Gowes Kuliner

Hari Minggu ini aku tidak ke Jogja, karena mempersiapkan Gowes Gerhana Matahari, 9 Maret 2016. Acara gowesnya ternyata didahului dengan Sholat Gerhana di Masjid Waskita, sehingga peserta dipersilahkan memilih, gowes saja atau plus Sholat Gerhana. Sambil persiapan acara, teman-teman Komunitas Gowes “WSKT” mengadakan acara rutin mingguan “Gowes Kuliner”, sehingga aku bisa mencicipi iga bakar ala BSD.
Rutenya dari gedung Waskita Cawang menuju Kedai Pochie Iga Bakar di BSD, mampir di PIM (Pondok Indah Mall) dan Mc Dee untuk jemput teman-teman di daerah itu yang kalau ke Cawang dulu jadi tidak efektif. Setelah kumpul peserta dari Cawang, langsung saja rombongan meluncur ke lokasi penjemputan I di PIM.
Berbeda dengan kalau kita gowes di Jogja, jalan penuh kedamaian, kanan kiri masih bisa ditemui sawah maupun ladang, di Jakarta penuh dengan polusi dan “lalin” yang macet. Semua orang memacu kendaraannya dengan tergesa-gesa dan saling srobot, semaunya sendiri. Sebuah mobil mercy sport sempat kulihat menyalip antrian dengan tanpa dosa, di dalamnya anak muda berpasangan terlihat bercanda ria. Hebatnya anak orang kaya di Jakarta, ada yang santun dan banyak yang tidak santun menyerobot hak pengguna jalan yang lain.
Pada etape pertama, seorang anggota WSKT yang dianggap hapal jalan kita tentukan sebagai pemimpin rombongan dan aku tetap sebagai anggota WSKT yang paling belakang (Tim The Defender). Perjalanan etape pertama ini benar-benar berpacu dengan kendaraan lainnya. Aku yang tidak hapal jalan terpaksa mengimbangi dengan “full speed”. Untungnya di beberapa ruas jalan, sering bertemu dengan lampu traffic light yang menyala merah, bila tidak ada lampu merah aku jelas akan tersesat di jalan.
“Pak Tri, kalau aku tersesat, ditanggung naik taksi pulang ke Cawang ya :-)”, kataku pada pemimpin rombongan.
“Tenang pak Eko, ini hanya sebentar, begitu sampai PIM, pemimpin rombongan akan ganti baru, yang lebih santun :-)”, kata Pak Tri.
Benar saja, meski aku ketinggalan jauh, tapi masih tetap bisa mengikuti rombongan sampai titik pemberhentian pertama di PIM. Pak Dono pendatang baru di WSKT ternyata juga bisa mengimbangi rekan-rekan yang lebih dahulu masuk. Pergantian pimpinan rombongan selanjutnya berpindah ke pak Indrayana, yang biasa bersepeda di rombongan paling belakang.
“Pak Eko, tampuk kepemimpinan kuserahkan pada pak Indrayana, dijamin perjalanan akan santai. Pertama karena pak Indrayana pakai sepeda lipat BF (Bike Fiday), kedua ada anak pak Indrayana yang ikut rombongan”
“Sip pak Tri, jhoz itu !”
Ternyata kenyataan bicara lain, pak Indrayana ngebut sepanjang jalan menuju titik pemberhentian ke dua. Dia sudah “tidak peduli” dengan anaknya yang tertinggal di paling belakang, di depanku dan di depan pak Tri. Pak Indrayana sudah berlatih sendiri dan makin lincah memacu sepeda BF-nya. Ketika aku berhasil menyusul pak Indrayana di lampu traffic light, pak Indrayana dengan tersenyum menanggapiku,”Pak Eko saya cepat karena jarak pendek, kalau jarak jauh saya nyerah deh…”
Alhasil perjalanan ke Pochie – The Icon, Horizon Broadway M6/8, BSD City, di dekat Aeon Mall berjalan tidak sesuai rencana alias lebih cepat dari rencana. Malah ketika sudah sampai dan ngobrol di resto Pochie jadi keenakan dan tidak segera meluncur balik ke Cawang. Gowes kuliner memang lebih ke kulinernya dibanding Gowesnya.
Menu yang ada di resto Pochie memang Spesialis Iga, tapi menyediakan pula menu-menu khusus di luar iga. Resto ini dikelola secara profesional oleh koki yang berpengalaman dalam dunia kuliner di hotel yang bertaraf Internasional jadi semua goweser bingung memilih menu yang akan disantap. Berbeda dengan suasana Gowes Kuliner di Jogja atau di Kilometer Nol Sentul. Akhirnya sang empunya warung membantu memilihkan menu untuk yang kebingungan memilih.
“Pak Eko jangan iga ya, ntar keterusan nanti, Ini saja menu olahan khusus pete yang sehat !”
Jadilah aku merasakan hidangan dengan aroma pete yang baru sekali kunikmati. Rasanya tidak bisa kuceritakan, tapi yang jelas aku menikmatinya dengan segala macam ramuannya. Bagi goweser yang suka pete, kurekomendasikan untuk mencobanya. Mungkin memang ada sebab mengapa lauk pete ini sangat lezat di lidahku. Perjalanan yang lumayan jauh dan panas telah membuat aku jadi kapar terhadap apa saja.
Menjelang siang kamipun pamit pulang dan ternyata teman-teman masih berniat Gowes lagi menuju Cawang, sementara Strava sudah kumatikan. Terpaksa aku kembali menghidupkan strava, tapi ketika panas makin menyengat akupun menyerah, aku naikkan sepeda ke mobil dan menuju Cawang via kendaraan.
Lain kali aku akan mengajak rombongan lain untuk menikmati Gowes Kuliner ke Pochie – The Icon, Horizon Broadway M6/8, BSD City. Aku pingin mengulangi lagi makan di resto ini, terutama petenya yang terasa cocok untuk lidahku. Aku juga kalau sempat ingin mencoba iga bakar yang spesial disitu,
Ping-balik: Gowes Kuliner 2 | Blogger Goweser Jogja