Gowes Gili Trawangan

Rencana untuk Gowes Lombok sudah lama kita rencanakan sejak tahun lalu, tapi kecelakaan yang menimpa salah satu penggagas acara membuat jadwal tersebut tertunda-tunda sampai melewati pegantian tahun.Kini setelah sang penggagas acara kembali sehat dan mulai melaju kembali di atas jalan aspal, wacana acara sudah mulai bergeser ke Gowes Gili Trawangan, acaranya sudah tidak hanya gowes tapi olah raga air juga dimasukkan.
Selain sepeda yang harus kita bawa, maka piranti untuk olah raga air juga mulai dipikirkan. Akan ada acara bermain di laut seperti waktu gowes ke Bunaken Manado beberapa waktu lampau. Saat Gowes Bunaken Manado banyak teman yang tidak bisa ikut bergabung, kali ini karena tujuannya lebih beragam, lebih banyak peserta yang sudah mendaftar acara ini.
Persiapan yang saat ini kita lakukan antara lain :
- Selain perlengkapan sepeda seperti biasanya, sekarang mulai berpikir untuk menyiapkan perlengkapan renang meskipun menyewa juga bisa)
- Menimbang-nimbang membawa camera water proof, minimal pocket camera. Kalau darurat ya cari plastik khusus untuk melindungi ponsel dari air.
- Mengingat Gili Trawangan yang kecil, menyiapkan diri untuk melihat sunset dan sunrise di tepi pantai.
- Tidak lupa membawa dan mengisi batere Garmin Fenix 3.
Masalah lain muncul ketika banyak teman yang ternyata tidak punya Tas Sepeda, sehingga mulai berpikir mencari tas yang lain. Beli yang baru rasanya terlalu mewah, kalau untuk urusan sepedaku yang harga barunya cuma 6,7 juta (Hest 5 2015) tentu tas sepeda seharga 11 juta jadi kemahalan.
Kawanku akhirnya memilih membawa sepeda lipat Bike Friday (seli BF), sehingga bisa dibawa memakai koper biasa. Akupun akhirnya meminjamkan tas sepedaku dan ganti pinjam sepeda pada komunitas sepeda di Mataram Lombok. Kebetulan panitia menyorongkan ponsel padaku dan berkata bahwa komunitas sepeda Lombok siap menyediakan sepeda untuk aku.
“Alhamdulillah :-)”
Dari hari ke hari menuju acara Gowes Wisata Lombok, peserta terus bertambah, bahkan orang yang tidak pernah gowes jadi tertarik untuk ikut Gowes. Pesona Lombok dengan Gili Trawangan langsung jadi magnit buat kawanku.
Tanggal 22-24 April akan jadi gowes kenangan karena banyaknya peserta untuk acara Gowes luar kota. Acara semacam ini yang meriah memang Gowes Belitung dan Gowes Borobudur yang pesertanya menyentuh angka puluhan. Belum termasuk panitia, sopir atau “ojeker” yang ikut ngawal rombongan.
Kali ini tercatat 77 peserta yang ikut per tanggal 18 Maret 2016, belum termasuk istri, sopir, ojeker maupun penggembira dari kawan-kawan yang berdomisili di Mataram Lombok. Hal ini sama dengan Gowes Gerhana 9 Maret lalu, lebih 300 goweser yang ikut bersepeda dan lebih 20 orang yang tercecer selama gowes “fun” itu, padahal rutenya kota-kota dan tidak ketemu jalan nanjak.

D’Praya – Gili Tarwangan Lombok
Insan Waskita memang sedang semangat-semangatnya berkumpul, bergembira bersama, apapun bentuk kegiatannya. Harga saham WSKT juga ikut terdongkrak, seolah-olah merasakan kegembiraan insan Waskita.
Hari-hari di minggu ini memang banyak pertanyaan seputar Gili Trawangan. Yang paling sering ditanyakan tentu kondisi rute jalan, berapa kali ketemu tanjakan, sepeda apa yang cocok dan berbagai macam pertanyaan seputar Gowes Gili Trawangan.
Kalau untuk pertanyaan seputar Gili, aku punya sumber yang cukup memuaskan para penanya. Aku tinggal mencomot dari Wikipedia saja.
“Gili Trawangan adalah yang terbesar dari ketiga pulau kecil atau gili yang terdapat di sebelah barat laut Lombok. Trawangan juga satu-satunya gili yang ketinggiannya di atas permukaan laut cukup signifikan. Dengan panjang 3 km dan lebar 2 km, Trawangan berpopulasi sekitar 800 jiwa. Di antara ketiga gili tersebut, Trawangan memiliki fasilitas untuk wisatawan yang paling beragam; kedai “Tîr na Nôg” mengklaim bahwa Trawangan adalah pulau terkecil di dunia yang ada bar Irlandia-nya. Bagian paling padat penduduk adalah sebelah timur pulau ini.
Trawangan punya nuansa “pesta” lebih daripada Gili Meno dan Gili Air, karena banyaknya pesta sepanjang malam yang setiap malamnya dirotasi acaranya oleh beberapa tempat keramaian. Aktivitas yang populer dilakukan para wisatawan di Trawangan adalah scuba diving (dengan sertifikasi PADI), snorkeling (di pantai sebelah timur laut), bermain kayak, dan berselancar. Ada juga beberapa tempat bagi para wisatawan belajar berkuda mengelilingi pulau.
Di Gili Trawangan (begitu juga di dua gili yang lain), tidak terdapat kendaraan bermotor, karena tidak diizinkan oleh aturan lokal. Sarana transportasi yang lazim adalah sepeda (disewakan oleh masyarakat setempat untuk para wisatawan) dan cidomo, kereta kuda sederhana yang umum dijumpai di Lombok. Untuk bepergian ke dan dari ketiga gili itu, penduduk biasanya menggunakan kapal bermotor dan speedboat.
Kelebihan Gili Trawangan dibandingkan dengan pantai lain adalah kita dapat menikmati sunset dan juga sunrise sekaligus di pantai ini! Hal ini terjadi karena Gili Trawangan memiliki pantai yang menghadap timur dan menghadap barat, dan jaraknya tidak terlalu jauh. Sehingga baik sunrise maupun sunset dapat kita nikmati di pantai ini.
Di Gili Trawangan juga kita dapat melihat kesenian bela diri tradisional yang bernama presean atau stick fighting yang biasanya dipertontonkan disekitar pasar seni Gili Trawangan. Kegiatan paling favorit dari para wisatawan di Gili ini yaitu Scuba Diving, Snorkeling, bermain kayak, dan berselancar.”

Sepeda Hijau Go Green
Acara masih sebulan lagi, aku harus siap-siap untuk melaju di tanjakan terakhir sebelum sampai pantai Nipah. Itu tanjakan yang lumayan menantang, meskipun tidak tinggi sekali. Cuaca panas akan ikut memanaskan kayuhan sepedaku. Untungnya peserta sepeda sebagian masih pemula, jadi aku bisa berlagak mengawani di belakang, untuk menutupi staminaku yang akan terkuras oleh panas pantai Senggigi.

Sunset Senggigi
Ping-balik: Sepeda lipat BF | Blogger Goweser Jogja
salam kenal ya dari pemula..
SukaDisukai oleh 1 orang
Salam kenal kembali dari pemula juga 🙂
SukaSuka