Gowes Balikpapan

Kesempatan untuk Gowes Balikpapan akhirnya terlaksana ketika aku diundang untuk mengisi salah satu acara pelatihan di kota pantai itu. Sebelum acara utama dilaksanakan, pagi-pagi subuh aku sudah dijemput untuk melakukan olah raga favoritku saat ini, berkeliling kota, menikmati pemandangan di sepanjang pantai dan ditutup dengan kuliner yang dijumpai di akhir perjalanan gowes pagi.
Sempat terbayangkan untuk melakukan gowes Balikpapan Samarinda, seperti yang diadakan oleh Kompas pada hari sebelum kedatanganku ke Balikpapan, tapi kondisi lalu lintas yang padat antara Balikpapan Samarinda ternyata menyurutkan semangat untuk menempuh rute menantang itu. Jadilah hanya ada satu acara keliling kota saja, dimulai dari menyusur pantai dan kemudian mencoba jalan berbukit naik turun dan kembali ke hotel kembali. Perjalanan pendek yang cukup menguras tenaga bagi para pemula.
Saat berhenti untuk regrouping di The Dome Balikpapan, baru kusadari bahwa peserta gowes tinggal berdua saja. Peserta lainnya ditunggu-tunggu tidak juga muncul batang hidungnya, jadilah acara pagi ini gowes berdua sampai selesai. Di lokasi finish, barulah kita kembali bertemu dengan seluruh peserta gowes yang terlihat sudah ingin menuju kamar mandi dan membersihkan diri.
Pak Agus Wantoro yang selalu bersepeda di depanku, sebagai penunjuk jalan, akhirnya juga bergegas menuju kamar mandi untuk siap-siap membuka acara pagi ini.
Balikpapan memang kota pantai yang nyaman untuk pesepeda yang gemar rute penuh variasi. Datar di sepanjang pantai dan naik turun di arah perbukitan. Yang paling menantang adalah jalan naik turun dengan 7 buah tanjakan dan turunan, roller coaster ! Goweser akan menggenjot sepedanya ketika jalan menurun dan mengatur ritme bersepedanya ketika jalan mulai menanjak. Usahakan ganti gigi dengan tepat, sehingga ritme bersepeda tidak terlalu naik turun, tetapi cukup halus perpindahan antara kondisi jalan menanjak dan jalan menurun. Begitu kata teori.
Setelah melewati perbukitan di pinggir pantai, maka acara narsis pertama kali dilakukan di sekitar kilang Pertamina. Jalan mulus dan udara yang segar membuat suasana begitu nikmat.

Bukit Pertamina Balikpapan
Lanjut beberapa puluh kayuhan ternyata sudah tembus ke pantai yang airnya begitu terasa teduh, padahal kalau siang hari pasti panas sekali di lokasi ini. Inilah pantai Melawai Balikpapan. Tidak ada pohon besar di lokasi pantai ini, sangat berbeda dengan suasana di pantai alami yang penuh dengan pohon nyiur.

Pantai Melawai Balikpapan
Lihat suasana pantai ini jadi ingat dengan suasana natural di pantai Pulau Belitong. Itulah pulaunya Laskar Pelangi yang sangat terkenal itu. Di pantai Melawai Balikpapan ini, semuanya terlihat teratur dan bersih, sementara di Belitong terlihat alami dan sangat natural.

Dermaga Belitong
Yang penting selesai Gowes sempat mampir ke warung kopi, meskipun kopi yang dihidang hany aitu-itu saja, tetapi pendamping kopi di warung ini sangat menyegarkan. Memang makan di pinggir pantai Balikpapan pasti mak nyus, karena ikan yang dihidang adalah ikan yang segarnya dijamin.

Ngopi dulu di Coffe Chat 🙂
Gowes Balikpapan ini sangat menarik karena tanjakan cukup oke, tapi tidak ekstreem, jadi masih bisa dinikmati dengan penuh canda tawa sepanjang jalan, Beda dengan jalan menanjak di kota Manado menuju Tomohon, cukup curam dan panasnya luar biasa.

Rute Gowes Balikpapan