Kolase 7 Jendela Kaca #2 mendekati saat pementasan

Tanggal 20 Mei 2015 akan menjadi saksi pementasan Kolase 7 Jendela Kaca #2. Semua awak produksi, mulai dari bagian artistik sampai ke bagian musik, sudah siap untuk mendukung pementasan ini. Disaat Kolase 7 Jendela Kaca #2 mendekati saat pementasan, maka yang perlu dipikirkan adalah pengaturan penonton agar suasana pementasan tetap tertib dan semua penonton bisa menyaksikan adegan di panggung dengan nyaman. Inilah saat kota Jogja diguncang kembali oleh teater We eN, Wanita Ngunandika, saat ketika wanita kembali berbicara.
Sifat pementasan yang tidak dipungut biaya tiket masuk, pasti akan menjadikan penonton berjubel untuk antri tiket. Kapasitas tempat duduk yang terbatas, pasti akan menjadi kendala bila penonton melebihi kapasitas. Untuk hal ini, tim produksi harus sudah mulai berpikir bagaimana caranya agar pementasan tetap berlangsung dengan nyaman dalam suasana khas teater dan penonton tetap dapat teratur sesuai kursi yang ditentukan.
Pementasan Kolase 7 Jendela Kaca #2 yang sudah makin dekat, membuat Sutradara harus lebih keras bekerja, karena tidak semua pemain yang tampil adalah wajah lama yang sudah kenyang makan asam garam di panggung. Ada dua naskah yang ditampilkan oleh wajah baru yang masih perlu penggemblengan di pementasan kali ini. Mereka terdiri dari seorang mahasiswa baru dan seorang artis penyanyi yang tertarik berkecimpung dalam dunia teater.
Dari beberapa latihan yang sudah semakin intensif dilakukan, terlihat dua pendatang baru ini sangat serius mendengarkan pelajaran tentang olah seni teater, mulai dari teknik vocal sampai teknik kelenturan badan dalam melakukan peran mereka masing-masing. Sementara itu pemain yang sudah merupakan muka lama dalam dunia teater tetap ditampilkan dalam pementasan Kolase 7 Jendela Kaca #2 ini.
Beberapa wakil dari berbagai media masa, baik media tulis maupun media audio visual sudah melakukan pemantauan terhadap proses latihan, dengan cara datang langsung di lokasi pelatihan dan berdialog dengan beberapa pendukung acara.
Gati Andoko, paling banyak mendapat serbuan pertanyaan dari awak media tersebut, terutama mengenai konsep pementasan kali ini yang tetap menampilkan 7 (tujuh) orang artis wanita, seperti yang dipentaskan pada tahun 2013. Yang berbeda dari tahun 2013 dibanding tahun 2015 adalah naskah yang mulai lebih banyak warna dan menampilkan juga naskah dalam bahasa daerah.
Lagu-lagu yang ditampilkan dalam pementasan ini juga adalah lagu baru ciptaan teater WN yang merupakan ciri khas dari pementasan mereka dari tahun ke tahun. Gati, sang sutradara artistik, yang juga seniman musik, sengaja membuat beberapa lagu untuk membuat pementasan ini lebih bermakna dan lebih sesuai dengan situasi panggung. Bukan lagu yang sering didengar, tetapi adalah lagu yang baru diciptakan khusus untuk pementasan ini.
Sita, salah satu pemeran dalam lakon ini, juga menjadi sasaran wawancara dengan pihak media audio visual. Begitu juga Valen, yang merupakan pendatang baru dalam pementasan ini. Kekompakan grup teater We-eN ini memang sudah terlihat sejak dalam latihan, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Di kota Jogja maupun di pinggir pantai. Semua pemeran diberi gemblengan yang memadai oleh Guru besar teater Jogjakarta, Fajar Suharno.
Hasil gemblengan ini akan disaksikan bersama di Taman Budaya Jogjakarta pada tanggal 20 Mei 2015. Jogja memang tidak pernah berhenti nyaman dan kali ini akan membuat masyarakat Jogja maupun masyarakat luar kota Jogja untuk duduk bersama menikmati sajian “free” dari teater We eN. Taman Budaya akan kembali menjadi saksi kiprah para srikandi Wanita dari teater We eN.
Saatnya kita catat tanggal mainnya dan saatnya kita resapi kehidupan melalui pementasan teater We eN yang selalu menampilkan kehidupan sehari-hari yang mungkin luput dari kaca mata kita.
Selamat menonton 🙂