Jogja Berdebu

Pembersihan sudah dilakukan tapi belum tuntas

Sejak Jumat pagi Jogja Berdebu lagi. Bukan karena Merapi tetapi karena letusan Gunung Kelud yang sangat dahsyat. Suara letusan itu bahkan sudah sampai ke Jogja, Solo dan beberapa kota yang ratusan kilometer jauhnya. Abu vulkanik Kelud juga tersebar sampai ke Bandung, sebuah jarak yang sangat jauh.

“Pak Eko, aku tidak bisa membayangkan bagaimana letusan Gunung Krakatau pada tahun 416 yang jauh lebih dahsyat dari letusan Gunung Kelud”, kata temanku yang setiap menit selalu memantau letusan Kelud dari komputernya.

“Letusan tahun 416 dan 1883 ada di Youtube mas, coba saja cari di Youtube pasti ketemu”, kataku

“Iya pak, aku baru saja lihat videonya di youtube. Apa kejadiannya benar begitu ya?”

“Kalau soal benar tidaknya ya wallahu alam pak, lha itu kan bukan versi resmi dari instansi berwenang, tapi untuk pembelajaran boleh juga”

Letusan Gunung Krakatau yang terjadi pada tahun 1883 merupakan salah satu letusan gunung berapi terbesar yang pernah terjadi di Indonesia. Jika pada tahun 416 M letusan gunung Krakatau menghancurkan dan menenggelamkan lebih dari 60% bagian gunung Krakatau, dan memunculkan 3 (tiga) buah pulau kecil (Pulau Rakata, Sertung dan Panjang), maka letusan Krakatau pada tanggal 27 Agustus tahun 1883 benar-benar membuat hilangnya gunung Krakatau dari permukaan laut. Saat itu terbentuk sebuah kaldera dengan diameter sekitar 7 kilometer. Saat ini yang muncul di permukaan laut adalah hasil erupsi gunung Krakatau yang kemudian disebut sebagai anak Krakatau.

Letusan Gunung Kelud sekarang jauh lebih kecil dari letusan Gunung Krakatau, tapi yang kecil inipun sudah membuat banyak pihak merasa dijewer. Ada memang yang tidak merasa dijewer dan menganggap hal ini sebagai fenomena alam yang biasa terjadi di lintasan cincin api, tapi hal ini tentu tidak perlu menjadi perdebatan di antara kita.

Yang terjadi saat ini adalah adanya saudara, teman, sahabat atau keluarga kita yang terkena imbas dari letusan ini. Mereka ada yang di pengungsian dan ada juga yang masih bisa di rumah masing-masing dengan kondisi yang memprihatinkan. Ada ribuan masker yang dibutuhkan saat ini mengingat letusan kali ini memang mengirimkan banyak debu vulkanik.

Jogja juga tidak luput dari adanya debu vulkanik yang menyambangi rumah mereka. Ponselku yang kudiamkan beebrapa saat ketika diisi baterenya langsung berdebu. Padahal ponsel itu diisi baterenya di dalam rumah. Sungguh luar biasa debu ini menyebar kemana-mana. Jangan ditanya lagi ketika aku menyempatkan keluar rumah. Begitu sampai di rumah kembali, jaket hitam sudah berwarna abu-abu, begitu juga tas cameraku sudah disaput debu.

BB berdebu di dalam rumah

BB berdebu di dalam rumah

Di sepanjang jalan Senopati sampai ke Tugu Jogja terlihat petugas kebersihan dikerahkan dengan tenaga penuh. Ratusan orang membawa sapu, kantong pasir tempat tanah/debu dan kendaraan angkut tanah disiapkan dan sampai siang tadi kulihat hasilnya belum seberapa.

Di Kilometer NOL juga disiapkan sebuah armada pemadam kebakaran untuk menyemprot debu di jalanan, hasilnya juga tidak terlihat signifikan. Mungkin perlu hujan deras untuk menghanyutkan debu itu. Masalahnya kalau itu yang terjadi, maka selokan drainasi kota bisa menjadi terhambat dan bahaya banjir bisa terjadi kalau ada hujan lagi.

Anjuran dari beberapa instansi untuk melakukan pembersihan serentak di lokasi masing-masing perlu diacungi jempol. Jangan sampai mereka membersihkan debu di jalanan dengan cara instan yang justru akan membuat Jogja jadi rawan kebanjiran saat turun hujan besar. Silahkan simak himbauan tersebut.

1. Membersihkan tanaman/pohon dari debu dengan cara menyiram/menyemprot lebih dahulu.

2. Membersihkan jalan di sekililing rumah (depan/samping) dari debu/pasir.

3. Debu/pasir tersebut dimasukkan dalam karung dan dikumpulkan di tempat sampah masing-masing, selanjutnya pengurus akan mengambil debu/pasir tersebut dari setiap rumah untuk dibuang di tempat yang semestinya.

4. Untuk menghindari penyumbatan saluran air, mohon untuk tidak membuang debu/pasir ke dalam selokan/saluran air yang ada di depan rumah masing-masing.

Himbauan membersihkan debu

Himbauan membersihkan debu

Himbauan ini sangat bagus kalau dikerjakan secara serentak dan dengan penuh kesadaran. Sampai saat ini kita masih harus tetapmenahan diri untuk membatasi diri dari kegiatan di luar rumah. Lalu lintas yang ramai pada hari ini telah membuat debu yang masih menempel di jalan langsung berterbangan. Kota Jogja kembali terselimuti debu vulkanik.

Jogja berdebu dan kitalah yang bisa menghilangkan debu itu dengan baik dan bijak. Kurangi lalu lintas di jalan umum, kecuali memang sangat berkentingan dengan kegiatan keluar rumah. Gunakan masker dengan benar dan jadikan sebagai barang milik pribadi, jangan dipakai bergantian dengan orang lain. Mari kita songsong Jogja berdebu ini dengan saling membantu.

Semoga teman, saudara atau handai taulan yang terkena musibah letusan Gunung Kelud ini mendapat hikmah dari peristiwa ini. Amin.

Pembersihan sudah dilakukan tapi belum tuntas

Pembersihan sudah dilakukan tapi belum tuntas

One comment

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.