Hikmah Pilpres 2014

Hikmah Pilpres 2014 di hari-hari ini terasa lebih sejuk di hatiku dibanding beberapa hari lalu. Suasana yang panas membara begitu pilpres dilaksanakan mulai berkurang suhunya, meskipun pada beberapa orang yang kukenal masih menyisakan bara yang sangat panas.
Kebetulan hari ini aku diundang untuk mengisi acara “Hikmah Hasil Pilpres 2014” di Hotel Satya Graha Jogjakarta, jadi kusampaikan saja hal-hal yang kurasakan ini pada audiens. Beberapa hal yang berhubungan dengan Hikmah Pilpres 2014 kusampaikan sebagai berikut :
1. Semangat yang sangat besar dari rakyat Indonesia untuk meninggalkan golongan putih (GolPut) dan bahkan menjadi relawan yang rela mendukung capres masing-masing tanpa perlu diberi bayaran. Suasana ini sangat berbeda dengan pilpres beberapa periode lalu, dimana untuk mencari pendukung capres memerlukan dana yang cukup besar.
2. Semangat mendukung capres itu akhirnya berkembang menjadi kecintaan yang begitu dalam dan muncul fanatisme berlebihan dari para loyalis capres.
3. Adanya debat capres dan cawapres, ternyata menunjukkan kedua capres cawapres bisa dewasa menghadapi perbedaan, kekalahan maupun kemenangan namun tidak demikian dengan tanggapan dari para loyalis. Fanatisme mereka membuat capres mereka adalah dewa bagi para loyalis. Kedua belah puhak saling klaim bahwa capresnyalah yang memenangkan debat itu.
4. Puncak konflik terjadi saat hari pencoblosan berlangsung dan bahkan terus bertahan beberapa hari setelah tanggal 9 Juli 2014. Tidak ada istilah hari tenang di dunia maya. Semua hari penuh posting di internet yang akhirnya membuat beberapa loyalis mulai capek melihat/mendengar kalimat yang berhubungan dengan kata capres.
5. Dalam kenyataan di lapangan, pada beberapa lokasi TPS di tanggal 9 Juli 2014 justru banyak dilaporkan munculnya suasana guyub dari mereka yang mencoblos. Saat pencoblosan adalah saat para penduduk di sekitar TPS bertemu dalam suasana penuh senda gurau, meskipun capres mereka berbeda.
6. Munculnya Quick count yang berbeda akhirnya ikut berperan dalam memanaskan suasana yang memang sudah panas sejak pilpres 9 Juli 2014.
7. Frekuensi yang begitu tinggi dalam berbalas pantun antar loyalis akhirnya mulai sampai pada titik mendekati jenuh. Para loyalis mulai kecapekan dan mulai menemukan kedewasaan dalam berpolitik. Mereka mulai sadar bahwa siapapun yang menang akan menjadi presiden mereka dan bukan presiden di negara lain. Jadi buat apa menghujat capres kelompok lain kalau mereka nanti bila menang akan jadi presiden kita juga.
8. Dalam 1 atau 2 hari ini, kuperhatikan kawan-kawanku yang tadinya begitu getol mendukung capresnya masing-masing, mulai menurunkan intensitas mereka dalam beradu argumen. Menunggu tanggal 22 Juli 2014, sudah mulai disadari akan menentukan siapa yang memenangkan pilpres kali ini.

Hikmah hasil pilpres 2014
Delapan item di atas sudah memberikan banyak pelajaran bagi para pendukung ke dua capres, bahwa capres mereka memang punya banyak kelebihan tetapi juga mempunyai beberapa kekurangan. Kampanye negatip telah membuka mata mereka, bahwa capres mereka bukan dewa yang tanpa salah. Mereka mulai menata hati untuk menerima hasil keputusan KPU. Mereka mulai bersiap untuk menang atau kalah.
Sayangnya belum semua loyalis mempunyai pemikiran yang sama. Ada yang sudah terlanjur sangat fanatik dengan capresnya dan tidak bisa lagi berpikir dengan jernih. Mereka lebih berpikir secara emosional, bahwa apapaun keputusan KPU, tetap capres mereka yang benar-benar memenangkan pemilu Presiden ini.
Pilpres sudah dilakukan dan saat ini tugas kita hanya berdoa semoga perhitungan KPU benar-benar teliti tanpa memihak. Presiden yang nanti akan menjadi presiden Indonesia kita semoag amanah menjalankan janji-janji mereka. Bila mereka tidak amanah menjalankan tugas sebagai Presiden, maka tugas kita selanjutnya adalah menyiapkan diri untuk melakukan kritik terhadap kebijakan presiden yang tidak amanah.
Sebesar semangat mendukung mereka, sebesar itu pulalah semangat kita menjaga presiden tetap amanah menjalankan tugasnya. Semoga kita nanti tidak perlu melakukan hal ini, akan sangat indah kalau akhirnya kita ternyata menemukan presiden yang lebih baik dari presiden kita terdahulu.
Insya Allah, Amin.

Hikmah hasil pilpres 2014
Buat para pendukung, kawal suaranya secara objektif.
Jangan cuma kalo menang doang yg dilaporkan apa adanya, kalo kalah juga laporkan apa adanya.
Jangan curang.
Vice versa.
SukaSuka
Salam mas @HeruLS
Semoga tanggal 22 Juli 2014 menjadi tonggak baru dalam sejarah politik Indonesia.
Yang menang tidak sombong dan yang kalah bisa legowo, menerima dengan lapang dada.
Amin.
Salam sehati.
SukaSuka