Hari Tanpa Tembakau

Negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sepakat untuk mencetuskan Hari Tanpa Tembakau Sedunia sejak tahun 1987. Tahun demi tahun peringatan Hari Tanpa Tembakau terus menggema, meski tetap saja ada yang merasa risi dengan adanya hari peringatan ini.
Dengan alasan Tembakau adalah sesuatu yang menghidupi banyak kalangan masyarakat, maka berbagai kalangan masyarakat tetap tidak sepakat dengan adanya hari peringatan ini. Padahal kalau versi Menkes, keuntungan yang didapat dari rokok masih lebih besar kerugiannya.
+++
“Hasil kajian Badan Litbangkes 2013 menunjukkan telah terjadi kematian akibat penyakit terkait tembakau dari 190.260 pada 2010 menjadi 240.618 pada 2013. Selain itu kenaikan penderita penyakit akibat konsumsi tembakau dari 384.058 orang pada 2010 menjadi 962.403 orang pada 2013,” jelas Menkes.
Kondisi ini berdampak pula pada peningkatan total kerugian ekonomi secara makro akibat tembakau. Menkes mengungkapkan, jika dinilai dengan uang, kerugian ekonomi naik dari 245,41 triliyun rupiah pada 2010 menjadi 378,75 triliyun rupiah pada 2013. Nilai kerugian ini lebih besar juga bila dibandingkan dengan uang yang diperoleh negara dari cukai rokok, yakni 87 triliyun rupiah pada 2010 dan 113 triliyun rupiah di 2013.
+++
Di Jogja sendiri saat ini makin banyak saja remaja yang gemar merokok. Berita di TV Jogja pada Hari Tanpa Tembakau ini, remaja umur 15-19 tahun terlihat yang paling banyak mengalami peningkatan jumlahnya. Banyaknya iklan rokok yang memperlihatkan betapa hebatnya orang yang merokok, sedikit banyak ikut memberi dampak peningkatan jumlah perokok di kalangan remaja. Agak ironis memang, di saat di negara asing (barat) iklan rokok makin dikurangi, justru di Indonesia orang tertarik untuk merokok karena melihat iklan dari bintang film asing (barat).
Menkes juga menyarankan untuk menaikkan cukai rokok pada menteri keuangan. Kalau usul ini disetujui, mungkin kalangan bawah akan makin kesulitan membeli rokok. Harga rokok akan melambung dan tidak sembarang orang bisa membeli rokok.

Raise tobacco tax – WHO
Di Jakarta para perokok sudah diatur agar merokok di tempat yang disediakan. Tempat merokok tidak boleh lagi ada di dalam gedung, biasanya kalau ada tempat rokok, maka lokasinya di luar gedung atau di lokasi yang orang lain tidak terganggu dengan kegiatan merokok mereka.
Sayangnya peraturan tinggal peraturan, para perokok pasif tetap saja menderita oleh ulah para perokok aktif. Tangga darurat menjadi lokasi di dalam gedung yang nyaman oleh para perokok. Mereka menikmati hisapan rokok sendirian maupun bersama dengan sesama perokok.
Berita gembira seputar berhentinya para perokok merokok tidak banyak dimuat di mass media, mungkin dianggap kurang menarik, tapi hari ini beberapa stasiun TV menyiarkan beberapa berita seputar kegiatan merokok pada Hari Tanpa Tembakau. Ada restoran yang menyediakan menu gratis untuk mereka yang bersedia memberi testimoni tentang berhentinya mereka dari dunia rokok.
“Merokok itu sama saja dengan membeli racun, jadi kenapa meracuni diri sendiri harus membayar seharga rokok?”
Indonesian Conference on Tobacco or Health (ICTOH) yang dilaksanakan pada hari Jumat 30 Mei 2014 di Jakarta, patut menjadi tonggak komunitas anti rokok untuk berharap lebih banyak terhadap tindakan pemerintah maupun masyarakat umum terhadap pentingnya membawa masyarakat Indonesia untuk lebih jauh dengan dunia rokok.
Mungkin kalau rokok diharamkan akan banyak yang pro dan kontra, tetapi lebih menyadarkan masyarakat tentang betapa rokok sudah membuat remaja kita menjadi mengenal racun lebih dini, semoga membuat semua panutan kita mau berkampanye untuk menjauhkan diri dari rokok.
Saat ini banyak di antara pemuka masyarakat yang masih suka merokok di depan umum, sehingga para remaja seperti mendapat pembenaran dari tindakan merokok mereka. Kemarin saat makan di resto, kulihat seorang remaja memisahkan diri dari kelompoknya dan asyik merokok sendiri di sebuah ruangan khusus merokok yang ada di dalam gedung resto itu.
Dia nampak sangat menikmati kegiatan merokoknya, sementara kulihat di ruangan merokok itu tidak ada exhaust fan, sehingga asap rokoknya terus berputar di ruangan ber-AC itu. Restoran yang tidak akan kurekomendasikan untuk teman-temanku.
Selamat menikmati Hari Tanpa Tembakau 2014. Semoga teman-teman yang ingin menolong para remaja kita dapat ikut berkampanye anti rokok. Semoga.

