Runner dan Goweser kota

Bulan puasa identik dengan bulan penuh rahmat dan barokah. Kegiatan olah raga dikurangi dan sebagai penyeimbang diperbanyak kegiatan ibadah, mencari rahmat dan barokah bulan puasa. Para goweser sebagian besar mengurangi kegiatan gowesnya, bahkan ada yang sampai tidak bersepeda selama sebulan penuh. Meski demikian, beberapa penggiat gowes ternyata tetap saja melakukan kegiatan gowesnya, bahkan menjelang lebaran mereka sudah punya agenda mudik dengan sepedanya. Diantara beberapa goweser yang tetap mengayuh sepedanya di bulan puasa, ada yang sudah melakukannya selama bertahun-tahun dan ada yang baru beberapa tahun tetap bersepeda di bulan puasa, Kopdar Jogja Gowes contohnya, mereka terdiri dari bermacam-macam komunitas dengan berbagai pengalaman tersendiri dalam bersepeda di bulan puasa. Kali ini aku mencoba menulis 3 tips gowes bulan puasa, sebagai ajakan agar gowes tetap dijalankan secara normal dalam bulan puasa.

Tentu saja tips gowes ini sebenarnya sudah kita lakukan saat bulan puasa sebelumnya, hanya saja aku ingin menyegarkan ingatan kita kalau terlupa saja. Mari kita baca sama-sama dan berikan masukan jika ada yang kurang atau berlebih, pembaca tentu akan berterima kasih pada anda.

1. Gowes cukup 30 menit minimal.
2. Pilih waktu yang cocok
3. Lakukan olah raga bersama teman

Gowes cukup 30 menit minimal.

Dalam berolah raga, apa saja bentuknya, disarankan minimal dilakukan secara menerus tanpa henti selama 30 menit. Menurut dr Andi Kurniawan, SpKO, Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang minimal 30 menit setiap hari atau 150 menit per minggu secara teratur dapat menurunkan risiko berbagai macam penyakit tidak menular dan risiko kematian dini akibat penyakit kronis.

Kuncinya adalah angka 30 menit dan kegiatan teratur, jadi kalau kurang dari 30 menit akan kurang bermanfaat, kalau lebih dari 30 menit asalkan tidak sampai membatalkan puasa tentu akan lebih baik hasilnya. Keteraturan dalam berolah raga juga menjadi catatan tersendiri. Kalau kegiatan olah raga dilakukan hanya sekali setiap bulan tentu manfaatnya berbeda dengan dilakukan 3 hari dalam seminggu atau 5 hari dalam seminggu.

Pilih waktu yang cocok

Kegiatan olah raga lari di siang hari bolong di bulan puasa tentu bukan pilihan tepat. Umumnya para ahli kesehatan menganjurkan olah raga pagi hari atau sore hari menjelang berbuka puasa. Olah raga pagi hari membiasakan kita bangun pagi dan membuat kegiatan dilakukan saat jasmani dan rokhani kita dalam keadaan fresh. Kegiatan pagi hari juga akan sangat baik untuk menjaga berat badan agar tetap ada dalam berat ideal, jadi cocok untuk yang terbiasa diet agar tetap sehat dengan dietnya. Tanpa olah raga diet terasa hanya suatu kesia-siaan, akan banyak pengaruhnya kalau tetap diet dan tetap berolah raga di pagi hari.

Olah raga menjelang berbuka juga kondisi yang ideal, karena pada waktu itu kondisi otot sudah dapat dipakai untuk aktifitas fisik secara maksimal. Dengan mengayuh sepeda pada kecepatan maksimal dibutuhkan banyak energi dan asupan energi dapat diberikan ketika kumandang adzan sudah terdengar.

Lakukan olah raga bersama teman

Bersepeda sendirian tentu asyik, tapi khusus di bulan puasa cobalah untuk bersepeda bersama teman-teman. Ciptakan suasana riang dan teduh dalam setiap obrolan, maka olah raga menjadi menentramkan jasmani dan rohani. Tersenyumlah selagi banyak orang di sekeliling kita, tersenyum dengan ikhlas untuk semua teman kita akan membuat ratusan otot muka kita menjadi tidak kaku dan membuat hati tergerak untuk mekar.

Inilah 3 tips gowes bulan puasa yang kubuat berdasar bacaan di internet maupun dari teman ahli kesehatan yang bertebaran di sekitarku. Kadang ahli kesehatan lebih “merasa ahli” dibanding ahli gizi, bukan dokter sering “merasa lebih ahli” dibanding dokter beneran. Inilah contoh dari tulisan yang penulisnya “merasa lebih ahli” dibanding dokter ahli. Jadi bermurah hatilah para ahli kesehatan untuk memberi masukan untuk pembaca blog ini.