Loyalis Prabowo/Jokowi berhati-hatilah

Siapapun pilihan capresmu lagu Indonesia Raya kita tetap sama

“Kenapa mas Eko bilang Loyalis Prabowo/Jokowi berhati-hatilah?”

“Ya, mereka harus berhati-hati. Yang diinginkan mereka adalah capres mereka bisa jadi presiden, tapi yang terjadi bisa senjata makan tuan”

“Maksudnya mas?”

“Lihat saja, betapa banyaknya kampanye negatip dan kampanye hitam yang beredar di internet melalui berbagai socmed”

“Terus? Kenapa harus berhati-hati?”

“Para loyalis Prabowo/Jokowi lupa bahwa saat ini masih banyak rakyat Indonesia yang belum menentukan pilihan dan mereka bisa saja terpengaruh oleh kampanye negatip atau kampanye hitam dari para loyalis. Saat disurvei pada periode tertentu, mereka bisa saja menjawab memilih salah satu capres yang paling sedikit menerima kampanye negatip atau kampanye hitam, tapi kampanye negatip/hitam itu tidak akan bertahan lama”

“Jadi kalau para loyalis terlalu dini melepaskan kampanye negatip/hiyam, bisa saja pas hari pemilihan malah berganti pilihan ya mas?”

Memang sudah jamak yang namanya rakyat Indonesia ini sangat suka model sinetron. Mereka biasanya memilih seseorang berdasar emosi bukan berdasar pemikiran yang panjang. Jadi kalau ada capres yang diserang terus dengan kampanye negatip/hitam dan akhirnya terbukti tidak bersalah, maka bisa jadi timbul iba mereka dan pada hari pemilihan, merekapun memilih capres yang paling teraniaya.

Rakyat Indonesia sudah semakin cerdas, tapi untuk urusan yang melibatkan emosional, maka kelihatannya mereka masih melakukan tindakan berdasar emosi bukan berdasar analisa yang mendalam.

Yang membuat beberapa temanku merasa khawatir adalah perpecahan di antara para pemilih yang tadinya berteman, mendadak bisa jadi tidak berteman karena beda pilihan capresnya. Mereka yang memutuskan pertemanan itu lupa bahwa capres yang saat ini sedang berlomba untuk dipilih adalah putrra terbaik negeri ini.

Bukan suatu hal yang membanggakan kalau mereka, para loyalis capres, menjelekkan capres yang bukan pilihan mereka, tapi ternyata yang menjadi presiden adalah orang yang mereka jelek-jelekkan. Teman-temankupun, entah darimana dapatnya, akhirnya mengirim sebuah gambar tentang perlunya kita bersatu padu menyukseskan pemilihan presiden tahun 2014 ini.

Berhentilah mempermalukan calon pemimpin negara sendiri

Berhentilah mempermalukan calon pemimpin negara sendiri

Aku langsung pasang gambar bertagline #KampanyeAdem itu di wall FBku dan nampaknya banyak di antara temanku yang mendukung #KampanyeAdem ini. Rupanya mereka seperti aku jadi khawatir dengan perkembangan socmed yang memperlihatkan putusnya beberapa pertemanan atau diskusi yang tidak jelas ujung pangkalnya.

Banyak temanku yang berbeda pilihan tetapi mereka tetap berteman dan saling berkampanye secara tersembunyi. Saling meledek dalam batas-batas kewajaran dan tetap bisa tertawa bersama. Aku sendiri bersyukur karena temanku yang memutuskan pertemanan lebih sedikit dibanding yang tetap berteman meskipun berbeda pilihan.

Akupun kembali mengirimkan gambar yang mendukung #KampanyeAdem. “Siapapun pilihan capresmu , lagu Indonesia Raya kita tetap sama”

Siapapun pilihan capresmu lagu Indonesia Raya kita tetap sama

Siapapun pilihan capresmu lagu Indonesia Raya kita tetap sama

Kayaknya masih banyak di antara kita yang tetap ingin adanya persatuan, siapapun presiden yang terpilih nanti. Momentum 9 Juli 2014 ini semoga justru makin mempererat tali persaudaraan di antara kita. Saling mendukung capres tidak membuat pertemanan menjadi renggang, ini hanya pesta demokrasi lima tahunan. Pemilihan presiden tidka etyrjadi setiap tahun, jadi mari kita galakkan #KampanyeAdem agar hasilnya lebih jernih dan lebih mencerminkan semangat gotong royong yang masih berakar di hati kita masing-masing.

Mari kita berdoa agar yang menang tidak menjadi sombong dan yang kalah tidak perlu merasa rendah. Bila tidak sangat perlu, tak perlu kita menghabiskan energi untuk melakukan protes terhadap hasil yangh tidak kita inginkan.

Pelaksanaan pemilu tanggal 9 Juli 2014 nanti mungkin memang tidak berlangsung dengan mulus. Ada saja kesalahan kecil yang tidak disengaja, semoga tidak membuat yang kalah kemudian mempermasalahkannya. Kecuali memang terjadi kecurangan yang signifikan dan terbukti disengaja, maka kita memang perlu meminta pertanggungjawaban panitia Pemilu (KPU).

Semoga yang terjadi nanti adalah Pemilu yang lancar karena semua penduduk Indonesia lebih memilih #KampanyAdem. Silahkan pak Prabowo jadi presiden atau silahkan pak Joko Widodo jadi presiden, kita dukung bersama-sama.

Semoga yang menang ingat kalimat ini,”Sugih Tanpo Bondho, Digdoyo tanpo aji, Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake”

Salam sehati

12 komentar

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.