Punthuk Setumbu Magelang

Narsis berjamaah di Punthuk Setumbu

Punthuk Setumbu Magelang sangat terkenal di internet, tetapi ternyata aku baru bisa menginjaknya pada tanggal 14 September 2014 ini. Tanggal itu bertepatan dengan hari ulang tahunku, sehingga tanggal itu makin membuat hari Minggu ini menjadi sangat istimewa bagi keluargaku.

Lebih sebulan lalu aku mencoba mencari informasi seputar “Punthuk Setumbu Magelang” ternyata informasi yang bertebaran di internet sangat banyak, tetapi ketika mencari informasi hotel yang bisa ditinggali pada tanggal 13 September 2014 ternyata semua hotel yang ada di internet full book semua. Akupun akhirnya menyerahkan urusan pencarian hotel ini pada temanku dan diapun menawarkan beberapa informasi yang sangat menarik dari sisi biaya hotel.

Hotel Aman Jiwo Magelang

Hotel Aman Jiwo Magelang

Ada yang ditawarkan sebuah Home Stay dengan 4 sampai 5 kamar dan harganya sekitar 1-1,5 juta per rumah. Harga ini jauh lebih murah dibanding biaya menginap di hotel Amanjiwo yang bertarip sekitar 14 juta untuk satu kamar dan dua orang penginap, belum termasuk pajak dan biaya lain-lain. Jadi aku langsung berburuk sangka saja,”pasti harga penawaran itu adalah harga hari-hari biasa, hasil pencarian secara real pasti berbeda untuk hari Sabtu tanggal 13 September 2014″, kataku pada temanku.

Benar saja, ternyata semua hotel yang dihubungi temanku statusnya full semua. Akupun menyadari kalau temanku punya kesulitan mencari tempat menginap, jadi aku lalu mempunyai ide untuk mencari informasi lagi sekitar acara piknik ke Punthuk Setumbu Magelang. Ternyata dari hasil searching di internet, beberapa wisatawan ada yang berangkat dari Jogja sebelum subuh dan sholat di mushola sekitar Punthuk Setumbu.

Pintu masuk Punthuk Setumbu (di depan mushola)

Pintu masuk Punthuk Setumbu (di depan mushola)

Alhamdulillah, akhirnya temanku memberi info yang sangat melegakan, Ada sebuah hotel baru namanya Rumah Graharu dengan tarif hanya 600.000 rupiah semalem. Akupun tidak berpikir panjang langsung mengiyakan dan sekalian akupun pesan untuk mengikuti acara Rafting (Arung Jeram) di Sungai Elo. Biaya Rafting Sungai Elo ini sekitar 700-850 ribu rupiah per perahu. Sangat menarik karena murah biayanya dan grade raftingnya maksimal hanya angka 3 pada musim penghujan. Saat ini musim bukan penghujan, jadi pasti gradenya turun dan sangat aman untuk wisata keluarga.

Tanggal 14 September 2014 subuh, seusai sholat subuh aku langsung mengajak anak istri untuk meluncur ke lokasi Punthuk Setumbu Magelang yang hanya beberapa menit saja dari lokasi Rumah Graharu tempat aku menginap. Sampai di lokasi ternyata pengunjung sudah berjubel antri membayar biaya masuk. Pemanduku langsung menyeruak dan membeli tiket masuk lokasi. Kelihatannya sang pemandu sangat dikenal oleh penduduk desa setempat yang bertugas menjaga lokasi, sehingga sepanjang jalan menuju Punthuk Setumbu sering berdialog sambil berjalan dengan para penjaga jalan.

Dari internet kubaca bahwa menuju lokasi ini jalannya sempit, tanpa lampu penerangan umum (PJU) dan sulit berpapasan bila berjumpa dengan mobil lain, begitu turun dari mobil kita harus mendaki bukit yang licin dan ada jurang di samping jalan. Akupun menyiapkan semangat untuk melewati jalan itu, ternyata jalannya memang betul sempit, tapi penerangan jalan sudah cukup terang benderang. Begitu juga setelah memarkir mobil, maka jalan mendaki sudah diberi lantai beton dan di tempat-tempat tertentu yang dianggap berbahaya ada satu atau dua orang penduduk yang menjaganya sambil membawa lampu senter.

