Bahaya Talak 3

Hari valentine kami berdua memilih nonton film sebagai pengisinya, sebuah film tentang “Bahaya Talak 3” akhirnya tersaji di hadapan kita berdua. Awalnya kulihat penonton yang sepi, apalagi aku sedang ngantuk berat, lengkaplah sudah aku akan menikmati sebuah film dengan suasana hati yang tidak mendukung.
Menurutku akan lebih meriah kalau nonton “deadpool” yang lagi laris di beberapa studio dari pada nonton “Bahaya Talak 3”, namun istriku perlu nonton film ini karena salah satu temannya ikut main. Akhirnya mau tidak mau harus nonton film yang aku tidak mengetahui sinopsisnya. Beberapa menit sebelum berangkat aku sempatkan untuk membaca sinopsis film Talak 3, ternyata ceritanya menarik untuk ditonton.
Hanung yang sering membuat kontroversi film agama, kali ini membuat pemahaman yang menarik tentang “Bahaya Talak 3”. Model editing film ini mirip film sinetron yang lagi populer di layar kaca. Yang menarik ternyata film ini diracik dengan nafas humor yang serius. Makin terasa humornya bagi orang yang kenal dekat dengan seniman Jogja.
Suasana Jogja terasa sangat kental di film ini, jadi bagi penonton Jogja yang gemar dunia akting, tentu sangat menikmati film ini. Ada Hasmi seniman komik pencipta Gundala Puter Petir, ada Marwoto yang aktingnya sebagai pelawak Jogja sangat menjiwai atau Sitoresmi yang terasa adem ketika bercerita tentang kesendiriannya yang begitu menyentuh.
Cerita diawali dengan ruwetnya pernikahan Risa yang membuat cerita bergulir dengan cepat. Harus ada proyek besar untuk mengatasi ruwetnya masalah Risa yang mendapat talak 3. Di situs cinema21 sinopsis cerita ditulis sebagai berikut :
“Setelah resmi beberapa bulan bercerai, rumah kredit bersama Bagas dan Risa terancam akan disita bank. Mereka berdua dengan terpaksa harus bersama – sama mengerjakan sebuah project besar yang hasilnya bisa menyelamatkan kondisi keuangan mereka berdua. Masalahnya, pekerjaan mereka berdua menuntut keduanya harus bersama. Dalam proses pengerjaan project tersebut, muncul kembali benih – benih cinta diantara Bagas dan Risa. Akhirnya mereka memutuskan untuk rujuk kembali.
Tapi persoalan menjadi rumit karena Bagas telah menjatuhkan Talak 3 kepada Risa. Hukum Talak 3 mengharuskan jika pasangan mau rujuk, harus melalui Muhalil, yaitu seorang laki-laki yang menikahi pihak perempuan kemudian bercerai. Untuk memuluskan niat mereka, Bagas mencoba mengakali aturan dengan cara mencari suami kontrak untuk Risa. Dalam proses pencarian suami kontrak untuk Risa, mereka bertemu dengan berbagai macam karakter yang kocak dan otomatis menemui berbagai kejadian lucu.
Akhirnya pilihan jatuh pada Bimo, teman masa kecil Bagas dan Risa yang dianggap baik dan bertanggung jawab. Dalam proses merencanakan pernikahan Risa dan Bimo, terungkap kalau Bimo telah menyimpan rasa cinta kepada Risa sejak lama.”
Sebelum masuk studio film aku membeli nyamikan kecil untuk dinikmati, ternyata film ini begitu asyik, sehingga baru sadar belum makan apa-apa setelah film selesai. Ada humor disana-sini dan ada haru yang melelehkan air mata dalam film ini. Semuanya itu membuat kita jadi takut akan “Bahaya Talak 3”, jangan sekali-kali menjatuhkan talak apalagi talak 3, benar-benar merepotkan.
Bagaimana akhir keruwetan ini, tentu hanya sutradara yang mau berkompromi yang akan menyelesaikannya dengan baik.
ini ide membangun ceritanya kreatif juga, bikin rumit. saya malah belum menonton 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
Benar, sebenarnya ini hal yang sepele dibuat rumit dan jadi rumit betulan.
Hiburan aja mas 🙂
SukaSuka