Gran Fondo Strava

Gran Fondo Strava adalah salah satu badge yang dicari-cari oleh para pengguna aplikasi Strava. Tahun ini persyaratan dibuat menjadi dua kelas, tahun lalu masih di kelas 130 km/hari. Kelas pertama ada di 100 km/hari dan kelas ke dua ada di 150 km/hari. Satu kelas di turunkan persyaratannya sedang satu kelas yang lain dinaikkan persyaratannya.
Kaos Gran Fondo sebagai salah satu tujuan memiliki badge Gran Fondo memang selalu menarik untuk dimiliki. Sayang harga kaos ini sangat mahal, sehingga pembelinya terbatas pada pengguna Strava yang masih mentolerir harga kaos itu. Sebenarnya harga kaosnya masih wajar, kalau dilihat kaos lainnya yang harganya sekelas, misalnya kaos SKY yang asli atau yang duplikat.
Harga kaos Strava menjadi mahal karena kita sendiri yang membayar ongkos kirim dan pajaknya, beda dengan kalau kita membeli kaos SKY, maka yang membayar pajak dan ongkos kirim adalah toko dimana kitra membelinya. Jadi kalau berniat membeli kaos Strava, sebaiknya membeli satu buah saja untuk merasakan sensasinya, tetapi tidak untuk membeli lagi setelah mempunyai kaos itu. Bila masih ingin membeli juga, bisa dengan cara membeli di bukalapak, ada kaos Strava dijual di situs itu, masalah keasliannya mungkin hanya para pembelinya yang bisa memberikan testimoni. Nama Strava memang saat ini masih menjadi trade mark para goweser, dimanapun dia berada.
Sabtu, 17 Januari 2015, 10 orang anggota BluXpiters berkumpul di simpang 3 Ring-road timur Adisucipto untuk bersepeda ke Sukoharjo. Kuperhitungkan jaraknya sekitar 70 km, yaitu Jogja Solo 60 km dan Solo Sukoharjo 10 km, plus tambah dari rumah sekitar 5 km, jadi totalnya 75 km, alhasil akan ketemu 150 km jika ditempuh pulang pergi. Jadi hari ini kutekadkan untuk mendapat badge Gran Fondo Strava 150 km, masalah setelah itu pesan kaos Gran Fondo atau tidak nanti dibahas di kesempatan lain.
Ternyata komandan gowes punya rute lain. Ada peserta gowes yang berulang tahun dan sudah mempunyai rute terpendek menuju Sukoharjo, jadilah rute gowes hanya menempuh 64 km, artinya pulang pergi hanya berkisar di angka 130 km. Pas jaraknya dengan Gran Fondo tahun lau, 138 km.
Perjalanan sangat lancar, meski ada satu peserta yang harus ganti ban di tengah jalan. Maklum ada beberapa km yang jalannya kurang bersahabat dengan RB (road bike), sehingga ban yang sudah keras dipompa (110 psi) tetap bocor juga. Jarak 64 km ini ditempuh dalam waktu 2,5 jam dengan rute Jogja-Klaten-Cawas dan Sukoharjo. Finish di warung Ayam (kampung) goreng Mbah Karto yang rasanya luar biasa lezatos, terbukti pagi-pagi sudah dipenuhi pelanggan.
Nasehat dokter, jangan makan besar saat masih akan mengayuh sepeda lagi, jadi aku persiapkan untuk membawa tas agar dapat membawa bungkusan sarapan Ayam Goreng Mbah Karto ini, makan besar akan kuselesaikan di Prambanan Jogja. Ternyata pak Dokter yang kuanut nasehatnya justru menikmati suguhan ayam dengan sangat lahap, imanku langsung runtuh dan tangan langsung ikut bersliweran di meja yang penuh dengan suguhan berbagai macam ayam goreng, tape, gorengan dan berbagai jenis makanan yang menggoda.
Setelah finish menyantap ayam goreng mbah Karto, kitapun kembali ke Jogja dengan ditambahi rute keliling kota Sukoharjo. Perjalanan pulang ini sangat heroik, ada 4x acara ganti ban dalam dan itu membuat perjalnan makin tersendat. Siang makin terik dan panasnya luar biasa. Berbotol-botol air minum sudah dihabiskan, masih saja mulut terasa kering. Saat ganti ban di warung es kelapa muda, juga diisi dengan acara nonton pak Dokter ganti ban sambil minum segelas kelapa muda. Total ada 5 x ganti ban dalam dan akhirnya kesiangan sampai Prambanan.
Cuaca mendadak berubah menjadi mendung ketika memasuki Prambanan dan akhirnya turun gerimis di 1 km sebelum Prambanan. Hujan turun betulan ketika rombongan berhenti di masjid Prambanan, tepat di sebelah selatan Candi Prambanan. Diperkirakan sampai di Jogja akan menempuh perjalanan sejauh sekitar 135 km, artinya belum mencapai badge Gran Fondo Strava 150 km. Berdua dengan mas Yuda kotaJogja.com, aku berencana untuk sedikit nambah km dengan berkeliling jogja dulu sebelum masuk rumah agar pas di angka 150 km. Waktu di Prambanan itu kulihat angka di Garmin Forerunner 920xt ada di km 113 dengan heart rate di angka 103 bpm (beat per minutes). Jadi tinggal sedikit kayuhan lagi, kita akan mendapat Gran Fondo Strava 150 km.
Gran Fondo Strava 150 km gagal kuperoleh karena sesampai di Jogja hujan turun sangat deras. Jalanan macet dan sedikit kerepotan mengayuh sepeda dalam suasana seperti itu. Belum lagi air hujan yang mengucur deras ke sepasang mataku,sangat menyulitkan untuk melihat lalu lintas di depan, padahal aku sudah memakai gutter di kepalaku untuk mengurangi efek air yang mengalir ke wajah. Sayangnya gutter itu memang dibuat untuk mengalirkan air keringat bukan air hujan yang sangat deras, alhasil akupn pulang ke rumah dengan menempuh jarak 132 km saja.
Masih ada hari lain, tidak harus hari ini mendapat badge Gran Fondo Strava 150 km. Yang penting hari ini aku sudah mengikuti tips memakai pakaian olah raga, sehingga Gran Fondo kali ini aku merasa nyaman bersepeda karena memakai celana sepeda yang tepat.
Ping-balik: Sudah saatnya berlari | Runner dan Goweser Jogja
Ping-balik: Gowes tahun baru | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: Gowes Samara | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: Jalan Kaki naik tangga | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: Endomondo Strava Nike | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: Gowes Minggu Pagi | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: Istilah umum dalam bersepeda | Es Ha Pe Blogger Jogja
Ping-balik: OnePlus One yang memukau
Ping-balik: Gowes Bekasi | Komunitas Blogger Bekasi
Ping-balik: Gran Fondo Februari 2015 | Es Ha Pe Blogger Jogja