Gowes Gerhana Matahari

Rabu tanggal 9 Maret 2016 akan terjadi fenomena alam yang melewati wilayah Indonesia. Gerhana matahari total akan melintasi Indonesia mulai dari Sumatera, Kalimantan dan seterusanya. Meskipun tidak pas lewat Jakarta, tapi hari itu akan kita ramaikan dengan Gowes ceria yang rutin dilaksanakan setiap 3 bulan di komunitas gowes WSKT. Kunamai saja acara di bulan Maret itu sebagai “Gowes Gerhana Matahari”.
Aku ingin menunjukan pada Waskita bahwa WSKT adalah milik kita bersama, baik yang kelas muter-muter dalam kota Jakarta maupun yang menempuh rute Jakarta Jogja. Memang jadi terlalu heterogen pesertanya, ada yang terlalu tinggi kelas bersepedanya ada yang terlalu “cethek” kelas bersepedanya. Tujuan gowes ceria memang menyatukan komunitas bawahan dan atasan. Dari beberapa pengalaman, mulai dari direktur sampai staf berbaur jadi satu. Mulai dari ibu-ibu sampai gadis menyatu dalam suasana tanpa batas.
Kali ini memang acara gowes ini dikaitkan dengan Hotel Teraskita Dafam milik Waskita yang baru mulai aktif di tahun 2016 ini. Jadi kalau biasanya makanan rakyat mulai pisang godhog, soto gerobak dan sebangsanya, kali ini mungkin akan diakhiri dengan sarapan di Resto Hotel Teraskita Dafam. Anggaran tentu jadi melambung tinggi, lebih terasa jadinya buat staf yang ikut acara gowes kali ini.
Rute yang dipilih memang tidak menantang bagi kelompok WSKT yang terbiasa pada rute yang jauh atau rute yang mendaki, tapi bagi teman-teman yang belum terbiasa gowes, tentu jadi kendala tersendiri. Gowes Gerhana Matahari memang untuk semua orang, jadi harus bisa ditempuh oleh semua orang.
“Berapa kilometer jaraknya mas Eko? Ada nanjaknya tidak ?”, tanya beberapa calon peserta yang belum terbiasa gowes seputaran kota Jakarta.
Ketika kusampaikan rute yang akan ditempuh merekapun langsung berbinar-biar matanya.
“Dari Hotel Teraskita Dafam kita menuju ke Semanggi, terus belok kanan menuju bunderan HI, lanjut bunderan patung kuda Monas, belok kanan ke proyek Gedung Perpustakaan Nasional, finish etape 1. Baliknya tinggal gowes melewati patung Tugu Tani, Senen, Kampung Melayu sampai ke hotel Teraskita Dafam dan lanjut sarapan”
“Wah bagus itu tidak ada tanjakan, bagi kita yang sudah pensiunan gak ada masalah itu, tidak ada tanjakan!:
Kegiatan gowes ceria di WSKT Waskita selama ini memang hanya merangkul teman-teman yang tidak terbiasa gowes untuk mencoba mencintai kegiatan yang ramah lingkungan, sesuai nafas WSKT yang sudah mempunyai gedung yang bersertifikat “green building”.
Kegiatan ini memang sangat mendukung semangat untuk ramah lingkungan, menghargai lingkungan dan mengajak orang lain untuk cinta lingkungan dengan cara yang sederhana, bergembira bersama. Biasanya ada juga acara pembagian hadiah bagi peserta yang tingkatannya masih staf, bagi peserta yang sudah jadi pejabat kalau mendapat hadiah biasanya diserahkan kembali ke panitia untuk diundi dalam acara gowes ceria yang akan datang.
Dipilih tanggal 9 Maret karena panitia merasa bahwa karyawan banyak yang tidak punya kegiatan di hari libur itu dan merasa nanggung untuk mudik hanya sehari. Kebetulan WSKT sudah lama tidak mengadakan kegiatan gowes ceria, jadi kegiatan Gowes Gerhana Matahari ini akan menjadi agenda awal tahun yang penuh kebersamaan antara Direktur dan staf tanpa jabatan.
Untuk yang suka gowes jarak jauh, untuk awal tahun ini masih dipikirkan yang paling cocok, apakah mengulang Gowes Belitung atau Gowes Danau Toba yang ada tanjakannya. Beberapa tahun lalu Gowes Belitung hanya sanggup untuk berangkat saja, kali ini mulai dipikirkan untuk membelah Belitung pulang pergi tidak hanya “one way” saja, Memperingati hari Kartini nanti ada juga gowes wisata Lombok yang sudah disurvey dan sudah ditutup pendaftarannya.
Semoga semuanya berjalan lancar. Aamiin.
Ping-balik: Gowes Kuliner | Blogger Goweser Jogja