Hari-tanpa-tembakau-sedunia-ilustrasi- Republika
+++
Berita seputar Hari Tanpa Tembakau :
Suara Merdeka
Republika
Solo Pos
WikiPedia (kutipannya ada di bawah ini)
WHO dan Hari Tanpa Tembakau[sunting | sunting sumber]
Hari Tanpa Tembakau Sedunia adalah salah satu dari banyak hari peringatan yang terkait dengan upaya peningkatan kesadaran masyarakat akan kesehatan, termasuk diantaranya Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Hari AIDS Sedunia, Hari Donor Darah Sedunia, dan lain-lain.
Kronologi[sunting | sunting sumber]
- Pada 1987, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengesahkan Resolusi WHA40.38, menyerukan tanggal 7 April 1988 sebagai “hari tidak merokok sedunia”. 7 April 1988 bertepatan dengan ulang tahun ke-40 WHO. Tujuan hari ini adalah mendesak para pecandu tembakau agar berpuasa tidak merokok selama 24 jam, sebuah tindakan yang diharapkan dapat mendorong mereka untuk berusaha berhenti merokok.
- Pada 1988, Resolusi WHA42.19 disahkan oleh Majelis Kesehatan Dunia, menyerukan dirayakannya Hari Tanpa Tembakau Sedunia setiap tanggal 31 Mei. Sejak saat itu WHO senantiasa mendukung hari Tanpa Tembakau Sedunia tiap tahunnya, mengaitkan tiap tahun dengan tema khusus terkait tembakau.
- Pada 1998, WHO membentuk Inisiatif Bebas Tembakau (Tobacco Free Initiative/TFI), sebuah upaya untuk memusatkan perhatian dan upaya internasional kepada masalah kesehatan global tentang tembakau. Inisiatif ini memberikan bantuan untuk menciptakan kebijakan kesehatan publik dunia, mendorong mobilisasi antar masyarakat, dan mendukung Konvensi WHO untuk Kerangka Pengendalian Tembakau (FCTC). FCTC WHO adalah traktat kesehatan publik global yang diterapkan sejak 2003 oleh berbagai negara di dunia sebagai kesepakatan untuk menerapkan kebijakan yang mengarah kepada penghentian kebiasaan merokok.
- Pada 2008, pada malam Hari Tanpa Tembakau Sedunia, WHO menyerukan seluruh dunia agar melarang semua bentuk iklan, promosi, dan sponsor tembakau. Tema tahun itu adalah Pemuda Bebas Rokok; karena itulah inisiatif ini secara khusus menyoroti iklan rokok yang ditujukan pada remaja. Menurut WHO, industri rokok kini tengah berupaya meremajakan pasarnya yang sekarat; menggantikan para perokok dewasa yang tengah berupaya berhenti merokok atau sedang sakit-sakitan, dengan kaum muda sebagai perokok potensial. Karena hal itulah strategi pemasaran rokok umumnya membidik berbagai hal yang menarik perhatian kaum muda, seperti film, musik, olahraga, internet, bilboard, dan majalah. Penelitian menunjukkan bahwa makin terpaparnya remaja pada iklan rokok, makin besar kemungkinan mereka untuk merokok.