Gowes Jakarta Jogja

Wawancara pesepeda saat mudik lebaran

Tulisanku tentang trend mudik 2016 naik sepeda Jakarta Jogja menjadi headline di Kompasiana beberapa hari yang lalu. Rupanya banyak pesepeda yang mudik atau mengawani mudik dari Jakarta ke daerah menggunakan sepeda tanpa motor. Terasa heroik memang, karena disaat mudik semua orang lebih memilih naik angkutan bermotor untuk menuju lokasi mudik masing-masing.

Penumpang bis makin berkurang, penumpang sepeda motor makin bertambah, mungkin adalah gejala yang akan terus berlangsung dari tahun ke tahun, bila situasi seperti tahun ini tidak berubah. Alternatif untuk mudik memakai sepeda adalah alternatif tambahan mengingat sulitnya mencari tiket kereta api, mahalnya tiket bus dan macetnya jalan sepanjang mudik.

Ajakan mudik dengan sepeda nampaknya akan menjadi trend mudik 2016, tahun depan. Kesadaran bersepeda memang belum mengembirakan, tapi inilah laternatif bagi beberapa orang yang ingin mudik sesuai waktu yang dia tentukan dan dengan cara yang dia senangi.

Pemilihan waktu mudik kadang tidak bisa sesuai keinginan karena beberapa hal, bisa jadi kesibukan pekerjaan atau tersedianya angkutan mudik. Dengan sepeda ataupun sepeda motor, penentuan waktu mudik akan lebih fleksibel.

Yang membahayakan bagi pemudik sepeda motor adalah kondisi sepeda motor yang biasanya dimodifikasi agar mampu membawa beban lebih banyak dibanding biasanya, sedangkan bahaya bagi pemudik bersepeda kayuh adalah sopan santun berlalu lintas di Indonesia yang masih menganak tirikan pemakai jalan yang memakai sepeda.

Pengguna sepeda selalu menjadi pengguna jalan yang paling dipinggirkan, kadang malah tidak ada jalur untuk pengguna sepeda, sehingga mereka harus bersepeda di jalur pengguna jalan yang lain. Akibatnya tentu sangat mebahayakan para pengendara sepeda.

Saat ini semakin banyak pemudik gratis via bis, sehingga pemudik yang memakai bis umum makin menurun, akibatnya para pengemudi bis umum menjadi sulit mencari penumpang, akibat selanjutnya jadwal penumpang bus umum semakin tidak pasti, sementara itu harga tiket bis umum semakin mahal saja.

Pengemudi bis umum juga mengeluhkan kondisi mereka, saat berangkat mudik, tiket sudah mahal dan penumpang sudah penuh, tetapi saat kembali ke Jakarta, kursi kosong karena tiket tidak laku, sehingga pemasukan mereka akan berkurang sangat banyak. Alhasil pendapatan mereka juga tidak banyak berubah.

Para pemudik juga sudah makin dimanjakan dengan kondisi jalan yang lebih bagus dibanding tahun lalu, sehingga makin banyak para pemudik yang menikmati jalan macet dengan mobil pribadi. Mereka rela bermacet ria di sepanjang jalan mudik, karena itu adalah bagian cerita mudik yang mengasyikkan bagi mereka saat diceritakan di kampung halaman atau saat kembali bekerja di Jakarta lagi.

Wawancara pesepeda dengan reporter TV

Wawancara pesepeda dengan reporter TV

Alternatif mudik memakai sepeda terlihat tidak masuk akal mengingat jarak tempuh sepeda Jogja Jakarta yang begitu jauh dan suasana puasa di sepanjang jalan. Namun tahun 2015 ini, beberapa orang sudah membuktikan mampu menempuh jarak itu dengan aman dan tetap enjoy ke berbagai daerah mudik di Jawa.

Mudik Sepeda 2015

Mudik Sepeda 2015

Beberapa srikandi Gowes berangkat hari Sabtu, 11 Juli 2015 dari Jakarta dan sampai di Jogja hari Rabu, 15 Juli jelang maghrib. Begitu juga dua srikandi Gunung Kidul yang aman bersepeda dari Bandung ke Jogja. Ada juga yang berpasangan naik sepeda dari Bandung ke Magelang.  Semua topik bersepeda itu sudah makin santer di kalangan komunitas sepeda di Jawa. Tahun depan, akan makin banyak berita yang tersebar tentang mudik bersepeda.

Ada yang sekedar mengawani atau yang memang bertekad bersepeda saat mudik ke Jawa dari Jakarta. Kawanku yang tahun ini mengawani bersepeda ke Jogja, setelah sampai di Jogja langsung melipat sepedanya, mengirimkan ke angkutan sepeda dan dia sendiri naik pesawat ke Jakarta. Suasana mudik dengan bersepeda yang dia dapatkan selama ikut mudik tahun ini.

Salam Gowes dari Jogja.

13 komentar

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.