Cahaya dari Timur harus ditonton

Cahaya dari Timur Beta Maluku

Film Indonesia “Cahaya dari Timur” harus ditonton oleh masyarakat pecinta film Indonesia maupun masyarakat film lain yang belum pernah menonton film Indonesia. Ini adalah film yang benar-benar wajib ditonton, kalaulah nanti air mata berlelehan dari air mata kita, bukan karena film yang lebay, tapi pasti karena melihat betapa indahnya persaudaraan ala Indonesia Timur.

Bagi yang belum pernah ke Indonesia Timur pasti tidak bisa dengan tepat menggambarkan suasana Indonesia Timur, tetapi dengan menonton film ini, maka penonton seperti sedang berada di lokasi film ini diambil. Sejak menit awal film diputar, suasana keruh pertikaian antara sesama warga Maluku sudah menghiasi layar lebar. Nyawa terasa begitu murah dan wajah amarah seperti memenuhi layar lebar.

Setiap terdengar bunyi alarm tanda pertikaian terjadi, maka kita dibuat terhenyak oleh kekerasan yang muncul di layar. Untungnya sutradara piawai menampilkan gambar pertikaian itu, sehingga tidak vulgar muncul di depan mata kita.

Memori akan pedihnya kerusuhan di Maluku membuat seorang penggila sepak bola mencoba mengalihkan perhatian anak-anak pada dunia bola. Sani Tawainella, sang penggila bola, mengajak anak-anak, calon generasi penerus masyarakat Maluku untuk menjauhi lokasi kerusuhan yang terus marak di Maluku.

Terlalu fokus pada dunia anak-anak ini membuat rumah tangga Sani menjadi kacau balau. Waktunya habis untuk mengurusi anak-anak bermain bola dan dia kehilangan waktu untuk mencari uang. Dalam kondisi seperti itu, anak ke dua Sani lahir dan kondisi Maluku sudah mulai aman, meski belum dapat dikatakan Maluku sudah bersatu kembali. Masih ada kecurigaan di antara dua kelompok yang ada di Maluku. Itulah kelompok Muslim dan non Muslim. Kitapun disuguhi kepusingan Sani melihat anak didiknya yang tidak akur karena berasal dari kubu yang berbeda. Bagaimana bisa memenangkan sebuah pertandingan bola kalau para pemain saling tidak mau mengoper bola ke seteru abadi mereka masing-masing.

Istri Sani yang awalnya mendukung kiprah Sani dalam mengalihkan perhatian anak-anak pada bola, sekarang mulai berubah pikiran. Tuntutan hidup berumah tangga dengan dua anak tidak cukup dengan gaji Sani yang tidak jelas sebagai pengojek. Konflik mulai memuncak ketika Sani semakin gila dengan mimpinya menyatukan Maluku, sementara kondisi rumah tangganya masih belum pulih dari keterpurukan.

Beta Maluku ANTARA News Jogja dari KASKUS

Beta Maluku ANTARA News Jogja dari KASKUS

Film ini memang mengambil tokoh sentral seorang pemain sepak bola yang gagal masuk PSSI Bareti dan terus terobsesi untuk menggeluti sepak bola dengan segala lika-likunya. Bisa dibayangkan ketika akhirnya tim yang dilatihnya harus ditinggalkannya karena semua pemainnya sudah direkrut oleh klub sepakbola yang dimiliki oleh temannya.

Kisah Sani yang memakan waktu tayang selama 2,5 jam ini terasa begitu cepat berlalu. Penonton dibuat asyik dengan berbagai konflik yang muncul di sepanjang film ini. Bahkan saat akhirnya film ini selesai diputar, beberapa penonton masih terlihat duduk menikmati bacaan text yang masih muncul mengiringi selesainya film. Sebagian penonton bahkan masih belum beranjak dari duduknya karena sibuk menyeka air mata yang masih meleleh di matanya.

Chico Jericho (Kapanlagi(dot)com)

Chico Jericho (Kapanlagi(dot)com)

Film ini sangat cocok untuk ditonton bersama seluruh anggota keluarga, bahkan untuk mererka yang tidak suka sepak bola, film ini tetap layak ditonton. Panjangnya waktu tayang juga dijamin tidak akan terasa panjang bila kita terus menikmati konflik yang terus bermunculan di sepanjang film. Bagi warga Maluku, pasti film ini merupakan film wajib bagi mereka.

Jangan lewatkan film ini, ajak seluruh orang yang bisa anda ajak untuk nonton film ini. Selamat menonton dan Salam sehati.

+++

Sinopsis film ini di 21cineplex adalah sebagai berikut :

Sani Tawainella (Chicco Jericho) ingin menyelamatkan anak-anak di kampungnya dari konflik agama yang terjadi di Ambon melalui sepak bola. Di tengah kesulitan hidup serta pilihan antara keluarga atau tim sepakbolanya, Sani ditugaskan membawa timnya mewakili Maluku di kejuaraan nasional. Namun keputusannya membaurkan anak-anak yang berbeda agama dalam satu tim justru menyebabkan perpecahan. Sanggupkah Sani melalui semua ini dan membawa cerita baik bagi Maluku?

Cahaya dari Timur Beta Maluku

Cahaya dari Timur Beta Maluku

+++

Tulisan ini kudedikasikan buat para muslim dan non muslim yang pernah menjamuku di sebuah hotel di Maluku. Semoga teman-teman Malukuku masih ingat padaku. Insya Allah.

2 komentar

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.