
“Aku masih khawatir sepedaku akan lecet jika ditumpuk dengan sepeda lain di dalam truk, jadi kuputuskan untuk pulang pergi Jogja PARIS gowes terus”, kata salah satu temanku. Pada kenyataannya, dia tidak membawa sepeda yang ditakutkan akan lecet jika bersenggolan dalam sebuah truk. Dia datang membawa sepeda yang lain.
Ada juga peserta yang terlihat ragu-ragu antara ikut dan tidak, apalagi dia datang dari jauh dan tidak membawa sepeda. Meski begitu aku tetap harus menyediakan sebuah sepeda untuk beliau, siapa tahu dia datang betulan dan perlu sepeda untuk dipakai gowes Jogja PARIS. Pada kenyataannya dia datang betulan dan sukses gowes sampai PARIS.
Hitung-hitungan di atas kertas, peserta sekitar 40 orang saja. Akupun menaikkan anggaran nasi bungkus, dari pesanan 50 bungkus kunaikkan menjadi 75 bungkus, meskipun pada hari “H” kuturunkan lagi menjadi tidak sebanyak itu, tapi aku tetap pasang angka aman di atas 40 bungkus.
JLFR (Jogja Last Friday Ride) pada 31 Januari 2014, sehari sebelum acara gowes Ceria Jogja PARIS, begitu ramai meskipun hujan turun sepanjang acara. Malam itu kota jogja jadi kota sepeda betulan. Pesepeda begitu dominan menguasai semua sudut kota Jogja, meskipun diiringi dengan hujan yang kadang deras dan kadang gerimis.
“Pak Eko, besok jadi sepedaan ke PARIS gak nih? Hujannya ngeri”, kata salah satu peserta.
“Pesepeda tidak pernah takut hujan mas. Pakai jaket hujan kalau perlu”, jawabku tegas, meskipun dalam hati aku merasa ketar-ketir juga. Kalau sampai banyak yang tidak hadir, maka semua persiapan ini akan musnah.
Konsumsi pagi berupa snack dan sarapan nasi bungkus akan begitu banyak tersisa kalau acara gowes CERIA ini tidak terlaksana dengan baik. Belum lagi sewa truk, minibus, pick up dan biaya mekanik serta sarana dan prasarana pendukung acara ini akan hilang percuma.
Jam 05:00 mas Anto, panitia gowes Ceria Jogja PARIS sudah menelponku,”Pak Eko, bu Yeni sudah siap?”

Menunggu goweser di ALTAR Jogja
Akupun langsung meluncur ke ALTAR (Alun-alun Utara) tempat start acara ini. Beberapa teman goweser sudah menunggu sejak jam 5:00 di lokasi. Mereka rupanya sudah tidak sabar untuk segera berangkat ke PARIS. Namun aku menunggu para tamu jauh yang ternyata kesiangan bangun karena tadi malam memang hujan turun di seluruh daerah kota Jogja.
Setelah sejenak foto bersama, para goweser klotter pertamapun berangkat menuju pos regrouping pertama yaitu kampus ISI Jogja. Panitia inti tetap menunggu di ALTAR sampai peserta terakhir muncul dan langsung menyusul rombongan awal.
Suasana kampus ISI Jogja pada pagi hari itu menjadi meriah dengan munculnya rombongan narsis dari berbagai tingkat usia dan berbagai macam profesi. Semuanya bercanda ria menikmati suguhan Arem-arem Sehati, spesialis snack untuk para goweser S3Gama maupun komunitas Gowes Ceria Waskita.
Dalam hati panitia bersyukur dengan cerahnya cuaca pagi hari ini. Mirip dengan acara Gowes Ceria di PIK bulan lalu. Saat Jakarta diserang banjir dan diberi hujan setiap hari, justru pas acara Gowes Ceria di PIK cuaca sangat bersahabat. Mendung menggantung sepanjang acara, sehingga pantai yang panas menjadi terasa sejuk. Pantai Parang Tritis juga tidak mau kalah dengan memberikan kecerahan sepanjang acara berlangsung.
Semua peserta dengan selamat masuk ke pantai PARIS dan langsung menuju bibir pantai untuk bernarsis ria. Rombongan demi rombongan berdatangan dan mereka membuat group-group kecil untuk menuntaskan narsis masing-masing. Hampir tidak ada peserta yang langsung merasa lapar dan makan sarapan di lokasi yang sudah disediakan panitia. Mereka memilih segera berlari ke pantai dan saling memotret untuk mengabadikan Gowes Ceria PARIS ini.

Salah satu grup Narsis Gowes Ceria PARIS
Setelah puas berfoto baru mereka ingat belum makan pagi dan merekapun menyerbu lokasi parkir kendaraan dan orang yang sudah disiapkan. Panitia memang memilih tempat parkir yang bersebelahan dengan sebuah warung dan memagarinya, sehingga orang umum tidak bisa masuk ke lokasi panitia.
Beberapa peserta terlihat sangat menikmati suguhan dari panitia, tetapi ada juga beberapa orang yang rupanya ingin menikmati suguhan khas PARIS, angkringan murah meriah di pinggir PARIS. Meskipun setelah itu mereka merasa perlu menambah isi perut mereka dengan suguhan nasi gurih WIJILAN khas Jogja.
Perjalanan terberat justru ada pada etape terakhir, yaitu ketika matahari begitu terik dan mereka harus gowes sepeda ke arah Jogja yang sedikit menanjak. Ada peserta yang hilang dari tim penjaring karena berbelok arah untuk menikmati cendol di sudut jalan Jogja PARIS, ada juga yang tetap pamit karena ingin segera pulang ke rumah.
Sekitar jam 14:00 semua peserta sudah termonitor melalui ponsel ataupun status FB masing-masing. Mereka sudah menikmati acara Gowes Ceria PARIS secara lengkap. Sampai bertemu di Gowes Ceria BELITONG dan CFD Monas Jakarta dalam waktu dekat ini.

Pos I : Gowes Ceria Paris
Salam sehati.
Bersepeda di tepi pantai, apalagi ke Pantai Parangtritis, rombongan pula . Seru! Jadi iri..
SukaSuka
Yuk sepedaan bareng di pantai 🙂
SukaSuka