Olah Raga pagi rutin

Apakah nasehat klise dokter setiap selesai MCU (Medical Check Up) rutin ? Biasanya adalah nasehat seputar kolesterol, kegemukan (over weight) ataupun darah tinggi, nasehatnya selalu similar dan normatif “Olah Raga pagi rutin!”.
Itu mungkin jurus sapu jagat yang ada di benak para dokter, sengaja atau tidak sengaja, nasehat itu akan muncul dalam beberapa bentuk kalimat agar tidak terasa rutin di ucapan. Bila tidak ada pertanyaan dari kita, maka proses MCU akan selesai tanpa arah yang jelas. Apalagi untuk pekerja proyek di lapangan, MCU adalah selingan bekerja yang santai dan tetap digaji, tidak dianggap “mangkir kerja”.
Biasanya aku juga malas untuk bertanya, tapi pada MCU beberapa tahun lalu aku tertarik untuk diskusi panjang lebar tentang ucapan “Olah Raga pagi rutin”. Kutanyakan apa sebenarnya yang dokter maksudkan, intinya contoh konkrit yang diharapkan dilakukan oleh pasiennya.
“Olah raga yang rutin itu yang baik di pagi hari”, begitu awal pembicaraan dari Dokterku.
“Bagaimana bentuk olah raganya dok ? Apa main basket atau main bola atau cukup jalan di ruang olah raga saja?”, kataku lebih detail.
“Untuk orang seumuran bapak, sebaiknya fokus terhadap 3 jenis olah raga saja. Lupakan saja olah raga sepakbola, futsal atau semacamnya. Hindari olah raga permainan yang memacu adrenalin dan ada lawannya”
“Kenapa kok dihindari ?”
“Masih ingat Benyamin S ? Aktor serba bisa yang meninggal ketika main bola ? Atau aktor lain yang meninggal ketika main bola di usia senja ?”
“Itu kan karena mereka tidak rutin berlatih main bola dan kemudian terforsir, jadi tidak bisa donk digeneralisir”, kataku mencoba menguji pendapat dokter,
“Hahahaha ….. bapak ini kritis juga ya ?”
“…….”
“Begini saja, saya kasih nasehat saja, silahkan bapak pilih dari 3 olah raga dalam triatlon, mana yang bapak sukai, tinggal lakukan pada paghi hari”
“Ya dok, boleh kritis kan dok ?”
“…….”
“Menurut dokter, dari 3 olah raga, lari, renang dan bersepeda, mana yang lebih baik untuk saya ?”
“Semuanya baik, tingal Olah Raga pagi rutin, pilih salah satu dari tigha atau mau ketiga-tiganya sampai tyercapai berat ideal dan catatan MCU tidak ada tanda bintang”
Aku akhirnya memilih olah raga sepeda sejak itu. Kubeli jam tangan Garmin Forerunner 910 untuk membantu catatan olah raga bersepedaku dan akupun akhirnya mendekati berat idealku. Masih ada sekitar 10 kg lagi yang harus kuturunkan, tapi aku sudah cukup nyaman dengan Olah Raga pagi rutin, sehingga aku mulai lebih santai menghadapi kegemukanku yang makin menipis.
Waktu badan jadi kelebihan lemak, maka banyak kegiatan yang sudah kurasakan sebagai kegiatan pengganggu kenyamananku. Memotong kuku kaki saja terasa sangat susah dan butuh satu orang untuk memotong kukuku. Sekarang meski tidak semudah ketika aku langsing, tapi aku sudah mampu menggunting sendiri.
Tahun berlalu, aku kembali menanyakan perbedaan dari 3 olah raga triatlon, karena aku sudah mulai merasa perlu variasi dari olah raga rutinku. Meskipun bersepeda masih tetap menyenangkan, tapi kulihat teman-temanku sudah mulai menambah kegiatannya dengan berenang dan berjalan cepat atau berlari.
“Jadi mas Eko masih penasaran dengan jenis olah raga yang cocok untuk olah raga rutin di pagi hari ?”, kata seorang temanku yang kulihat punya masalah dengan kesehatannya.
“Kenapa prof memilih bersepeda dibanding yang lain untuk menjaga kebugaran ?”
“Gampang saja mas Eko, waktu saya berenang tidak bisa ngobrol seperti saat ini saat kita bisa guyon sambil bersepeda”
“Kenapa tidak memilih berlari atau jalan santai ?”
“Jalan juga pernah kucoba, tetapi kata dokter tempurung kakiku tidak mendukung untuk olah raga memakai kaki”
“Klir” sudah, akupun mulai aktif berjalan kaki setiap minggu sebagai selingan bersepeda. Yang penting lebih dari 30 menit, jenis olah raganya boleh apa saja. Menjelang puasa aku mulai mencanangkan untuk lebih aktif berjalan kaki. Olah Raga pagi rutin yang paling cocok di bulan puasa bagiku adalah jalan kaki.
Ping-balik: 3 tips gowes bulan puasa | Blogger Goweser Jogja