Tertabrak Sepeda Motor

Pagi ini kembali aku harus berhadapan dengan sebuah sepeda motor yang ngawur jalannya. Mungkin pengemudianya mabok (lagi) atau sedang tidak konsentrasi dengan jalan yang dilalui. Aku jadi ingat ketika beberapa tahun lalu tertabrak Sepeda Motor di Maguwoharjo saat gowes blusukan. Ruji sepedaku putus dan sepedaku jadi tidak balance lagi ketika dikayuh.
Waktu itu aku bertiga sudah berada di jalur sepeda, menunggu salah satu goweser yang belum datang. Jalan sepi di pagi hari dan belum banyak yang lalu lalang, sebuah sepeda motor sendirian tiba-tiba menabrakku dan kemudian melarikan diri ketika diteriaki orang-orang.
Kali ini kejadiannya hampir mirip, aku jalan kaki sehabis subuh dan berjalan sendirian di sekitar kompleks perumahan Polonia Jakarta. Sebuah sepeda motor berjalan di kanan jalan (jalur kiri buatku) dan terus saja mengarah ke arahku. Kupikir setelah dekat dia akan menepi atau berada di jalur kiri, ternyata sampai sudah sangat dekat, dia masih berada di jalur kanan dan sebentar lagi pasti akan menabrakku.
Secara refleks aku mencoba mencari posisi yang aman dari terjangan sang sepeda motor. Bila aku makin menepi (jalur kiriku), maka aku akan makin mepet dengan semak-semak yang ada di sisi kiri jalurku . Tempat yang paling lapang adalah aku melompat saja ke kanan jalan atau pas posisi di tengah jalan, sehingga sepeda motor dari arah depanku tidak akan mengenaiku. Silau dari lampu depan sepeda motor, terus terang membuatku gugup dan menghalangi pandanganku pada dua orang yang naik sepeda motor.
Ternyata perhitunganku salah. Pengemudi sepeda motor rupanya kaget dengan lompatanku dan malah banting setir ke kiri, karena kalau banting setir ke kanan dia akan menabrak semak-semak di kiriku. Aku tentu lebih kaget lagi, sudah meloncat menghindar malah dikejar sang sepeda motor.
Akupun kembali melompat ke posisiku kembali, sehingga tidak terserempet sepeda motor yang kembali ke jalur kirinya. Akupun ingin mengumpat dan memarahi sang pengendara sepeda motor, tetapi rupanya pengendara sepeda motor sudah merasa salah dan sambil terlihat merasa salah dia kemudian langsung menggeber sepeda motornya menjauhiku.
Sudah tidak guna lagi aku memasang wajah marah, dia sudah pergi dan aku kembali melanjutkan jalan kaki pagiku, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Kuselesaikan olah raga pagiku sambil berpikir, kenapa ya bisa kejadian seperti ini.
5 tips jalan kakiku kayaknya tidak lagi berguna dalam kondisi seperti ini. Aku harus menambahi tips baru untuk jalan kaki di waktu sehabis subuh. Waktu itu aku memang menulis tips bersepeda di Jakarta dan juga menulis 5 tips jalan kaki sebagai berikut :
1. Siapkan sepatu dan pakaian yang paling nyaman dipakai saat berolah raga jalan kaki.
2. Pilihlah cuaca yang tidak menyebabkan dehidrasi (pagi/sore).
3. Pilih sisi jalan yang berlawanan dengan arah kendaraan (bermotor).
4. Lakukan senam ringan sebelum olah raga jalan kaki.
5. Yang paling penting, berkonsultasilah dengan dokter.
Dari 5 tips itu kayaknya aku harus menambah tips lagi.
6. Selalu waspada dengan pengguna jalan yang lain, karena bahaya bisa muncul dari mana saja. Doa adalah sesuatu yang harus dikerjakan, sebelum memulai sebuah kegiatan, apapun nama kegiatan itu 🙂
Pagi ini aku bersyukur karena meski aku sempat melamun saat jalan pagi tadi, tetapi aku masih tetap diberi petunjuk olehNYA. Alhamdulillah. Semoga di lain hari aku bisa lebih hati-hati lagi.
Salam sehati 🙂
Ping-balik: Monitor heart rate | Blogger Goweser Jogja
hmm apess bener itu.. Tipsnya harus dicoba nihh
SukaSuka
menjadi manis ketika dikenang
salam sehat
SukaSuka
Ugal-ugalan dijalanan ramai bukan saja membahayakan pengendara itu sendiri tetapi juga membahayakan pejalan kaki dan pengguna jalan lainnya.
SukaSuka
yes
benar 🙂
SukaSuka
Oanah…hati-hati pak…kadang kita udah hati-hati..tapi orang lain belum tentu…
SukaSuka
terima kasih perhatiannya
salam sehat
SukaSuka
Hati-hati Pak Eko. 😀
SukaSuka
Makasih mas Bagus 🙂
Masih harus lebih waspada lagi melihat pergerakan pengguna jalan yang lain.
Salam sehati.
SukaSuka
iya pak.. salam gowes!
SukaSuka
Dia nyetir motor sambil ngelamun kali ya, Mas…
SukaSuka
Mungkin mbak @Evi
Sepintas memang bukan orang Jawa.
Sayang gak sempat kenalan 🙂
SukaSuka