Gran Fondo Februari 2015

Sabtu malam, seorang kawan Goweser yang dulu ikut kegiatan BluXpit, tiba-tiba menyodorkan rute untuk mendapatkan badge Gran Fondo Februari 2015. Yang membuat aku kaget adalah komunitas yang mengajak gowes ini masih terbilang sangat baru, tetapi ternyata sudah berani pasang target untuk mendapatkan badge Gran Fondo. Luar biasa !:-)
Begitulah, akhirnya aku ikut acara mencari badge Gran Fondo Februari 2015 bersama komunitas goweser baru yang punya semangat luar biasa. Ketika sampai di tikum (titik kumpul) pertama, kita langsung disuguhi minuman teh hangat, pisang rebus dan air mineral oleh tuan rumah yang ramah.
Jam sudah menunjukkan pukul 22.00, saat aku biasanya sudah terlelap di kasur, tapi malam ini aku malah baru akan memulai acara gowes. Mataku sebenarnya sudah tinggal 10 watt, aku juga sudah beberapa kali menguap tanda kantuk sudah menyerang, tapi melihat semangat teman-teman komunitas baru ini, aku jadi ikut bersemangat.

Pelaku pengukur tekanan darah goweser
Sambil berganti baju olah raga, seorang cewek cantik melakukan pemeriksaan tekanan darah pada anggota gowes yang akan mengayuh sepeda malam ini. Seorang cewek cantik yang lain rajin mengabadikan proses pengukuran tekanan darah maupun proses-proses yang lain dengan camera Sony NEX. Setelah dirasa semua sudah siap, maka segeralah sepeda dikayuh menuju lokasi tikum ke dua, yaitu sebuah hotel di Bogor. Di hotel ini, security menjamin sepeda yang disimpan di parkiran akan aman, tetapi melihat lokasi parkir yang terbuka, maka aku memutuskan untuk memarkir sepeda di dalam kamar saja. Seperti biasanya, maka malam ini aku tidur ditemani sepedaku, mas Willier.

Persiapan sepeda dan perlengkapannya
Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 02.00 pagi, maka akupun langsung merebahkan diri, karena sebentar lagi akan datang saat adzan subuh dan aku biasanya langsung mandi, selanjutnya aku bersiap untuk acara gowes Gran Fondo Februari 2015.

Goweser BluXpit 2015
Malam menuju tikum ke dua, aku sebenarnya sudah punya firasat melihat cara gowes teman-teman baru ini. Perlengkapan mereka memang sudah cukup memadai untuk acara gowes malam, lampu depan belakang sudah lengkap dan salah satu goweser bahkan memasang asesori lampu belakang yang sudah jadi standard sepeda serius, sangat terang dan berkelas, tapi ada salah satu peserta yang tidak memakai celana sepeda. Wow !:-) Pasti akan menjadi siksaan bagi dia di gowes jauh pertamanya ini.
Pimpinan rombongan terlihat sangat “care”, peduli, dengan masalah keselamatan para goweser. Dibagikan juga ban “kapten” di lengan yang bisa bersinar bila terkena sorotan lampu, dengan demikian diharapkan goweser bisa aman gowes malam.
Teknik bersepeda sebagian peserta masih belum betul, baik penempatan gir yang sesuai dengan kondisi jalan ataupun penempatan bagian kaki yang dipakai untuk mengayuh, terlihat masih belum benar.
Dari situs tip dan trik bersepeda ditulis seperti ini :
Penempatan Kaki
Bagaimana kaki Anda ditempatkan pada pedal berpengaruh power stressing dan efisiensi bersepeda. Menggunakan jari-jari kaki untuk mendorong pedal dapat menekankan kaki tendon Anda. Fokus pada menempatkan sendi pertemuan antara jari kaki dan telapak tepat di atas poros pedal. Sepatu bersepeda dapat membantu Anda mencapai hal ini, terutama sepatu bersepeda dengan klip pedal dan mengunci kaki Anda di posisi stasioner.
Ketika kusampaikan tips di atas, ada yang mendengarkan dan ada yang beradu argumen, tetapi pada kenyataannya esok harinya yang mendengarkan saranku tetap bisa gowes sampai selesai, sementara yang tidak mendengarkan saranku terpaksa sepedanya dinaikkan mobil bersama gowesernya.
Demi menjaga agar ponsel tetap hidup, agar aplikasi Strava tetap berjalan, maka acara mencari rute dilakukan dengan model GPS alias Gunakan Penduduk Setempat untuk menanyakan arah yang akan ditempuh. Ternyata tiga orang yang ditanya, tiga buah juga jawaban yang diberikan. Akhirnya dengan modal intuisi, perjalanan tetap dilanjutkan. Akibatnya sudah jelas, ketemu jalan buntu dan sepeda terpaksa diangkat menyeberang rel kereta api.

Ketemu jalan buntu nyebrang rel
Sampai di lokasi tujuan, ternyata angka di Strava masih belum menyentuh angka 100 km, artinya Gran Fondo belum berhasil dicapai. Badan sudah capek, tapi niat mendapat Gran Fondo Februari 2015 masih menyala-nyala, maka diputuskan untuk menambah kekurangan jarak dengan gowes lagi sejauh yang mencukupi untuk memperoleh badge Gran Fondo.
Sayangnya hujan tidak mau kompromi, belum genap 100 km, hujan deras sudah turun, kitapun balik kanan kembali ke lokasi finish dan ternyata angka masih juga belum mencapai 100 km, masih tertahan di angka 95 km.
Kitapun gowes lagi untuk mendapatkan angka 100 km, diputuskan kemudian untuk muter-muter di kampung saja, karena badan sudah terlanjur basah kuyub. Lega rasanya ketika angka di Strava sudah mencapai lebih dari 100 km. Cita-cita komunitas itu untuk mendapat badge Gran Fondo Februari 2015 tercapai sudah.
Selamat ber-Gran Fondo !!!
Gran Fondo bulan Februari 2015
Ping-balik: GRAN FONDO JAWA POS SURAMADU 2017 | Blogger Goweser Jogja
nice 🙂
yuk kunjungi website elementmtb.com buat yang ingin tahu tentang jenis-jenis dan tipe-tipe sepeda element 🙂
dan jangan lupa untuk like fanpage FB “Element MTB” yah..trimakasih ^^ salam gowes untuk semuanya 😀
SukaSuka
Element MTB : siyap, segera meluncur ke TKP untuk like FB Element MTB
SukaSuka
Ping-balik: Jakarta International City Tour 2015 | Blogger Goweser Jogja
Terimakasih mas atas tipsnya 🙂
SukaSuka
Terima kasih kembali sudah mampir dan berkomentar
salam gowes 🙂
SukaSuka