Penerangan jalan mendaki ini juga sangat terang. Warung mie instan, minuman hangat dan makanan kecil ada di pinggir jalan, sesaat sebelum sampai ke puncak Punthuk Setumbu. Toilet yang cukup bersih juga ada di dekat puncak pendakian.

Mentari di Punthuk Setumbu

Mentari di Punthuk Setumbu

Ketika aku sampai di puncak pendakian, maka akupun terperangah dengan banyaknya pengunjung yang sudah datang. Padahal di belakangku masih banyak yang belum naik ke puncak. Akupun baru menyadari bahwa aku tidak mendapat tempat untuk meletakkan tripod cameraku. Semua lokasi pemotretan sudah terisi pengunjung, akupun akhirnya hanya dapat memotret dari sela-sela kepala orang yang ada di depanku.

Memang di lokasi ada sedikit tempat untuk berdiri berdewsakkan, tapi akhirnya kuperjuangkan untuk menaruh tripod anakku Haslita Nisa. Dia lebih pinter motret dari pada aku, jadi akupun ikhlas menyerahkan lokasi itu padanya. Di depan anakku ada dua cewek bule yang tidak bisa diam, sehingga akupun makin susah mencari sela-sela pemotretan yang cocok, Masih untung aku membawa lensa tele 70-200 mm, jadi bisa sedikit mempermudah pemotretanku.

Memotret Punthuk Setumbu

Memotret Punthuk Setumbu

Di depan kita terpampang sebuah pemandangan yang sangat indah meski masih dalam kegelapan. Ada gunung Merapi dan ada gunung Merbabu, kemudian di bawah pemandangan gunung terlihat pemandangan yang juga menarik, itulah penampakan Candi Borobudur yang tertutup kabut tipis. Sungguh kombinasi yang sempurna untuk dipandang mata.

Borobudur dilihat dari Punthuk Setumbu

Borobudur dilihat dari Punthuk Setumbu

Beberapa kali aku mengambil gambar candi Borobudur maupun sepasang gunung Merapi dan Merbabu dan untunglah aku sudah sempat mengambil pemandangan itu. Ternyata makin siang kabut itu makin tebal dan candi Borobudurpun makin siang makin tidak terlihat. Berbahagialah mereka yang sudah mengabadikan candi Borobudur dari puncak Punthuk Setumbu.

Semua pengunjung hampir serempak meneriakkan kalimat takjub ketika akhirnya sang mentari muncul dari balik gunung Merapi. Rentetan suara camera terdengar dari ratusan camera yang mengarah pada pemandangan sepasang gunung dan sebuah matahari. Foto ke arah pemandangan dilakukan oleh semua camera dan kemudian mulai makin berkurang jumlah camera yang memotret pemandangan ketika matahari sudah semakin naik.

Narsis berjamaah di Punthuk Setumbu

Narsis berjamaah di Punthuk Setumbu

Lokasi puncak Punthuk Setumbu berubah menjadi lokasi untuk selfie dengan tongsis masing-masing. Bagi yang tidak membawa tongsis, maka merekapun saling bergantian memotret kawannya dengan latar belakang pemandangan gunung Merapi dan Merbabu.

Terima kasih Tuhan, tepat di hari ulang tahunku ini aku mendapat kebahagiaan yang lengkap bersama anak istri di lokasi yang menjadi impian kita semua. Alhamdulillah.

Borobudur dilihat dari Punthuk Setumbu

Borobudur dilihat dari Punthuk Setumbu

+++

Info alamat Hotel (Rumah) Graharu :

Alamat: Dusun Tinggal Wetan,, Magelang 56553, Indonesia
Kawasan:Indonesia >Jawa >Jawa Tengah >Magelang
Kisaran harga (per malam): Rp. 381.000 – 964.000

17 komentar

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.