Runner dan Goweser kota

Pagi ini aku ketemu dengan sesama Heister di Jakal (Jalan Kaliurang) Km 15. Dengan senyum lebar kami berjabat tangan layaknya salam jabat erat khas goweser, beda umur yang cukup jauh tidak membuat genggaman ini berubah. Begitulah keistimewaan komunitas goweser, mereka saling berteman dalam kesederhanaan. Pagi hari bisa makan nasi pincuk di pinggir jalan, nasi kucing saat gowes malam atau apapun makanan sederhana yang jadi nikmat karena dilahap setelah gowes yang mengguras energi dan membakar kalori. Apalagi pagi ini bertemu sesama goweser yang naik sepeda Polygion Heist,”Wah Heister kembali beraksi nih pak !”

Heist 5 Jakal UII

Kebetulan memang temanku ini memakai Heist produk dari sepeda Polygon dan dengan seri produk yang sama yaitu HEIST 5!. Bedanya, punya temanku ukuran lebar ban sudah 25 dan sepedaku lebar ban masih 28, lebih kecil dari ukuran aslinya yaitu 38. Perubahan ukuran lebar ban ini berdasar keinginan dari pemilik Heist yang ingin sepedanya lebih ringan dikayuh saat dipakai di rute jalan aspal. Tentu ada pengorbanannya, dengan makin tipisnya lebar ban, maka sepeda Heist akan berkurang kenyamanannya saat dipakai di rute off road.

Heist 5 nampang di depan Eastparc

Bagi penggemar berat MTB, tentu menganggap penipisan lebar ban ini akan membuat acara bersepedaan menjadi berkurang nikmatnya. Namun dengan penipisan lebar ban, maka energi yang diperlukan untuk melaju di jalan aspal menjadi lebih ringan. Dengan energi yang sama, maka bisa dikayuh jarak yang lebih jauh dengan adanya penipisan lebar ban. Sebaliknya buat mereka yang tetap setia dengan ban lebar atau bahkan dimodifikasi dengan ban yang lebih lebar justru berharap dengan jarak tempuh yang lebih pendek sudah lebih banyak kalori yang terbakar.

Dua pemikiran ini sama baiknya ditinjau dari sudut pandang masing-masing. Begitulah nikmatnya bersepeda, setiap jenis sepeda pasti mempunyai kelebihan dan kelemahan, akan sangat tergantung pada selera pemiliknya.

Heist 5 Taman Kuliner

Awal bulan depan akan ada gowes Mangunan, alias nanam pohon di desa Mangunan untuk menghijaukan daerah Jogja selatan. Inilah saat yang paling pas untuk mengayuh sepeda Heist 5 ini. Jalan cukup nanjak dan lumayan bagus, sehingga pasti akan menjadi ajang yang pas untuk Heister yang roda ban sudah ditipiskan. Pemandangan alam di Mangunan memang sangat menyejukkan mata, baik di hutan Pinus maupun di kebun buahnya. Saatnya untuk bersepeda menikmati ciptaan alam yang gratis ini.

Udara yang segar, pemandangan yang hijau pasti akan merupakan paduan yang pas untuk para goweser yang hari itu akan berkumpul di Mangunan. Para pengguna Road Bike (RB) juga akan tetap mantap memakai sepedanya, dengan harapan bisa menaklukkan tanjakan Mangunan dengan sepeda RB-nya. Pasti berat, tapi itulah tantangan yang disampaikan oleh Mangunan dan dijawab dengan gairah oleh para pengguna sepeda RB.

Hutan Pinus Mangunan

Saat yang berbahaya sebenarnya justru saat kembali ke Jogja. Jalan dari Mangunan ke Jogja akan menurun tajam sampai di Imogiri. Harus diyakini rem berfungsi dengan baik, apalagi para pengguna RB, rem biasanya tidak senyaman sepeda Heist Hybrid. Kawanku saat menuruni jalur ini, menyerah dan naik mobil daripada terpeleset saat jalan menurun dan laju sepeda tidak bisa dikendalikan lagi.

Inilah kelebihan para Heister, jalan naik maupun turun tidak menjadi masalah. Saat menurun, rem cakram terasa lebih nyaman dipakai untuk menahan laju sepeda, sehingga bisa tetap melaju dengan terkendali.

Salam buat para Heister, ini saatnya Heister kembali beraksi  !

Heister Surabaya