Gowes 47 th KMTS UGM

Minggu yang dinanti-nanti akhirnya tiba juga, komunitas sepeda FT UGM mengadakan acara “Gowes 47 th KMTS UGM”, rutenya cukup menantang, utamanya bagi peserta pemula yang jarang gowes. Istriku dan istri mas Mitrabani dengan penuh semangat ikut memeriahkan acara ini dan cukup menghabiskan energi ketika hampir menyelesaikan etape 1 di jalan Palagan km 9. Mereka akhirnya balik kanan, karena sudah merasa cukup menghabiskan waktu berolah-raga pagi ini.
Memang rute kali ini berbeda dengan rute pada tahun-tahun sebelumnya, yang lebih fokus bersepeda di dalam kota dan mengunjungi tempat-tempat bersejarah bagi FT UGM. Peserta yang didominasi adik-adik mahasiswa, mungkin ingin menunjukkan eksistensi mereka sebagai anak muda yang penuh vitalitas. Merekapun memilih rute yang lebih menantang, tentu saja masih tidak semenantang kalau dibanding rute gowes UGM atau Gamago, yang lebih menguras energi.
Dimulai dari lokasi parkir KMTS FT UGM, peserta diajak berkenalan dengan alumni khusus Teknik Sipil “Yatsigama”. Sambutan secukupnya, acara dilanjut dengan start yang meriah, dengan penembakan pistol start yang pelurunya beraneka ragam warna.
Dalam kesempatan ini Sekjend Yatsigama sempat bercerita tentang program Magang yang diadakan oleh Yatsigama di berbagai proyek air, dari barat sampai timur Indonesia. Aku sebenarnya ingin menambahkan penjelasan tentang program magang bagi mahasiswa yang baru lulus dan belum di wisuda, tapi karena jam sudah menunjukan waktu matahari makin meninggi aku akhirnya mengurungkan niatku.
Aku sendiri saat ini sedang merancang program magang bagi mahasiswa yang ingin berkarir di dunia kontraktor dan dunia jalan tol. Peminat magang di Waskita atau WTR (Waskita Tol Road) akan diberi imbalan magang dan bekerja seperti karyawan yang lain, tentu dengan beban kerja (job load) yang lebih ringan. Beberapa kontraktor BUMN yang lain juga semode dengan Waskita, misalnya Hutama Karya (HK) melakukan hal yang sama, mengadakan program magang ini di bawah pengelolaan Yatsigama.
Begitu bendera start dikibarkan, maka para mahasiswa langsung ngacir dengan sepeda masing-masing. Mereka menyusuri selokan mataram dan lanjut menanjak ke jalan kaliurang, beberapa saat menikmati kemeriahan jalan kaliurang, rombongan selanjutnya berbelok kiri tembus ke jalan Palagan dan regrouping di KM 9. Kulihat sebagian peserta sudah terlihat menyerahkan sepedanya pada tim loading, sementara sebagian peserta lainnya tetap terlihat bersemangat.
Menurutku seksi konsumsi mungkin belum pernah ikut gowes model “fun”, sehingga tidak terlihat menu “wajib” bagi goweser, pisang rebus dan kacang rebus. Menu yang dominan adalah goreng-gorengan yang sering dijumpai pada warung angkringan. Namun ketika kuperhatikan sebagian peserta sangat menikmati jajanan model gorengan, sehingga aku sendiri yang kemudian merasa jadi merasa “beda”.
Usai menikmati gorengan, yang terlihat sangat laris, rute masih berlanjut ke utara, artinya masih akan ditemui jalan tanjakan. Untung hanya sebentar menanjaknya, rute berbelok ke kiri dan tembus ke jalan magelang yang cukup ramai dengan kendaraan bermotor. Begitu bertemu dengan selokan mataram, rombongan berbelok kiri menyusuri selokan mataram.
Regrouping ke dua dilakukan di “mantan kampus teknik sipil” STM Jetis. Bagi alumni angkatan tahun 73 ke atas mungkin ada nostalgia di lokasi ini, tapi bagi anak-anak muda, lokasi ini tidak ada kesan yang mendalam. Hanya beberapa saat berhenti, rombongan melanjutkan ke lokasi Finish di Kampus FT UGM. Aku sendiri ketingggalan lama di lokasi ini, maklum anakku menabung dulu di toilet sekolah.
Saat semua peserta sudah sepi dan tak ada seorangpun panitia 47 th KMTS tinggal di lokasi, anakku muncul dari toilet dan kamipun memutuskan untuk pulang. Ternyata istriku yang tadinya pamit balik kanan dari rute menungguku di lokasi finish. Untung ada FB dan istriku memposting fotonya di arena 47 th KMTS.
Inilah “Gowes 47 th KMTS UGM” yang berbeda dari gowes yang biasa diadakan oleh KMTS, Bravo Teknik Sipil UGM, bravo Yatsigama !