Gowes blusukan Pajangan

Mas Yuda sebagai admin utama komunitas Jogja Gowes ikut meramaikan acara ultah Nasmoco Bantul. Katanya sih ini acara peringatan ultah yang ke-4, setelah setiap tahun diperingati dengan meriah. Kali ini acaranya lebih meriah karena pesertanya yang makin beragam dari berbagai komunitas sepeda di Jogja. Inilah Gowes blusukan Pajangan yang sangat menantang bagi sebagian besar peserta.
Goweser yang gemar Downhill (DH) tentu tidak merasa tertantang melihat medan di dalam kota yang tidak terlalu curam dan berliku, sementara bagi sebagian peserta yang jarang menemui jalan menanjak tajam akan tertantang dengan medan yang begitu menaikan adrenalin.
Bagi peserta yang terbiasa dengan medan naik turun tentu yang paling merasa gembira. Tidak perlu jauh-jauh sudah cukup bermandi keringat dan merasakan gowesan yang terasa di dada dan di paha.
“Rutenya bagus banget nih, masih di dalam kota tapi sudah ketemu sawah maupun alam yang hijau lengkap dengan jalan beceknya”, ucap salah satu peserta.
“Kapan-kapan kita ajak lagi komunitas lain untuk ikut gabung yuk ! Asyik banget rutenya nih!”
Memang dari berbagai komunitas yang ada di Jogja, baru sebagian kecil yang bergabung dalam acara ini. Hal ini mengingat banyaknya model komunitas sepeda di Jogja, jadi yang sedikit saja sudah membuat acara ini berlangsung meriah. Nasmoco yang sangat bersahabat dengan para goweser memang menjadi daya tarik tersendiri bagi komunitas sepeda di Jogja.
Beberapa waktu lalu, komunitas Jogja Gowes juga dimintai tolong untuk ikut mengawal rombongan Gubernur Jateng mempublikasikan Borobudur sebagai master piece budaya Dunia Indonesia dalam rangka Gowes 70 tahun HPTT Borobudur Jogja

Gowes Ultah Nasmoco
Ke depan memang komunitas Jogja Gowes makin beragam anggotanya. Kegiatannya juga akan makin beragam, demikian juga jenis sepedanya akan makin beragam. Kalau biasanya selalu all bike alias untuk semua jenis sepeda, maka kegiatan kali ini tidak untuk semua sepeda. Khusus sepeda RB (Road bike) disarankan untuk tidak ikut, kecuali membawa cyclocross yang tetap “tabah” melalui jalan berlumpur.

Cyclo cross di jalan berlumpur
Rute yang dilalui memang tidak hanya jalan aspal dan jalan beton kasar, tapi juga harus melahap rute jalan tanah, jalan berbatu licin dan jalan berlumpur. Kadang bisa bersepeda berbaris dua, tapi ada juga jalan yang hanya untuk dilalui satu sepeda. Akibatnya aku merasakan sendiri ketika sedang mengerahkan tenaga untuk melahap tanjakan ternyata pesepeda di depanku tidak kuat dan mendadak berhenti.
Akupun terpaksa mengalah untuk berhenti daripada menabrak sepeda di depanku. Memang dalam menempuh rute yang pesertanya berbagai macam klas, kita harus tahu diri. Dimana kita menempatkan diri dalam barisan akan mempengaruhi kenikmatan gowes kita.

Gowes Ultah Nasmoco
Seusai acara gowes, pesertapun larut dalam acara ultah Nasmoco yang dipandu sepasang eMCe yang berbaur dengan peserta. Keceriaan Gowes blusukan Pajangan makin terasa di hati ketika peserta sudah menuju ke rumah masing-masing. Torehan gowes yang penuh peluh, larut dalam gurauan maupun canda dalam komunitas masing-masing.
Aku sendiri sangat terkesan dengan komunitas sepeda lipat yang ikut acara ini. Dengan sepeda yang praktis dan mungil, mereka mampu mengikuti semua rute dengan tetap tersenyum ria. Bagi penggemar sepeda merk Polygon Heist tentu rute ini merupakan santapan lezat mereka.
Semua rute bisa dilahap dengan nikmat, baik itu rute jalan tanah, berbatu, berlumpur maupun rute aspal, semuanya dinikmati dengan renyah dan canda. Memang kalau melihat medan acara ini, maka yang paling cocok memang untuk type sepeda model Polygon Heist.
Untuk kali lain mungkin para penggemar sepeda Heist akan tertarik untuk mengadakan acara semacam bagi komunitas mereka. Sama dengan komunitas sepeda lipat (seli), kayaknya mereka tetarik untuk mengulang rute yang semacam rute Gowes blusukan Pajangan.
Salam Gowes.

Gowes Nasmoco Pajangan Bantul
Asik bgt nih gowes. Saya klo di Jogja paling gowes di Towilifet punyanya mas Towil, wisata desa gt. hehehe
SukaDisukai oleh 1 orang
Salam mas @Andi
Mas Towil memang pemandu wisata Jogja yang akrab dengan suasana alam pedesaan.
Salam gowes mas 🙂
SukaSuka